Film Kehidupan

Selesai sholat subuh berjamaah di Masjid, saya menyempatkan diri membaca buku Ryadhus Sholihin. Ada sebuah hadist yang membuat hatiku bergetar, “Hei Abu bakar jika kamu membuat mereka murka, itu artinya kamu mengundang kemarahan Allah”. Hadist tersebut menceritakan tentang komentar Abu bakar, terhadap sahabat yang lain di sebuah pertemuan. Kemudian Abu bakar beranjak pergi, dan menanyakan kejadian yang barusan beliau alami kepada Rasullullah. Lalu Rasul berkata yang kurang lebih demikian “ Hei Abu Bakar jika kamu membuat mereka jengkel, itu artinya membuat Allah murka” .

Deg, hatiku bergetar. Pikiranku melayang ke beberapa kejadian yang saya alami, dimana saya masih sering membuat orang lain jengkel atau marah. Ya Allah saya telah banyak melakukan kesalahan yang mengundang kemurkaanMu. Karena itu saya bermohon kepadaMu,ampunkanlah dosa dan kesalahanku. Kemudian bimbinglah dan berikan kekuatan kepadaku agar saya dapat terhindar dari kesalahan dan dosa.


Kemudian saya membayangkan seakan apa yang saya alami, merupakan episode –episode dari sebuah filem atau sinetron. Semua pemain harus tunduk pada ketentuan sang sutradara. Jika sutradara ingin menampilkan sebuah tema kesabaran, maka sang pelaku utama harus rela mengalami berbagai macam cobaan, rintangan maupun halangan. Sang pelaku utama tidak boleh merasa gusar, sedih apalagi marah terhadap perlakuan lawan mainnya yang mendatangkan berbagai macam perlakuan yang tidak menyenangkan. Karena jika sang pelaku utama merasa gusar, sedih dan marah, maka predikat sabar, dan tabah tidak akan melekat padanya.

Namun jika sang pelaku utama mampu menampilkan kesabaran dan ketabahan dengan baik, dia akan mendapatkan sanjungan dan pujian. Bahkan dia akan mendapatkan piala citra.

Seperti itulah gambaran kehidupan di dunia ini. Setiap diri adalah pelaku utama dari sebuah film yang menceritakan tentang kehidupannya. Sedangkan sang sutradara adalah Allah SWT. Sang Sutradara berkeinginan kita sebagai pemeran utama dari sebuah lakon kehidupan, menjadi seorang bintang yang akan mendapatkan piala citra. Karena itu Allah memberikan berbagai macam adegan –adegan, yang dapat melatih kita menjadi pemain yang handal. Terkadang adegan-adegan itu diualngi sampai beberapa kali. karena sang sutradara menganggap adegan yang dilakukan belum pas. Sang sutradara menginginkan anda menjadi bintang.

Jadi apapun yang menimpa kita, baik itu kemalangan, cacian, hinaan, kemudahan, keberuntungan dan pujian semua itu adalah merupakan episode-episode kehidupan yang berguna untuk menjadikan anda menjadi sang bintang.

Jika kita belum berhasil memerankan dengan baik, maka episode itu akan terus diulang walaupun dengan stting berbeda namun hakekatnya sama. Sehingga kita bisa memerankannya dengan baik dan benar seperti yang diharapkan sang sutradara.

Sebagai contoh umpamanya, mengenai tanggapan dari blog saya ini. Ada sebagaian teman, memuji dan menyemangati saya untuk terus menulis, karena tulisan saya dianggap bermanfaat. Episode ini membuat hati saya sedikit tersanjung dan terus berupaya sekuat tenaga untuk terus menulis. Selain itu saya berusaha menata hati agar tidak besar kepala sehingga tidak salah niat. Karena niat saya semula adalah agar tulisan saya bisa menjadi amal jariah.

Disisi lain saya mendapatkan cemoohan, omelan , tuduhan, caci maki dan hinaan. Adegan ini seakan Allah ingin mementaskan adegan kesabaran terhadap diri saya. Allah ingin mengetahui reaksi saya. Allah ingin mengetahui sikap saya. Apa yang akan saya lakukan jika mendapatkan adegan semacam itu. Apakah saya akan marah, balas mengumpat dan membeci pelaku penghinaan. Apakah dengan adegan itu saya akan menjadi sedih, kecewa lalu berhenti menulis dan tidak bisa tidur?

Jika peran yang saya mainkan belum sesuai dengan apa yang diharapkan Allah tentu, pelaku pencaci dan penghina tersebut akan terus bekerja , karena dia memerankan itu atas ijin Allah. Sebagaimana setan diijinkan Allah untuk menggoda manusia. Mereka. akan berhenti ketika saya dianggap telah memerankan yang terbaik, saat menghadapi cacian ,makian, tuduhan dan hinaan. Jika peran yang saya mainkan sudah cukup baik maka akan datang lagi cacian yang lebih besar. Adegan ini akan terus terjadi barangkali sampai episode film kehidupan saya berakhir.

Pada hakekatnya kejadian dalam berbisnispun juga sama, kesulitan dan rintangan, akan tetap menghadang. Makin besar sekala bisnis anda, akan semakin besar pula halangan dan rintangannya.

Jika demikan kenapa kita mesti resah dan gelisah. Karena kehidupan ini adalah ujian. Bukankah kita mestinya mengucapkan terima kasih kepada orang yang mengahadang, menghina dan mencaci kita. Karena pada dasarnya mereka telah mengantarkan kita sebagai bintang.

Walaupun kita telah menyadari bahwa apapun yang terjadi pada diri kita baik ataupun buruk semuanya adalah ujian. namun kita masih saja terlena dan luka. Karena itulah kita selalu bermohon kepada Allah, semoga diberikan kekuatan dan kesabaran didalam menjalani kehidupan ini. sehingga kita bisa selamat dari tipu daya kehidupan ini.
Semoga Bermanfaat,
See you at the top

0 comments:

Posting Komentar