Penjual kangkung Itu sungguh memberiku inspirasi


“ Kangkuuuung. Kangkung”. “ Kangkuuuung. Kangkung”. Sudah lama saya belum mendengar lagi suara itu. Rasanya akau kangen mendengar suaranya. Mudah-mudah tidak ada kejadian buruk yang menimpa dirinya. Setelah lama tidak ketemu ingin rasanya berkunjung kerumahnya. Tetapi dimana ya?. Namun saya beruntung sempat mengambil fotonya.


Ya. Suara itu adalah suara dari seorang lelaki tua penjual kangkung. Setiap kali saya mendengar suara itu saya mesti keluar untuk menengoknya. Setiap kali melihat beliau pikiranku menjadi campur aduk. Antara kagum dan terharu. Kagum karena orang yang sudah setua itu masih mau menyusuri jalan yang cukup jauh untuk berjualan kangkung. Sementara kita lihat banyak orang yang masih muda berbadan kekar, namun hanya menadahkan tangan meminta-minta. Sungguh saya sangat kagum pada beliau.


Disisi yang lain aku juga merasa kasihan dan trenyuh. Bagaimana tidak ketika saya menghentikan beliau untuk membeli kankungnya, ketika mau mengambil daganganya tangannya gemetaran. Rasanya ingin menangis saja.

Saya membayangkan bagaimana jika saya yang memerankan peran orang tua itu. Sanggupkah aku? Karena bukankah duania ini hanya sandiwara. Kita akan memerankan apa yang kita pilih. Dan jika kita tidak sanggup memilih maka alamlah yang akan memilihkan peran untuk kita. Saya belum sempat bertanya tetang kisah masa muda orang tua ini. Karena itu saya tidak tahu apakah peran yang beliau ambil ini merupakah pilihan alam atau pilihannya sendiri. Namun jika setiap orang ditanya bukankah mereka tidak mau memerankan peran yang seperti itu?. Tetapi faktanya banyak oaring berperan seperti itu karena mereka tidak ada pilihan lain.


Sampai saat ini, saya bersyukur saya masih sanggup memilih peran yang saya mainkan. Memang tidak gampang memilih peran yang menjadi pilihan kita sendiri. Kita harus berani bersaing dan sanggup membayar apa yang menjadi persyaratannya.

Tetapi rasa kawatir, tentang hari tua dan hidup setelah mati masih tetap menghantuiku. Bagaimana tidak saya juga mengenal orang yang masa mudanya sangat berhasil, mempunyai jabatan menjadi manager sebuah perusahaan multi nasional, mempunyai usaha sendiri, mobil bagus, rumah besar. Namun diusia tuanya beliau hidup dirumah kontrakan yang sempit.Sungguh hidup ini tiada yang tahu apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.


Karena itu saya tidak mengenal lelah, untuk bekerja, belajar dan beramal agar impianku yang utama hidup mulia dan atau mati sahid bisa tercapai. Setiap selesai solat subuh doa saya, selalu kupanjatkan” Ya Allah, hambamu ini tidak kuat menderita. Hambamu ini tidak kuat menahan siksa. Jangankan mendapat siksaMu yang paling ringan di neraka kelak, baru Engkau beri rasa sakit perut saja rasanya akau sudah tidak nyaman. Karena itu tetapkanlah aku berada dijalanMu. Bimbinglah aku dalam setiap langkahku. Berilah aku hidayahmu sehingga akau mampu melihat mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang halal dan mana yang haram. Berilah aku kekuatan agar mampu mengerjakan perintahMu dan meninggalkan laranganMu. Ya Allah, jangan engkau ambil nyawaku sebelum engkau akat derajatku, Engkau muliakan diriku. Ya Allah jangan Engkau jabut nyawaku sebelum engkau tetapkan pahala sahid sebagai akhir hidupku"

0 comments:

Posting Komentar