Seberapa Besar Nyali anda?

Suatu ketika saya menerima sms, dari kawat dekat, tentang promo tiket pesawat terbang. Lalu sms tersebut saya balas, “ yuk, kita jalan-jalan ke Eropa?” tidak berapa lama, sms saya dibalas,”Mas, sekarang saya sedang,mengumpulkan dan melakukan hal-hal kecil, demi masa depan”
“Lo, kenapa kok nanggung;- nanggung melakukan hal-hal kecil. Kapan besarnya. Kenapa tidak melakukan hal-hal yang besar sekalian?” balasku kemudian.
“ hehe hehe …….” Balasnya.

Begitulah, cara berpikir kebanyakan dari kita. Kita berani bertindak atau melakukan sesuatu berdasarkan yang kita mampu. Bahkan kita terkadang hanya berani bertindak jauh dibawah kemampuan kita. Seumpama kita mampu melakukan hal yang bernilai 80, namun kita hanya berani bertindak senilai 30. Oleh karena itu kebanyakan kita hanya menjadi orang biasa-biasa saja. karena kita hanya berani bertindak hal-hal kecil sebagaimana kebanyakan orang bertindak.


Atau barangkali kita menyangkal, “ bukankah kita akan sukses bertindak terhadap hal yang kita tahu?. Makanya kita bertindak dari yang kecil dulu”
“Ya, itu benar. Kita akan lebih mudah sukses jika melakukan hal-hal yang kita tahu dan yang menyenangkan bagi kita. Namun, jika hal-hal kecil yang anda lakukan itu, tidak jelas masa depannya, tentu sebenranya anda akan buang-buang waktu dan tenaga saja. Lagi pula anda, tentu anda dapat belajar terlebih dahulu, terhadap hal-hal besar yang menarik perhatian anda. Kemudian setelah anda menguasai hal besar tersebut baru anda bertindak”

Saya jadi teringat akan suatu cerita, tentang pengadaan air bersih dari sebuah desa yang terpencil. Selama ini, penduduk desa mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Selama ini mereka mendapatkan air bersih dari desa sebelah yang lumayan jauh. Sehingga jika dilakukan sendiri-sendiri maka cukup menyta waktu dan tenaga. Maka kepala desa setempat mengajak musyawarah penduduk untuk mencari jalan keluar terhadap masalah air tersebut. Akhirnya diputuskan untuk mencari orang yang mau bekerja menyediakan air bersih.

Ada dua orang warga desa yang mau menangani masalah krisis air tersebut. Sebutlah namanya Budi dan Imron. Sejak mendapatkan job menyediakan air bersih, Budi langsung beli gerobak dan tangki air untuk mengangkut air bersih dari telaga yang lumayan jauh. Budi dan anaknya bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga desa. Meskipun usaha budi dan anaknya tidak mengenal lelah, namun mereka belum bisa mencukupi kebutuhan air bersih warganya.

Sementara Imron, sejak menerima job pengadaan air bersih tersebut raib entah kemana. Tiga bulan sudah Imron tidak menunjukkan batang hidungnya. Namun 2 bulan kemudian Imron datang bersama orang kota mengendarai mobil bagus. Ya Imron menghilang selama 5 bulan, ternyata dia mencari investor untuk mengadakan air bersih. setelah dilakukan studi kelayakan investor tersebut menyetujui dan bekerjasama dengan Imron. Kini Imron telah menyediakan air bersih bagi warganya, tanpa harus kerja keras mendorong gerobak seperti yang dilakukan Budi. Dan kini budi bangkrut, karena kalah bersaing dengan Imron.

Cerita diatas menggambarkan, dua cara berpikir yang berbeda. Budi setelah mendapat job pengadaan air bersih, langsung bertindak sebagaimana yang dia tahu, mengangkut air pakai gerobak. Suatu cara berpikir yang biasa dilakukan oleh orang kebanyakan. Sementara Imron, berpikir berani dan jauh ke depan. Dia tidak melakukan seperti apa yang dilakukan Budi, karena melelahkan dan hasil yang diperolehnya tidak cukup banyak. Maka dia pergi ke kota menemui pengusaha pengusaha yang bergerak menyediakan air bersih. Dari satu tempat ke tempat lain, Imron tidak mengenal putus asa walau banyak mengalami ritangan untuk bisa bertemu dengan pengusaha air bersih.

Imron bukanlah orang ahli tentang air bersih. Imron bukan seorang pengusaha yang mempunyai banyak jaringan. Dia hanyalah orang kampung yang tidak tahu menahu soal bisnis air. Dia hanya berpikir, menyerahkan sesuatu kepada ahlinya. Dia hanya berhayal seandainya pengadaan air di desanya seperti, dilakukan seperti pengadaan air diperkotaan. Pemikiran semacam itu saja yang dimiliki Imron untuk berani melangkah dan bertindak besar.

Kepada mereka yang masih suka melakukan hal-hal kecil, ingatlah bahwa waktu kita sangat terbatas. Sementara kita harus melakukan banyak hal. Bagaimana kita bisa menjadi orang besar dan sukses jika kita hanya menyibukkan diri pada hal-hal kecil.

Agar kita bisa melakukan hal-hal besar, sebenarnya cukup simple. Anda hanya perlu berpikir besar lalu, mengerahkan segenap keberanian untuk bertindak . Itu saja yang dibutuhkan.

Ya tetapi itu kan sulit pak. Oh ya benar. Itu memang sulit. Karena itu tidak semua orang mau melakukannya. La mumpung, tidak semua orang berani melakukannya. Berarti saingan tidak begitu banyak. Maka kesempatan untuk sukses akan jauh terbuka lebar.

Anda mau memperebutkan kue yang kecil, sementara ada kue yang besar dan lezat anda abaikan. Apakah itu karena anda tidak layak memakan kue yang besar dan lezat tersebut?
Ah .Ada-ada saja, siapa yang melarang.

Semoga bermanfaat.
See you at the top

0 comments:

Posting Komentar