Apa yang anda tahu penentu nasibmu

Sering saya bertanya dalam diri sendiri, “ Kenapa ada orang yang menjadi tukang Ojek, Pemulung, Guru, Anggota Dewan, Menteri bahkan Presiden?” Lalu saya bertanya pada diri sendiri, “ Kenapa kamu menjadi pengusaha,. Kenapa kamu bersusah payah mau menulis, padahal kamu bukan seorang penulis dan tidak mempunyai banyak waktu senggang?”
“Saya mau menjadi pengusaha karena saya ingin kaya. Saya tahu seorang pengusaha itu dibukakan banyak pintu rezeki. Karena itu jika saya menjadi pengusaha kemungkinan saya menjadi kaya raya akan mudah tercapai. Dan apabila saya sudah mempunyai banyak uang , saya akan mendirikan pesantren yang bisa saya jadikan amal jariah.”

“Saya mau bersusah payah menulis, karena saya ingin menularkan ke banyak orang ilmu yang telah saya miliki selama ini. Dan muaranya juga amal jariah. Karena hidupku pendek, sementara aku ingin masuk surga selama-lamnya, tentu bekal yang dibutuhkan untuk membayar semua itu juga besar. Karena itu saya harus kerja keras dan cerdas, sehingga nilai waktu saya berlipat. Walau saya sudah meninggal kebaikan dan pahala masih tetap didapat”

Bukankah menjadi seorang pengusaha itu resikonya tinggi? Kenapa kamu mau melakukannya juga? Bahkan istrimu sendiri pernah mengungkapkan nada keberatan, “ Katanya menjadi pengusaha biar banyak waktu luang, tapi mana?. Dulu ketika masih bekerja di tempat orang, berangkat pukul 7.00 dan pulang pukul 17.30 . Tetapi kini setelah menjadi pengusaha, malah sering pulang malam.”

Lalu hati saya kembali bertanya, “ Kenapa orang mau menjadi pengemis dan pemulung?” “Mungkin yang mereka tahu dan yang bisa mereka lakukan didalam mencari nafkah itu, ya menjadi pengemis atau pemulung. Contohnya kamu sendiri kenapa kamu tidak mau menjadi anggota dewan saja. Bukankah itu jabatan yang keren, dihormati orang dan juga sebagai tempat yang basah ?”

Lantas kenapa orang mau menjadi tukang ojek atau pemulung. “ yaitu tadi yang mereka tahu dan mau untuk mencari rizki itu, ya menjadi tukang ojek atau pemulung. Mereka tahu ada cara lain dalam mendapatkan rezki, tetapi mereka tidak mau melakukannya atau tepatnya tidak kuasa melakukannya.. Karena mereka tidak tahu caranya. Saya jadi teringat tentang kegagalan saya jadi tukang ojek.”

Ooooo jadi begitu ya. Apa yang kita lakukan adalah apa yang kita tahu. Makanya saya dulu pingin jualan mie ayam dan bakso, karena kenalan saya jualan mie ayam dan bakso. Dan kini setelah aku tahu cara menjual dan membuat heater, aku jadi jualan heater. Mungkin jika aku tahu cara membuat dan jualan semen, wah saya bisa mempunyai pabrik semen dong?”

Luar biasa, memang tepat sekali Allah meneurunkan wahyu pertamanya, dengan menyuruh kita membaca dan NabiNya menyuruh kita bersilaturahmu. Dua aktivitas itu adalah sumber ilmu dan akan memudahkan rizki, jika kita menyadarinya. Lo kok pakai istilah menyadari segala. Memangnya ketika membaca dan bersilaturahmi ada yang tidak menyadarinya?
Oh banyak.
Coba bayangkan dan pikirkan apa yang diperoleh oleh orang yang belajar tetapi tidak diterapkannya. Apa yang diperoleh ketika waktunya dihabiskan untuk nonton TV. Apa yang diperoleh ketika dia bersilaturahmu, namun tidak berusaha mengambil manfaat dan ilmu dari orang yang ditemuai tadi. Bukankah acara reuni teman sekelas, atau keluarga hanya dihabiskan untuk mengobrol sesuatu yang tidak bermanfaat?

Ooooh ya benar juga ya. So jika ingin hidup kita berubah, ekonomi dan karier kita meningkat. Kita mesti terus belajar, menembah ilmu dan wawasan, lewat membaca buku, majalah, Koran dan berkunjung ke teman atau orang-orang sukses untuk diambil pelajaran lalu dipraktekkan.

Semoga bermanfaat.
See in the top

0 comments:

Posting Komentar