Hati-hati terhadap pertumbuhan Bisnis yang Cepat

Minggu kemarin tepatnya tgl. 17 Januari 2010 merupakan pertemuaan pertama dari MMC1di, Cikarang di tahun 2010. Walaupun tidak dihadiri oleh seluruh anggota acaranya pun cukup menarik dan lebih mendalam. Karena masing-masing orang mempunyai jatah waktu yang lebih panjang untuk dapat syaring.

Ada satu hal yang menarik dalam pertemuan tersebut, yaitu semangat ingin maju yang ditunjukkan oleh pak Ruwi, si empunya JM Musik. Lalu beliau mengungkapkan agenda yang akan dilakukan di tahun 2010. agenda tersebut antara lain : mengikuti pameran waralaba mewakili TDA Bekasi, membuat web dengan dana yang cukup lumayan dan mau pindah tempat dari tempat yang semula ke tempat yang lebih strategis.
Semua rencana tersebut merupakan saran dari teman-teman TDA bekasi. Lalu dengan tanpa "piker panjang"( menurut hemat saya), pak Ruwi langsung menyetujuinya(menggunakan prinsip, oke dulu baru dipikir kemudian).

Sebagai orang yang menganut prinsip pengetatat pengeluar selama masih bisa diganti dengan kerja keras, saya menjadi kawatir, apa yang akan terjadi dimasa mendatang, jika pak Ruwi benar-benar melakukan apa yang menjadi saran teman-teman TDA. Akhirnya jadilah saya orang yang banyak berkomentar negatip terhadap rencana tersebut. Sebenarnya saya tidak enak untuk mengutarakannya. Namun saya pikir, apa yang saya sarankan toh bisa dijadikan “cara lain” agar usaha pak Ruwi maju, namun tidak menimbulkan masalah keuangan dikemudian hari.

Perlu diketahui, usaha pak Ruwi adalah sekolah musik, didukung dengan jualan dan rental alat musik. Agar usaha bisa berkembang dengan baik dan cepat, memang perlu diwaralabakan. Namun mewaralaba usaha itu tidak gampang jika ingin waralaba kita berumur panjang. System yang ada harus telah teruji bekerja dengan baik dan mesti ada sesuatu yang “unik dan rahasia”. Tanpa 2 hal tersebut usaha tidak bisa berjalan dengan baik dan maksimal. Suatu waralaba yang tidak mempunyai keunikan dan rahasia, akan mudah diputuskan oleh mitra usaha. Mereka berpikir” untuk apa membayar fee jika ternyata waralaba tersebut tidak membantu pertumbuhan usaha dan tidak memiliki nilai tambah?” Selain keunikan dan rahasia ada nilai tambah yang tidak kalah pentingnya yaitu nama yang popular atau diketahui masyarakat luas. Misalnya sekolah musik Yamaha atau Purwacaraka. Mendengar kata Yamaha dan Purwacaraka asumsi masyarakat terbayang pada musik yang berkualitas.

Saya teringat seorang teman yang mempunyai usaha toko mainan. Karena beliau seorang mentor dari sebuah pelatihan wirausaha, beliau mempunyai kesempatan mempromosikan usahanya ke peserta pelatihan. Ibarat mancing dikolam yang ikannya kelaparan, maka usaha toko teman tersebut berkembang menjadi 30 toko dalam kurun kurang dari 2 tahun. Sungguh luar biasa. Namun apa yang terjadi menginjak tahun ke 3 usahanya rontok, semua patner memisahkan diri. Kenapa bisa demikian? Karena system manajemennya tidak dipersiapkan dengan baik.

Dengan denikian, sebelum suatu usaha diwaralabakan perlu diadakan persiapan yang matang. Pertama yang perlu dipersiapkan adalah membuat system manajemen. System yang dibuat ini harus teruji dan terbukti berjalan dengan baik. Agar bukti lebih meyakinkan perlu membuat minmal satu cabang dan pengelolaanya diserahkan orang lain. Kenapa demikian, karena kita ingin tahu apakah usaha itu bisa berjalan tanpa kita terlibat didalamnya. Kenapa demikian? Jangan-jangan usaha kita berjalan karena usaha keras kita, bukan karena system yang baik.

Langkah selanjutnya adalah menemukan keunikan dari usaha yang akan diwaralabakan. Waralaba yang ada mesti mempunyai keunikan dibandingkan pesaing. Pertanyaan yang mesti dijawab adalah “Kenapa saya mesti mengambil waralaba anda?. Kenapa saya mesti sekolah musik ditempat anda?”

Langkah yang terakhir adalah mempromosikan agar usaha dan keunikan yang dimiliki dikenal oleh masyarakat luas. Sehingga masyarakat kenal dengan baik tentang waralaba kita. Kemudian mereka akan merasa rugi, dan bodoh apabila tidak memilih sekolah musik kita.

Ketiga langkah diatas semuanya memerlukan biaya yang tidak banyak. Namun tidak mustahil kita dapat melakukan ketiga langkah diatas dengan biaya yang rendah diikuti dengan usaha yang keras. Hampir semua perusahaan yang berhasil awalnya didirikan dengan sedikit modal ditambah kerja keras dan semangat terus belajar. Kenapa demikian? Karena tenaga dan waktu yang kita miliki tidak perlu beli. Sementara jika kita menggunakan uang untuk kemajuan usaha, kita mesti memiliki uang yang cukup. Dan yang lebih menarik lagi kita mempunyai sikap berhemat dan bekerja keras. Suatu sikap yang mesti dimiliki semua orang yang ingin sukses dalam bidang apapun.

Biasanya yang banyak menyerap biaya adalah pada langkah membuat system dan promosi. Tetapi dalam era sekarang ini, rasanya akan lebih mudah menekan biaya 2 hal tersebut diatas. Sebagai contoh, saya tidak pernah beriklan lewat buku kuning atau yang lain. Saya juga membuat sendiri web PT Alfa Fikrindo Utama. Memang cukup sederhana, namun sudah menghasilkan milyaran rupiah. Sebenarnya saya tidak paham terhadap computer, tetapi karena memiliki semangat belajar dan kerja keras web bisa saya buat dalam kurun waktu kurang dari satu bulan disela-sela kesibukan saya. Dengan biaya tidak lebih dari Rp.500.000,- termasuk beli nama Domain dan bayar sewanya. Sebenranya saya sanggup dan mampu membayar orang tetapi saya tidak mau melakukannya karena saya ingin bisa. Jika suatu saat ada perubahan atau membuat web untuk keperluan lain saya bisa melakukannya sendiri. Ketika membuat system diperusahaanpun saya lebih suka membuat dan belajar sendiri. Saya yang tahu masalahnya, mungkin saya orang yang tepat untuk membuatnya. Tentu saya tidak melupakan untuk konsultasi dengan pengusaha lain atau para ahli.

Ketika perusahaan anda sudan berjalan dan tumbuh, bukan berarti akan selamanya demikian. suatu saat akan pasang dan surut. disamping itu ketika perusahaan dalam keadaan sehat, banyak pemilik perusahaan kadang terlena menjadi boros didalam menggunakan uangnya. Mungkin mereka mengeluarkan uang demi kemajuan perusahaan tetapi, jika tidak hati-hati bisa saja anda terjebak dalam sikap konsumtip. Ini yang bahaya, dan kenapa banyak perusahaan gulung tikar sikap ini sebagai penyebabnya.

Semoga bermanfaat.
See you in the top.

0 comments:

Posting Komentar