Bukan Kemampuan, tetapi kemauan yang menyala-nyala

Rabu, 29 Februari 2012

Setelah berbagaimacam alasan kesibukan, saya kemukakan agar tidak dicalonkan sebagai ketua RW dilingkungan tempat tinggal saya, namun masyarakat tetap kekeh untuk mencalonkan saya. Dan benar saja, akhirnya saya mendapatkan suara mayoritas, meskipun bersaingan dengan banyak calon yang lain termasuk ketua RW yang lama.

Ketika pembentukan kepengurusan, saya melihat ada seseorang yang ibadah dan keimanannya cukup kuat. Saya pikir beliau mau menjadi bendahara RW. Namun ternyata beliau menolak dengan alasan “tidak mampu dan belum berpengalaman”. Padahal orang tersebut di tempat kerjanya mempunyai kedudukan yang cukup terhormat. Akhirnya bujuk rayu saya lakukan agar beliau bersedia, namun tetap kekeh menolaknya.


Ketika menerima penolakan seperti ini saya jadi berpikir, benarkah beliau tidak mampu. Masak hanya mengelola keuangan RW saja, seorang sarjana yang mampu menduduki jabatan lumayan diperusahaan ternama tidak mampu. Bukan, beliau bukan tidak mampu tetapi beliau tidak mau.

Tentunya kita menyadari bahwa, setiap orang pada awalnya tidak mampu. Ketika kita dilahirkan ke dunia ini, semua orang tanpa terkecuali, semuanya tidak mampu. dengan berlalunya waktu, dengan semangat rasa ingin tahu yang ditanamkan Allah kepada semua anak, akhirnya kita bisa berbicara, makan, minum, merangkat, berjalan dan seterusnya. Dengan demikian pengalaman, pengetahuan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu itu sebenarnya tidak penting. Yang terpentig adalah kemauan. Ya saya ulangi yang penting bukan kemampuan tetapi kemauan. Karena dengan kemauan , semuanya bisa dipelajari.

Mungkin ada yang berkata,” semua orang mau kaya dan sukses tanpa terkecuali”. Jika hanya menedngar jawaban lewat mulut, memang tidak ada yang menyangkal, semua orang pasti mau kaya dan sukses. Coba cari jawabannya lewat sikap dan perilaku, anda akan mendapatkan jawaban, bahwa mereka sebenarnya tidak mau. Kalau toh anda menemukan perilaku yang menujukkan kemauan seseorang untuk kaya dan sukses, ternyata kemauan itu masih ada tingkatak tingkatannya.

Lalu seberapa besar tingkat kemauan anda untuk menjadi sukses? Anda dapat melihatnya dari seberapa gigih, ulet, usaha dan pengorbanan yang anda berikan kepada apa yang anda inginkan. Saya menyebut kemauan seperti ini dengan kemauan yang menyala-nyala. Jika anda mempunyai kemauan yang menyala nyala, rasanya kesuksesan anda sudah ada didepan anda. Andrew Carnagie yang terkenal itu pernah berkata, “ Berikan kepada saya seorang yang berkemampuan rata-rata tetapi dengan kemauan yang menyala-nyala, setiap kali akan saya kembalikan seorang pemenang kepada anda”

Lalu bagaimana tolok ukur kemauan yang menyala-nyala itu? Coba resapi dan rasakan getaran sumpah Patih Gajah Mada,” Saya tidak akan makan buah Palapa sebelum menyatukan Nusantara”, jika yang menyatakan sumpah ini anda bagaimana kira-kira perasaan anda. Lalu siapa atau apa yang mampu menghentikan langkah anda kecuali anda sendiri?

Atau coba resapi dan rasakan sabda Nabi tuntunan kita Muhammad SAW ketika menolak tawaran pembesar Qurais agar beliau tidak berdakwah,“Paman, seandainya mereka meletakkan Matahari di tangan kananku dan Bulan ditangan kiriku agar aku berhenti menyebarkan agama ini, aku tidak akan berhenti menyebarkan agama ini”.

Begitulah kemauan para pemenang. Mereka tidak setengah setengah dalam mengejar keinginannya. Mereka akan terus berusaha dengan mengerahkan segenap apa yang dimilikinya untuk mengejar apa yang diimpikannya.

Baca selengkapnya......