Bangkit dari Keterpurukan

Pagi ini hati saya berbunga-bunga saat membuka ada email dari customer yang sudah lama saya harapkan. “Mudah-mudahan ini langkah awal yang baik untuk bisa mensuplay barang ke perusahaan tersebut.” Kataku dalam hati.
Maklum, ini adalah perusahaan besar dan jika bisa mensuplay ke Perusahaan tersebut tentu kami akan mendapatkan banyak order. Selama ini perusahaan tersebut dikuasai oleh 2 pesaing . saya mendengar sumber dari dalam, saya akan mengalami kesulitan jika ingin masuk . Karena cengkeraman pesaing sudah menggurita dan sangat kuat.


Sebenarnya kami telah berhubungan sebelumnya dan sempat terjadi banyak transaksi, namun entah apa sebabnya barang kami dianggap mudah rusak dan tidak tahan lama dibandingkan pesaing. Padahal bahan yang digunakan berasal dari sumber yang sama.

Untuk meyakinkan mereka, saya meminta untuk menyandingkan barang saya dengan pesaing. Persis sama. Memang sama, karena saya tahu sumbernya berasal dari tempat yang sama.

Sempat saya agak jengkel, sehingga menganggap ada permainan di dalam. Karena saya mendengar harga barang pesaing jauh lebih mahal dari barang saya. Namun mereka tidak bisa menerima dan sempat terjadi ketegangan. Akhirnya saya minta maaf dan kami berjanji akan mengganti jika kesalahan ada dipihak kami.

Hari ini saya mendapat permintaan harga dari orang yang belum pernah saya kenal sebelumnya. Saya berpikir, dia mungkin bagian pembelian baru. Karena itu saya bersemangat dan bergembira. “Semoga hal yang sama terjadi disini”. Gumamku dalam hati. Beberapa minggu yang lalu saya berhasil masuk kembali di sebuah perusahaan, yang sempat terhenti akibat bagian pembeliannya minta komisi.

Namun setelah bertemu dengan orang yang mengundang saya tersebut, hatiku jadi hancur, sedih dan marah. Ternyata apa yang dia lakukan lebih gila dari orang-orang lama. Sekilas dia cukup bersahabat, dan halus perkataannya.Tetapi ketika berbicara, kata-katanya cukup memerahkan telinga. Dia cuek dan tidak mau menerima keberatan orang lain. Dia hanya mementingkan kemauannya sendiri. Mungkin dia merasa sebagai orang hebat, Manager. Rasanya baru kali ini saya mendapatkan pengalaman seperti ini, selama menjadi sales lebih dari 15 tahun.

“Ya Allah, apa yang saya alami hari ini sudah merupakan ketentuan dariMu. Saya terima. Saya menyadari ketentuan apapun yang berasal dari Engkau adalah suatu kebaikan. Walaupun saat ini saya masih belum mampu mengambil pelajaran dari peristiwa ini.Ya Allah, saat ini kejadian itu rasanya sangat menyakitkan. Karena saya belum mengetahui rahasia apa dibalik peristiwa ini. Saya yakin kejadian tersebut merupakan cara Engkau mengajar kami. Tetapi hambamu yang bodoh ini belum mampu mengambil hikmah dari peristiwa ini. Tolonglah ya Allah, ajarilah kami. berilah kami kemampuan agar dapat mengambil hikmah dari peristiwa ini.” kataku dalam hati untuk meredakan kesedihan dan kemarahan.

Alhamdulillah, setelah berdoa seperti diatas, kesedihan dan kemarahan yang saya alami berangsur-angsur berkurang. Jika tadi saya berpendapat, Perusahaan ini orang-orangya brengsek. Buat apa bekerja sama dengan mereka. Masih banyak perusahaan lain yang mau diajak bekerja sama. Lupakan saja mereka.

Namun kini telah berubah, ini adalah tantangan. Jika saya bersikap patah semangat untuk memasukkan perusahaan tersebut menjadi salah satu target customer, saya kawatir sikap serupa akan saya lakukan jika menghadapi masalah yang sama. ini suatu sikap yang kurang baik. Saya yakin, kesedihan, penghinaan dan pelecehan bukan menimpa saya saja. Tetapi kejadian seperti ini akan menimpa kepada semua orang yang terus ingin maju.

Doa tersebut mampu merubah kesedihan, kebencian dan kemarahan menjadi semangat yang membara untuk melakukan penaklukan. Perusahaan ini memang sulit untuk ditaklukkan. Namun saya percaya jika saya mampu menaklukkan mereka, tentu mereka akan menjadi tawanan yang baik. Sebagaimana mereka telah ditawan oleh pesaing saya.


Semoga bermanfaat
See you at the top

0 comments:

Posting Komentar