Tersesat Jalan

Kemarin malam saya kedatangan taman dari Semarang. Di pagi harinya sang tamu saya ajak berkeliling melihat tempat usaha saya, PT Alfa Fikrindo Utama. Kemudian kira-kira pukul 8 pagi setelah menikmati sarapan nasi Gudek di pasar Fesifal Cikarang Baru, sang tamu mohon pamit. Karena saya mesti pergi ke Jakarta bertemu dengan beberapa teman di Mall Taman Angrek yang akan membicarakan mengenai Investasi.

Sebenarnya saya sudah menawari sang tamu, untuk bareng ke Jakarta, karena saya takut mereka akan tersesat. Namun nampaknya sang tamu tidak ingin mengganggu saya karena waktu saya sudah sangat terbatas.


Setelah mandi dan berpakaian saya langsung berangkat ke Jakarta, karena teman-teman sudah datang semua. Setelah beberapa saat berjalan, saya menelpon teman dari Semarang tersebut, karena takut mereka tersesat. Benar ternyata mereka tersesat.

“Gak sabarin Sih, Coba kalau mau nunggu saya, anda tidak akan tersesat” kataku dalam telepon.
“iya- iya. Tapi gak apa-apa, pak sambil cari pengalaman” Jawabnya
“itu, benar. Kita bisa mencari pengalaman. Jika waktu anda banyak kejadian seperti ini tidak menjadi masalah. Tetapi jika waktu anda sempit atau terbatas tentu akan menjadi masalah. Anda belum sampai tempat, sementara waktu yang tersedia telah habis”

Kejadian teman yang tersesat tersebut, memberikan pelajaran yang amat penting. Batapa banyak diantara kita yang mengalami tersesat jalan. Dan yang lebih parah lagi kita tidak sadar atau tidak tahu bahwa kita telah tersesat. Bahkan kita merasa benar-benar yakin bahwa jalan atau cara yang kita tempuh adalah cara yang benar.

Sebagai contoh misalnya, teman saya yang dari semarang tersebut adalah seoranng yang ahli dibidang keramik. Beliau ahli dalam segala hal tentang keramik. Beliau bisa membuat oven keramik, membuat burnernya dan paham benar terhadap campuran dan proses tentang keramik. Andaikan saja beliau diberi modal dan disuruh membuat pabrik keramik, maka beliu dapat melakukannya dengan baik. Karena itu perusahaan tempat belaiu bekerja sangat mebutuhkan tenaga dan pikirannya. Keadaan ini membuat beliau puas dengan apa yang ada selama ini. Apalagi istrinya juga pernah mengatakan” Mas, ingat lo, ada banyak orang yang hidupnya bergantung dengan anda.(Maksdunya bawahan-bawahan beliau)”. Dengan demikian beliau yakin telah berada dijalan yang benar.

Namun bagi saya, sebenarnya beliau sedang tersesat jalan. Lo kok?. Ya , jika beliau ahli dibidang keramik, kenapa beliau tidak berusaha sendiri atau menularkan ilmunya kepada orang lain, mungkin dengan menulis buku atau mengajar?.Padahal ilmu ini jarang dimiliki olehorang lain. Sehingga waktu, tenaga, pengetahuan dan pengalamannya lebih bermanfaat bagi orang banyak..

Kemudian jika beliau mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap”kelangsungan hidup” para bawahannya, mestinya beliau menularkan ilmunya kepada bawahannya sehingga mereka bisa mengikuti jejaknya dan menggantikan posisinya. Lalu beliau bisa menggunakan ilmu dan pengalamannya untuk berwirausaha. Beliau bisa lebih bermanfaat, perusahaan yang ditinggal masih tetap berjalan dan orang dibawahannya bisa naik pangkat menduduki jabatan yang ditinggalkannya. Seandainya beliau tetap tinggal sebagai karyawan tentu, bawahannya tidak akan bisa naik pangkat. karena bukankah bawahan akan naik pangkat jika, atasannya naik pangkat atau pergi ke tempat yang lain.

Contoh yang lain, adalah mengenai kehidupan beragama. Seorang pemeluk agama tentu merasa yakin agama yang dipeluknya adalah benar dan mampu mengantarkannya ke surge yang dijanjikannya. Tetapi masalahnya adalah agama di Dunia ini banyak. Di Indonesia saja lebih dari 5. Apakah berarti semua agama benar, lalu semuanya akan mengantarkan umatnya masuk surga?. Padahal semua agama mengklain hanya jalannyalah yang benar yang mampu memasukan umatnya ke surga. Kristen mengklaim, hanya lewat Yesus lah, manusia baru akan selamat. Sementara Islam juga mengklaim, hanya melalui Islamlah keselamatn itu bisa diraih. Berarti disini menunjukkan bahwa sebenarnya hanya ada satu jalan yang dapat menyampaikan manusia masuk surga.

Lalu apakah karena anda yakin terhadap suatu agama lantas anda akan selamat dan masuk surga? Tidak. Sekali lagi tidak. Keyakinan anda tidak akan mempengaruhi jalan yang anda lalui. Walaupun anda yakin seyakin-yakinnya bahwa jalan (agama) yang anda tempuh itu benar, tetapi jika pada dasarnya jalan(agama) itu salah. Anda tidak akan sampai ke Surga.

Berarti tugas kita adalah mencari dan terus mencari jalan yang benar yang mampu mengantarkan kepada apa yang kita inginkan. Kita harus sering bertanya, agar langkah perjalanan kita mendapat bimbingannya sehingga kita tidak tersesat jalan. Namun anda jangan sembarang tanya kepada sembarang orang, anda harus bertanya kepada ahlinya. Jika ahlinya banyak, maka sempatkahlah untuk bertanya kepada semuanya sebagai bahan perbandingan, siapa tahu diantara mereka ada yang mempunyai jalan yang lebih baik, lebih praktis, lebih cepat dan lebih benar. Sehingga anda benar-benar berada dijalan yang benar.


Semoga bermanfaat.
See you at the top

0 comments:

Posting Komentar