Tuhan, Kenapa mesti saya?

Selasa, 31 Januari 2012

Manusia diciptakan oleh Allah, dengan tabiat keluh kesah dan ingin yang mudah. Oleh karenanya wajar jika kabanyakan dari kita suka berkeluh kesah. Sipat ini dikelompokkan dalam sikap negatip. Barangkali timbul pertanyaan, jika keluh kesah adalah sikap yang tidak baik kenapa Allah menciptakan sikap ini?

Sebenarnya semua ciptaan Allah itu semuanya baik dan positip dan semuanya netral tergantung siapa yang menggunakannya dan seberapa besar jumlahnya. Sebagai contoh, Allah menciptakan hujan, jika hujan itu kadarnya normal, maka sangat berguna bagi kehidupan, tetapi jika jumlahnya berlebihan maka akan menghancurkan kehidupan. Contoh yang lain adalah pisau. Jika pisau berada ditangan orang baik maka sungguh pisau tersebut akan bermanfaat bagi kehidupan, namun jika pisau tersebut ditangan orang yang tidak baik akan menjadi mesin pembunuh dan pembuat kerusakan.


Begitu pula tentang keluh kesah, jika sikap ini disalurkan dengan cara yang benar maka akan menjadi kebaikan. Namun jika disalurkan dengan cara yang salah maka akan membawa kesengsaraan.

Keluh kesah jika dialamatkan kepada Allah, maka akan menimbulkan kekuatan, dan kedamaian. Karena kita percaya, bahwa Allah selalu menghendaki kebaikan bagi hambanya. Meskipun saat itu yang dirasakan oleh sihamba adalah kepedihaan, kekecewaan, rasa malu yang mendalam, kepahitan, rasa sakit yang tidak tertahankan dan sebagainya. Dia merasa yakin bahwa, apabila dia bisa melewati peristiwa itu dengan baik, maka kejayaan, kebahagian dan kesuksesanlah yang akan diraih. Dengan kepercayaan semacam ini akan terhindar dari rasa putus asa dan kesedihan yang bekelanjutan. Karena mereka sadar ini semua pasti akan berakhir.

Namun apabila keluh kesah itu dialamatkan pada orang lain, maka yang terjadi adalah kepedihan yang berkepanjangan. Dia akan merasa dialah yang paling menderita di dunia ini. Kenapa mesti saya?. Kenapa mesti saya?. Itulah kata-kata yang sering diucapkan. Dia tidak menyadari jika kalimat itu diucapkan akan menambah dalam luka yang ada dihati. Seakan dia tertusuk pisau, bukan pisaunya dicabut, tapi justru ditancapkan lebih dalam. Akhirnya dia terkulai tidak berdaya.

Pembaca, siapapun orangnya jika mereka masih hidup, pasti akan selalu tertimpa sesuatu yang membahagiakan maupun yang menyusahkan. Sadarlah kedua hal itu sebenarnya tujuannya sama, yaitu untuk menguji siapa diatara kita yang baik amalnya. Ketika anda mendapatkan kemudahan berbisnis, karier yang cemerlang dan kebahagiaan yang selalu menyertai, sadarlah bahwa itu semua adalah ujian. Jangan anda salah sangka, karena anda dimudahkan dalam berbisnis berarti anda disayang Allah. Atau sebaliknya ketika bisnis anda hancur dan keluarga anda berantakan, berarti anda sedang dimukai Allah. Bukankah anda tahu bahwa penderitaan, kekecewaan dan kepahitan hidup yang anda terima saat ini jauh lebih kecil dibandingkan penderitaan dan kepahitan hidup yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Apa itu berarti Nabi sedang dibenci dan dimurkai Allah?

Oleh karena itu, mari kita tata ulang pemahaman kita terhadap apa yang menimpa diri , keluarga dan di sekitar kita. Mari semuanya kita kembali kepada Allah, sehingga kita akan keluar menjadi orang paling baik amalannya, baik disaat duka maupun bahagia.

Semoga bermanfaat
See you at the top

Baca selengkapnya......

Jurus (DM) Dalam Bisnis

Senin, 30 Januari 2012

Saya tidak ahli bela diri. Namun konon katanya Jurus Dewa Mabuk (DM)merupakan jurus andalan yang sulit dikalahkan. Saya tidak tahu bagaimana Juurus Dewa Mabuk itu. Jika melrenungi namanya, maka orang yang memainkannya harus mabuk alias tidak sadarkan diri. Orang yang demikian biasanya akan hilang rasa malu, takutnya. Dia hanya satu yang dipikirnya, yang penting saya menang.

Setelah dipikir-pikir ternyata saya telah menerapkan Jurus Dewa Mabuk, untuk mendapatkan siswa di SMPIT Al-Fawwaz. Ya segala macam cara telah dilkaukan yang penting terhormat dan tidak menyalahi aturan. Dalam hatiku hanya satu, bagaimana caranya agar SMPIT AL-FAWWAZ yang baru berdiri ini dipenuhi dengan siswa-siwa baru.


Banyak telah dilakukan antara lain :

Membuat blog agar masyarakat luas mengenal SMPIT AL-FAWWAZ.
Memasang sepanduk di sekita lokasi,
Menyebar catalog ke Masjid-Masjid, dan ibu ibu majlis taklim
Memasang iklan di Cikarang post
Mendatangi SD di sekitar lokasi SMPIT AL-FAWWAZ
Menawarkan Gratis Biaya masuk ke siswa yang berpretasi
Menawarkan Biasiswa kepada yatim yang berprestasi
Mendatangi orang tua siswa yang berprestasi untuk menawarkan program-program
Mengadakan try out ujian Nasional
Mengadakan Open House
Meminta doa restu orang tua
Bercerita kepada setiap teman orang yang dijumpai
Berdoa, berdoa dan terus berdoa
Pokoknya segala macam cara dilakukan untuk menggapai tujuan. Jika nanti ditengah perjalanan menemukan cara baru, akan terus dilakukan. Usaha dan perjuangan akan terus berlangsung sebelum tercapainya apa yang diinginkan.

Jurus Dewa Mabuk ini tidak mengenal putus asa dan berhenti. Seberapa bapak belurnya, seberapa payahnya dan seberapa sakitnya, akan terus tetap maju dan maju.

Coba gunakan Jurus Dewa Mabuk ini untuk menjalankan usaha anda Insya Allah berhasil. Namun yang perlu diingat jangan mabuk beneran, tetapi hanya pura-pura mabuk saja. Karena jika anda mabuk beneran, anda tidak mempunyai kekuatan. Bisa-bisa pertarungan belum dimulai anda sudah terjungkal sendirian.


Selamat mencoba,
See you in the top

Baca selengkapnya......

Berpikir Mikro

Kamis, 12 Januari 2012

Dirumahku, diterapkan aturan tidak boleh menyalakan TV pada malam hari. Aturan itu diambil untuk mengurangi dampak negatip TV terhadap anak-anak. Karena aturan itupun saya akhirnya juga jarang nonton TV, apalagi saya juga sudah muak dengan berita dan acara-acara TV yang hanya menebar berita-berita buruk, pembunuhan, kecelakaan, kerusakan pejabat Negara, pohon tumbang dan perkelaian antara pengiring temanten di daerah yang pelosokpun masuk pemberitaan. Saya tidak tahu apa urgensinya menampilkan berita-berita semacam itu. Apakah hanya untuk memenuhi selera penonton saja yang menginginkan berita keburukan?

Namun akhir-akhir ini saya tertarik dengan berita tentang”Sandal Jepit”. Saya belum tahu persis bagaimana cerita tentang sandal jepit itu. Ketertarikan itu, merayu saya untuk melihat TV, akhirnya mata saya tertuju pada acara TV One, dengan acara Lawyer club, yang membahas tetang, sandal Jepit. Setelah menyaksikan acara tersebut, hati dan pikiran saya menjadi tak karuan, sedih, marah, benci bercampur aduk. Apalagi setelah ditambah dengan pernyataan para petinggi lintas agama yang menyatakan, Negara ini sudah tidak ada pemimpinya lagi. Oh dada ini rasanya sesak. Inikah indonesiaku?


Saya tidak tahu apakah pembaca, juga mengalami hal demikian ketika menyaksikan acara-acara di TV. Andaikan benar sama seperti apa yang saya rasakan, tentu betapa kacaunya hati dan pikiran kita jika setiap hari menyaksikan TV, dengan tayangan seperti itu. Rasa marah, benci dan pesimis bercampur menjadi satu yang pada gilirannya akan menyebabkan gaerah menjadi lemas.

“Lo, kenapa saya jadi begini?” tanyaku dalam, hati ketika menyadari, energiku telah disedot oleh tayangan “sandal jepit”. “aku tidak boleh larut seperti ini. Itu kan permasalahan masyarakat luas, Indonesia. Itu kan permasalahannya, para pemimipin pemimpin kita. Aku tidak boleh termakan oleh isu isu semacam itu. Isu yang menyangkut orang lain saja hatimu seperti itu, apalagi jika menyangkut dirimu sendiri atau keluargamu” batinku terus bergolak.

“ oooo, berarti, kamu egois dong tidak perduli terhadap nasib orang lain” sisi batinku yang lain berteriak.
“Lantas aku harus bagaimana? Marah, benci dan pesimis seperti ini?. Kamu lihat sendiri kan, betapa kacaunya hatiku? Dan akhirnya membuat hari-hariku tidak bergaerah. Apa tidak lebih baik saya abaikan “sandal jepit” itu dan berkarya lebih bermanfaat untuk kebaikan diri, keluarga dan lingkungan sekitar saya. Karena bisanya hanya begini, apa gak sebaiknya ini saja yang saya lakukan?”

Ya , begitulah. Hatiku saling berbantah bantahan. Akhirnya yang menang adalah, saya harus mengenyampingkan cerita”sandal jepit”. Biarlah cerita itu sebagai urusan para petinggi negeri. Jika mereka tidak peduli, biarlah. Yang penting saya tetap bekerja dan berusaha dengan baik, apa yang seharusnya saya lakukan.
Sedangkan tugas saya adalah, bekerja dan berusaha yang terbaik bagi saya keluarga dan lingkungan saya. Ya berpikir mikro, karena saya adalah orang kecil. Orang bawahan. Saya tidak bisa mempengaruhi dunia. Saya hanya bisa mempengaruhi diri saya sendiri untuk bekerja lebih baik. Dan saya tidak mau pengaruh buruk keadaan dunia berpengaruh pada kehidupan saya.
Biarlah dunia kacau, resesi. Yang peting dari saya tidak kacau dan ekonomi saya, perusahaan saya tidak resesi. Saya hanya bisa menjaga keadaan saya.

Saya jadi teringat suatu kisah orang tua orang tetap bersemangat mengembangkan usahanya, meskipun waktu itu perekonomian lagi krisis. Orang tua tersebut melakukan hal itu karena tidak tahu keadaan dunia luar. Namun apa yang pak tua lakukan membuat usahanya tetap berkembang meskipun pesaingnya pada ambruk. Namun ketika anaknya yang kuliah dari kota pulang kampong, merasa heran dan kaget melihat apa yang dilakukan bapaknya. Akhirnya menyuruh bapaknya untuk menghentikan expansinya. Akhirnya tidak berapa lama usaha pak tua bangkrut dan tutup. Karena dia telah mengijinkan suasana krisis ekonomi masuk ke dalam hatinya.

Andaikan pak tua tidak terpengaruh anaknya, barangkali ceritanya lain. Kenapa ? karena paka tua akan terus berusaha untuk membuat usahanya terus berjalan dengan yang membara. Namun ketika anakny mempengaruhi pikiran pak tua, akhirnya pak tua tidak berbuat apa-apa. Memang lagi krisis, mau berbuat apa. Percuma kan?

Ooo tidak. Jika pak tua tidak menyadari bahwa ekonomi lagi krisis, jika dia mengalami penurunan penjualan maka dia akan terus berusaha untuk menjual dan menjual. Namun ketika pak tua menyadari ekonomi sedang krisis, segala usaha yang dilakukan sia sia saja. karena itu lebih baik diam.

See you at the top

Baca selengkapnya......

Investasikan Waktu Anda

Senin, 02 Januari 2012

Beberapa hari yang lalu saya mengajak teman teman pergi ke Rangkas Bitung untuk melihat tanah yang akan dijual disana. Dalam perjalanan, banyak tema yang diperbicangkan. Namun kebanyakan pembicaraan hanya berupa gurauan saja. Ditengah pembicaraan itu saya menyelipkan gurauan. “ Coba tebak apa beda Doketr gigi dan Pelawak”. Teman-teman pada diam. Mungkin mereka pada memikirkan perbedaan Dokter gigi dan Pelawak.

“Beda antara Dokter gigi dan Pelawak sangat tipis, jika Dokter gigi mencari uang dengan cara mengobok-obok mulut orang lain sedangkan pelawak mencari uang menggunakan mulut dia sendiri”. Kataku kemudian , disambut ketawa oleh teman-teman.
Kemudian saya mengajukan gurauan yang serius kepada teman-teman.” Apa beda orang kaya dan orang miskin” Kali ini banyak versi jawaban dari teman-teman. Karena jawabannya tidak mengena dengan apa yang ada di benak saya, akhirnya saya jawab sendiri . ” Orang Kaya menggunakan harta dan waktunya untuk diinvestasikan sedangkan orang miskin menggunakan harta dan waktunya untuk dihabiskan”
Dari gurauan diatas berkembanglah pembicaraan yang menarik. Ada yang mengatakan “ ya, jika orang miskin melakukan investasi harta dan waktunya bukan orang miskin, tapi orang kaya. Itu sudah merupakan difinisi”



“ Iya. Bagaimana orang miskin melakukan investasi, hartanya untuk makan saja masih kurang, sedang waktunya habis untuk bekerja”
Ada juga yang mengatakan”JIka semua harta di dunia ini dikumpulkan lalu, dibagikan sama rata kepada semua orang, tidak berapa lama akan tercapai keadaan seperti semula. Harta akan kembali kepada orang yang kaya, sebelum terjadi pengumpulan harta. “

Namun tidak ada yang sampai pada pernyataan” ternyata mudah ya untuk menjadi kaya. Kita hanya perlu merubah kebiasaan menghabiskan harta dan waktu menjadi menginvestasikan harta dan waktu yang kita miliki. Jika saat ini kita belum memliki harta untuk diinvestasikan, kita berusaha menggunakan waktu untuk diinvestasikan. Karena sewaktu dilahirkan semuanya orang sama, tidak mempunyai apa apa. Allah hanya membekali waktu 24 jam sehari.

Kita menggunakan waktu diluar jam kerja untuk menambah keterampilan, pengalaman dan pengetahuan tentang kehidupan. Kita selalu berusaha mencari cara termudah dan tercepat meningkatkan penghasilan. Setelah penghasilan kita meningkat meskipun sedikit, kita mulai memi9kirkan investasi dengan menabung terlebih dahulu. Pada keadaan ini, jangan pernah kita berfikri untuk membelanjakan uang dari peningkatan penghasilan, untuk meningkatan gaya hidup. Kita mesti berani bergaya hidup sama seperti penghasilan belum meningkat. Kita mesti kuat, menahan godaan baik dari diri, anak maupun istri untuk membelanjakan harta yang kita tabung. Kita kuatkan niat, bahwa tabungan kita hanya untuk investasi atau keadaan yang amat sangat darurat.”

Tapi sayang untuk merubah kebiasaan menghabiskan menjadi investasi itu sangat sulit. Betapa sering saya menasehati karyawan-karyawan saya untuk menggunakan waktu untuk menuntut ilmu dan menambah keterampilan. Namun dia lebih suka untuk menghabiskan waktu untuk bercanda dengan teman, nonton tv sampai larut malam dan akhirnya bangun siang. Akankah hidup mereka akan terus seperti ini? Ya, sampai mereka menyadari akan pen tingnya waktu dan kemudian berusaha untuk diinvestasikan pada hal-hal yang baik untuk kemaujan dimasa mendatang.

Tetapi sebenarnya tidak ada hal yang sulit, selama kemauan anda lebih besar dari kebiasaan yang membelenggu anda. Jika anda mengatakan anda ingin kaya atau ingin sukses, tetapi pada kenyataannya anda tidak sanggup mengubah kebiasaan anda yang menghalangi anda untuk kaya dan sukses, berarti kemauan anda itu bohong. Dan yang lebih mengenaskan anda tidak membohongi orang lain tetapi anda membohongi diri anda sendiri.

See you at the top.
Semoga bermanfaat.

Baca selengkapnya......