Dari mana memulai membenahi negeri ini?

Apakah anda termasuk orang yang muak terhadap negeri ini? Apakah anda termasuk orang yang prihatin terhadap sikap para pemimipin para pengelola negeri ini?. Apakah anda sangat membenci korupsi? Namun coba renungkan, jika seandainya anda yang duduk sebagai Presiden, sebagai anggota DPR, sebagai Bupati dan sebagai Polisi, apa kira-kira anda tidak melaukan hal yang sama dengan mereka? Jika saya pribadi menerima tawaran ini, saya tidak bisa menjamin saya tidak terpengaruh oleh, sikap dan perilaku mementingkan diri sendiri, golongan dan korupsi. Oleh karena itu, saya dari awal tidak pernah bermimpi menjadi PNS atau pejabat pemerintahan, meskipun jika saya mau kesempatan itu sangat terbuka bagi saya.

Jika anda amati korupsi, itu telah merasuk kesegala penjuru, bukan hanya di pemerintahan saja, namun juga ke perusahaan-perusahaan swasta. Jika anda sebagai sales, tentu anda akan menemukan bagian maintenance, pembelian dan bahkan satpam yang meminta tip atau komisi. Lalu pertanyaannya siapa yang salah dalam hal ini? Menurut saya yang salah adalah masyarakat, ya kita-kita ini. Lo kok bisa?. Coba renungkan secara sederhana saja, kira-kira korupsi ini mulainya dari mana? Menurut saya, korupsi ini awalnya ditimbulkan oleh sikap kita yang baik hati, yaitu rasa kasihan, bagi bagi rezki, tanda terima kasih, tidak mau repot dan lain sebaginya. Sebagai contoh misalnya, ketika anda maaf, ke kamar kecil, disitu tertulis kalimat “ Gratis,terima kasih anda tidak memberi tip”, namun anda tetap saja memberi tip, mungkin dengan berdalih kasihan. Contoh yang lain ketika anda, mengurus surat-surat misalnya, tanpa diminta anda memberikan tip, sebagai tanda terima kasih. Ketika akhir tahun dengan kebaikan hati anda, dengan dalih bagi-bagi rezki anda mengirimkan parsel kepada orang pembelian customer anda. Coba anda renungkan baik-baik, sebagai manusia biasa yang membutuhkan uang, ketika menerima uang pemberian tersebut kira-kira sikapnya bagaimana? Tentu mereka akan senang hati dan bahagia. Bukankah setiap orang ingin senang dan bahagian? Lalu apakah salah apabila petugas, sebagai tanda terima kasih kemudian mengutamakan orang yang member tip untuk dilayani lebih dahulu dan lebih baik. Kemudian ada orang lain merasa menjadi korban, karena dinomor-duakan, karena petugas mendahulukan anda, akhir berniat memberi uang jasa kepada petugas agar urusannya segera diselesaikan. Mungkin begitulah kira-kira awal terjadinya korupsi. Karena itu ketika saya mendirikan usaha sendiri, saya berniat untuk tidak memberikan apapun kepada pelanggan, kecuali jamuan ketika mereka berkunjung ke tempat kami. Awalnya kami merasa takut, apa mungkin usaha saya bisa mendapatkan order jika menerapkan cara seperti ini? Walaupun dengan sedikit rasa takut dan was-was niat ini saya lakukan. Saya berprinsip, “bukan customer yang memberi rezki kepada saya tetpai Allah. Masak Allah akan menyulitkan hambaNya yang berniat baik”. Usaha ini bukannya tanpa ada ujian, ada beberapa order yang gagal karena kami tidak mau member uang komisi. Namun Allah selalu menggantinya dengan yang lebih banyak dan lebih baik. Alhamdulillah rasa takut dan was-was kita sudah mulai hilang. Sehingga jika gagal transaksi karena tidak mau memberi komisi ke customer, tidak memjadi masalah karena kami tahu itu adalah cobaan dari Allah, dan jika kami lulus akan diberi ganti yang lebih banyak. Jadi langkah pertama untuk membenahi negeri ini adalah melalui cara dengan tidak melibatkan diri menjadi pendukung atau pelaku timbulnya korupsi. Memang itu susah dan sakit, tetapi begitulah langkah awalnya. Sedangkan langkah berikutnya adalah dengan membangun generasi yang mempunyai keimanan yang tangguh dan keilmuan yang luas. Anda sudah melihat sendiri, korupsi tidak bisa dihapus dengan menaikkan gaji dan memenjara para pelaku korupsi. Karena negara kita sedang berkembang. Sedang ciri masyarakat berkembang adalah berbudaya konsumtip, ingin kelihatan kaya. Biar tekor asal kesohor. La, untuk menutupi tekor ini yang paling mudah dan sepat adalah dengan melakukan korupsi. Membasmi sikap demikian tidak mudah. Merubah mindset demikian tidak mudah. Ibarat kita menanam sirih berharap berbuah semangka. Cara yang mudah untuk menghasilkan buah semangka adalah menanam bibit semangka. Untuk menggantikan tanaman sirih tersebut. sambil kita menungguh pohon sirih mati kita tanam pohon semangka. Karena itu, kami mencoba mengambil peran menanam bibit semangka dengan mendirikan SMPIT ALFAWWAZ. Kami berharap SMPIT ALFAWWAZ menjadi sekolahnya calon orang sukses. Kami ingin menjadikan lembaga ALFAWWAZ menjadi lembaga yang mengolah sampah menjadi emas. Ini nampaknya sesuartu yang sangat idialis, namun saya sekira asal kita masih bisa membayangkan, kita Insya Allah akan bisa mewujudkan. Ini memang tidak mudah karena itu salah satu alasan saya kenapa program ini saya sampaikan diforum ini adalah ingin mendapat masukan saran dan nasehat demi terwujudnya lembaga pendidikan yang mengubah Sampah menjadi Emas Semoga bermanfaat, See you at the top

1 comments:

pecinta ilmu mengatakan...

mantab pak tulisannya,

Posting Komentar