Tuhan, Kenapa mesti saya?

Manusia diciptakan oleh Allah, dengan tabiat keluh kesah dan ingin yang mudah. Oleh karenanya wajar jika kabanyakan dari kita suka berkeluh kesah. Sipat ini dikelompokkan dalam sikap negatip. Barangkali timbul pertanyaan, jika keluh kesah adalah sikap yang tidak baik kenapa Allah menciptakan sikap ini?

Sebenarnya semua ciptaan Allah itu semuanya baik dan positip dan semuanya netral tergantung siapa yang menggunakannya dan seberapa besar jumlahnya. Sebagai contoh, Allah menciptakan hujan, jika hujan itu kadarnya normal, maka sangat berguna bagi kehidupan, tetapi jika jumlahnya berlebihan maka akan menghancurkan kehidupan. Contoh yang lain adalah pisau. Jika pisau berada ditangan orang baik maka sungguh pisau tersebut akan bermanfaat bagi kehidupan, namun jika pisau tersebut ditangan orang yang tidak baik akan menjadi mesin pembunuh dan pembuat kerusakan.


Begitu pula tentang keluh kesah, jika sikap ini disalurkan dengan cara yang benar maka akan menjadi kebaikan. Namun jika disalurkan dengan cara yang salah maka akan membawa kesengsaraan.

Keluh kesah jika dialamatkan kepada Allah, maka akan menimbulkan kekuatan, dan kedamaian. Karena kita percaya, bahwa Allah selalu menghendaki kebaikan bagi hambanya. Meskipun saat itu yang dirasakan oleh sihamba adalah kepedihaan, kekecewaan, rasa malu yang mendalam, kepahitan, rasa sakit yang tidak tertahankan dan sebagainya. Dia merasa yakin bahwa, apabila dia bisa melewati peristiwa itu dengan baik, maka kejayaan, kebahagian dan kesuksesanlah yang akan diraih. Dengan kepercayaan semacam ini akan terhindar dari rasa putus asa dan kesedihan yang bekelanjutan. Karena mereka sadar ini semua pasti akan berakhir.

Namun apabila keluh kesah itu dialamatkan pada orang lain, maka yang terjadi adalah kepedihan yang berkepanjangan. Dia akan merasa dialah yang paling menderita di dunia ini. Kenapa mesti saya?. Kenapa mesti saya?. Itulah kata-kata yang sering diucapkan. Dia tidak menyadari jika kalimat itu diucapkan akan menambah dalam luka yang ada dihati. Seakan dia tertusuk pisau, bukan pisaunya dicabut, tapi justru ditancapkan lebih dalam. Akhirnya dia terkulai tidak berdaya.

Pembaca, siapapun orangnya jika mereka masih hidup, pasti akan selalu tertimpa sesuatu yang membahagiakan maupun yang menyusahkan. Sadarlah kedua hal itu sebenarnya tujuannya sama, yaitu untuk menguji siapa diatara kita yang baik amalnya. Ketika anda mendapatkan kemudahan berbisnis, karier yang cemerlang dan kebahagiaan yang selalu menyertai, sadarlah bahwa itu semua adalah ujian. Jangan anda salah sangka, karena anda dimudahkan dalam berbisnis berarti anda disayang Allah. Atau sebaliknya ketika bisnis anda hancur dan keluarga anda berantakan, berarti anda sedang dimukai Allah. Bukankah anda tahu bahwa penderitaan, kekecewaan dan kepahitan hidup yang anda terima saat ini jauh lebih kecil dibandingkan penderitaan dan kepahitan hidup yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Apa itu berarti Nabi sedang dibenci dan dimurkai Allah?

Oleh karena itu, mari kita tata ulang pemahaman kita terhadap apa yang menimpa diri , keluarga dan di sekitar kita. Mari semuanya kita kembali kepada Allah, sehingga kita akan keluar menjadi orang paling baik amalannya, baik disaat duka maupun bahagia.

Semoga bermanfaat
See you at the top

0 comments:

Posting Komentar