Usaha jalan pemiliknya jalan jalan

Ada beberapa pendapat yang beredar dimasyarakat, yang nampaknya benar, namun sebenarnya membelenggu mereka untuk maju dan berkembang.
Beberapa pendapat yang sempat saya rekam antara lain adalah;

Hidup hanya sekali karena itu harus dinikmati.
Memang benar hidup di dunia hanya sekali, justru itu mestinya kita berhati-hati dan berprestasi. Wong hidup hanya sekali kok malah disia siakan. Bukakankah ketika anda berfoya foya, santai dan makan enak-enak, menghamburkan uang untuk membeli sesuatu yang disukai, mendengarkan musik atau melihat film yang digemari, meminum minuman keras, narkoba, bermain perempuan , kebahagian yang diperoleh hanya ketika acara berlangsung itu saja? Setelah itu anda merasa biasa saja,menyesal, merana dan sedih kembali?
Masalah menikmati hidup tidak mesti berfoya-foya, santai dan kongkow-kongkow. Hidup bisa dinikmati dengan kerja keras. Hidup bisa dinikmati dengan sibuk memikirkan kemajuan dan kemanfaatan diri di masyarakat. Hidup bisa dinikmati dengan mendekatkan diri kepada Allah. Apakah anda mengira orang – orang seperti pak Soekarno, presiden kita yang pertama, para pejuang kemerdekaan para pejuang kebenaran mereka merasa tersiksa dan menderita ketika dipenjara atau bertempur di medan laga. Apakah anda mengira orang yang sibuk kerja keras sampai malam hariu, orang yang bangun di sepertiga malam untuk menghadap sang Maha Raja alam ini hidupnya tersiksa? Justru mereka inilah yang paling menikmati hidup, karena mereka telah memberikan telah mengabdikan djiwa dan raganya kepada, agama nusa dan bangsa.


Usaha jalan pemiliknya jalan-jalan.
Semboyan ini sangat disukai oleh pemula bisnis yang niatnya berusaha untuk menumpuk kekayaan dan yang ingin berfoya foya. Padahal faktanya seorang yang benar-benar pengusaha, justru dirinya disibukkan oleh berbagai macam urusan. Tetapi justru itulah kenikmatan mereka peroleh. Mereka merasa nikmat jika dapat memberikan lapangan kerja bagi banyak orang. Mereka merasa nikmat jika dapat membantu dana ke panati-panti social.

Menjadi pengusaha identik dengan kerja keras. Dari luar memang Nampak mereka jalan-jalan. Namun sejatinya mereka bekerja lebih keras daripada karyawannya.

La, yang terjadi belum apa-apa, para pengusaha amatiran yang baru mulai usaha ini, pikirannya sudah dipenuhi “ usaha jalan, pemiliknya jalan-jalan” sehingga mereka cukup memperkajakan karyawan, dia santai dirumah atau jalan-jalan. Maka anda lihat banyak pengusaha pemula yang jatuh terkulai, sehingga tidak mampu bangun lagi.

Buat apa rajin bekerja jika gaji kecil
Pendapat ini kebanyakan menghinggapi pekerja bawahan. Mereka berpikir menerima dulu baru memberi. Karena itu mereka tetap berada dibawah. Andaikan mereka berpikiran. Member dulu baru menerima, saya yaqin kehidupan dan karier mereka akan melesat jauh kedepan. Mereka tidak sadar, jika mereka berpendapat demikian, orang lain, atasan atau bos mereka juga bisa berpendapat demikian. Lalu siapa yang akan memulai transaksi. Jika anda tetap menunggu agar bos anda yang memulai memberi kenaikan gaji, baru anda bekerja lebih rajin maka siap-siaplah anda akan tetap berada dibawah. Namun jika anda member dahulu, maka siap-siaplah anda akan menerima. Mungkin anda tidak menerima imbalan dari bos anda yang sekarang. Tetapi anda pasti akan mendapat imbalannya, mungkin dari bos baru aatau anda yang menggaji anda sendiri dengan gaji seberapa anda mau.

Memulai dari kecil
Pendapat ini tidak salah dan saya setuju dengan pendapat ini. Namun saya melihat banyak terjadi kesalahan dalam praktiknya. Bagi mereka yang tidak mempunyai modal besar, memulai usaha dengan modal kecil dapat dilakukan. Namun sayangnya mereka hanya tahu, yang namanya memulai usaha dengan modal kecil itu ya usaha kaki lima. Lalu usaha kaki lima yang gampang dan katanya tidak pernah mati adalah kuliner. Sehingga mereka ramai raamai membuka usaha, mie ayam, nasi goring dan lain sebaginya. Sehingga karena suplaynya lebih banyak dari demandnya akhirnya usahanya terseok-seok dan akhirnya gulung tikar. Padahal banyak kita saksikan usaha, yang sekarang sudah besar awalnya dirintis dengan modal yang amat kecil. Sebutlah perusahaan Martha Tilar, Sari Ayu.

Kemarin saya sempat berkunjung ke industry kerajinan perhiasan emas . Ketika saya tanya sejarahnya ternyata industry tersebut awalnya dari usaha rumahan. Padahal sekarang karyawannya sudah ratusan orang. Saya juga telah menyaksikan toko sepatu yang sangat besar yang dibangun dari jualan sepatu keliling dari rumah kerumah.

Jadi anda boleh saja memulai usaha dari modal kecil, namun pilihlah usaha yang dapat dikembangkan menjadi usaha yang besar. Jenis usaha modal kecil yang dapat dikembangkan menjadi besar adalah jenis usaha yang tidak mudah dilakukan oleh sembarang orang. Usaha ini biasanya memerlukan keterampilan tinggi dalam membuatnya maupun pemasarannya. Sehingga tidak semua orang bisa melakukannya. Hanya orang yang mempunyai semangat kerja keras, belajar dan pantang menyerahlah yang bisa melakukannya.

Jangan pernah anda bermimpi anda akan sukses usaha dengan modal kecil dibidang usaha yang mudah dilakukan. Yang berhasil dibidang ini adalah mereka yang mempunyai modal besar. Karena tidak ada orang yang mau bekerja pada anda. Karena sebentar lagi karyawan anda akan jadi saingan anda. Sehingga anda harus mengerjakannya sendiri. Jika anda tidak mau , maka siap-siaplah gulung tikar.

Semoga bermanfaat
See you at the top

0 comments:

Posting Komentar