Sang profesor

Kamis, 31 Desember 2009

Saya kebetulan dilahirkan dari keluarga yang miskin, nomer lima dari 8 orang saudara. Ayah saya adalah seorang tukang kayu sementara ibu saya hanya seorang ibu rumah tangga yang kadang menyambi jualan tauge di pasar. Kenapa saya katakan kadang-kadang karena ibu saya jualan tidak serius. Mungkin kecapean ngurus anaknya yang banyak.


Dengan demikian kondisi ekonomi keluargaku sangat kekurangan. Agar anak-anak bisa sekolah ayahku menitipkan anak-anaknya ke paman atau bibi. Alhamdulillah aku tidak termasuk anak yang dititipkan ke saudara. Melihat kondisi ekonomi yang demikian berat dan melihat nasib kakak-kakakku, Alhamdulillah timbul niat yang kuat pada diriku.”Saya harus terus sekolah. Apapun yang terjadi aku harus kuliah.” Tekadku ketika masih duduk di bangku SD.


Sampai sekarang saya tidak tahu apa yang menyebabkan sehingga mempunyai tekad semacam itu. Padahal ketika itu belum banyak pemuda didesaku yang kuliah. Kebanyakan mereka lulus SMA langsung berhenti. Walaupun mereka bersasal dari keluarga mampu.


Melihat kenyataan ekonomi orang tua yang demikian justru semangat kuliah it terus menggebu-gebu. Sehingga timbul sebuah keyakinan dalam hatiku “ dimana ada kemauan disitu ada jalan” dan “ dimana ada prestasi disitu akan dihargai.” Dua peribahasa itu sangat mendarah daging dalam jiwaku. Suatu peribahasa yang sering kita dengar ketika duduk di bangku SD. Tetapi tidak banyak anak yang terpengaruh dengan peribahasa itu. Mungkin ini disebabkan oleh cara mengajar yang salah. Guru kebanyakan hanya mengajar kulitnya saja, sedang makna yang hakiki tidak disampaikan. Sehingga murid hanya menghafal peribahasa atau kata-kata mutiara tanpa menegtahui untuk apa.


Saya berkeyakinan”salah satu cara agar kamu bisa kuliah, kamu harus pandai. Ya harus pandai. Tidak ada pilihan lain”. Berhubung saya anaknya orang miskin tentu makanan tidak banyak mengandung gizi. Tiap hari makan nasi gaplek dan jagung dengan lauk sayuran dan ikan asin maupun tempe. Sekali-kali makan telur jika mendapat”kiriman” telur angsa dari paman . Saya sering mendapat kiriman telur angsa dari paman saya yang tinggal didepan rumah . Angsa paman tidak dikandangkan maka jika bertelor disembarang tempat, salah satunya didepan rumah saya. Saya juga sering menemukan beberapa telor ayam kalkun di tegalan ketika mencari kayu bakar. Gak tahu ini halal apa gak ya?


Menu makanan yang tidak bergizi dan berasal dari keterunan keluarga miskin tentu otak saya tidak cerdas, saya sulit mencerna pelajaran. Namun, kesulitan itu tidak menyurutkan niatku untuk kuliah. Saya malah mempunyai semboyan”Jika orang cerdas belajar satu kali paham, biarlah saya harus mengulang sampai 20 x agar paham”. Karena itu saya menjadi keranjingan untuk belajar. Bagiku belajar adalah menyenangkan. Bagiku tiada waktu tanpa belajar.


Kegemaranku belajar bukannya disambut senang oleh ayahku tapi terkadang saya mendapat teguran yang menyakitkan. Maklum ayahku orang miskin, mungkin dibenaknya yang ada adalah jika mau makan harus kerja.

Sebenarnya bukannya saya tidak mau membantu meringankan beban orang tua. Sayapun turut mencangkul disawah menanam padi,tebu ketela , mencari kayu bakar dan menggembala kambing. Namun walaupun bekerja saya tetap membawa buku sehingga ayahku marah. Meskipun sikap ayah demikian, namun tidak mampu menggoyahkan semangatku untuk belajar.


“ Her,kamu ini bagaimana. Belajar terus, memang kamu bisa hidup dengan makan buku. Sana bantu ibu!” bentak ayah pada suatu pagi ketika musim liburan. Padahal dari pagi saya sudah membantu menyapu rumah dan mengisi bak air untuk masak. Daripada mendapat omelan terus, saya akhirnya pergi kesawah dan duduk dibawah pohon bambu sambil belajar.


Meski saya sudah berusaha dengan keras namun saya belum bisa menempati rangking pertama ketika di SD. Saya hanya menduduki rangking ke 3 kebawah. Tetapi saya merasa bersyukur penghargaan pak Guru terhadapku tidak kalah dengan yang rangking 1 atau 2. Mungkin beliau tahu bahwa itu merupakan usaha keras saya.


Saya tidak tahu persis kenapa ketika duduk di SD dipanggil dengan julukan professor. Saya sangat menikmati julukan itu karena sesuai benar dengan mimpiku yang ingin kuliah.

Barangkali julukan itu dipakai untuk memanggilku karena aku sering terlihat membawa buku kemana-mana. Untung gak dipanggil, kutu buku. Walau artinya baik namun namanya jelek” Kutu buku’ ah sebuah nama yang tidak enak didengar.Tetapi jika panggilan professor, uh keren. “Mau kemana prof?” rasanya enak didengar.

Saya benar-benar terobsesi dengan sebutan itu. Sampai-sampai saya mencukur rambut bagian depan, sehingga jidat saya nampak lebar. Ketika itu saya mempunyai kesan, bahwa seorang professor itu berkacamata dan berjidat lebar.


Membayangkan peristiwa itu saya jadi terheran-heran, bagaimana saya sampai mempunyai ide memvisualisakan mimpi yang ingin diraih. Padahal saya belum pernah mendengar atau membaca buku tentang teori kesuksesan yang menyarankan agar mimpi yang dimiliki divisualisasikan sehingga akan tumbuh mendarah daging di hati dan pikiran kita.

“bersambung”

Semoga bermanfaat.

See you in the top

Baca selengkapnya......

Kehidupan yang besar selalu dimulai dari impian yang besar

“ Saya juga ingin kaya dan sukses. Tetapi bagaimana caranya. Saya ini ibarat orang yang berada dilumpur hidup. Saya ingin keluar tapi tidak tahu harus bagaimana. Bergerak ee malah tenggelam” begitu kira-kira jawaban orang ketika ditanya kenapa kok kelihatannya karier dan pendapatan diam ditempat,

Saya jadi teringat ketika pertama kali ke Jakarta setelah lulus kuliah. Puluhan surat lamaran telah disebar namun sudah 3 bulan lewat belum ada juga surat panggilan yang datang. Ada juga panggilan tes namun tidak lulus. Selama 3 bulan itu saya numpang ditempat kakak saya. Ya walaupun saudara namun perasaanku tidak enak. Bagaimana tidak, seorang sarjana namun kebutuhan sehari-harinya disubsidi oleh kakak yang hanya lulus SMA. Rasanya malu sekali. Tetapi bagaimana? Saya harus bagaimana? Bukankah saya tidak tinggal diam. Begitulah kira-kira, hati ini ingin segera terlepas dari ketergantungan dan beban orang lain. Tetapi tidak tahu harus berbuat apa. Satu-satunya yang saya tahu adalah melamar pekerjaan dan menunggu jawaban. Hanya itu. Lumpur hidup telah mengurungku.

Tetapi makin lama perasaan saya tidak kuat menahan rasa malu dalam hati. Akhirnya ketika motor kakak ada dirumah, saya membawanya keluar.”Saya akan jadi tukang ojek. Yah kerjaan apapaun tidak masalah”. Kakatu dalam hati. Tidak berapa lama mangkal ada seseorang datang. “ Ojek dik. Tolong antarin keluar ya” kata laki-laki setengah baya itu. “Baik pak” kataku agak gugup, maklum baru kali ini saya menjadi tukang ojek.

Namun apa yang terjadi kawan, ketika penumpang sudah naik tetapi motor tidak bisa jalan. Sudah saya coba menarik gas sekencang-kencangnya namun motor tetap saja diam ditempat. “ Maaf pak, coba turun dulu” kataku agak gugup. Penumpang turun, lalu motor saya jalankan. Motor bisa berjalan dengan lancar. “Silahkan pak” kakatu kemudian. Namun ketika penumpang naik lagi, motor tidak mau jalan lagi. “ya Allah kenapa jadi begini. Mau keluar dari ketergantungan orang lain saja sulitnya bukan main.” Kakatku dalam hati. “ Maaf pak, kelihatannya motornya tidak mau diajak cari duit. Silahkan cari yang lain saja” Kataku sambil menunduk malu, lalu pulang dengan tangan hampa. ( eh mungkin itu malaikat kali ya, yang tidak menghendaki saya jadi tukang ojek. Apa jadinya jika waktu itu saya berhasil jadi tukang ojek. karena setelah kejadian itu saya mendapat pekerjaan dan mengantarkan saya seperti sekarang ini)

Ya, begitulah kawan. Sulitnya keluar dari jeratan masalah. Saat itu hanya itu yang aku tahu. Melamar pekerjaan dan menjadi tukang ojek. Namun dua-duanya gagal. Saat itu saya tidak mengenal dan tidak terpikir cara lain kecuali itu. Dagang?. Belum terlintas sama sekali. Tetapi kalau toh terlintas mau jualan apa? Tetapi apa saya sanggup menahan rasa malu? waktu itu mindset yang ada hanya cari kerja, karena belum punya modal. Padahal ketika masih kuliah sudah berkeinginan usaha. Dan pernah dimarahin seseorang ketika mau usaha tetapi tidak jadi karena alasan tidak punya modal.

Sampai sekarangpun saya masih merasakan seperti berada dilumpur hidup. Saya ingin lebih sukses dan lebih kaya lagi. Tetapi mau bergerak rasanya sulit. Banyak cara yang telah saya lakukan untuk keluar dari Lumpur hidup itu, mulai dari banyak membaca buku, mengikuti seminar, bergabung dengan master mind, tetapi rasanya langkahku belum optimal. Rasanya jalanku masih lambat sementara perjalanku menuju impianku masih jauh terbentang.


Sanggupkah aku sampai di terminal impianku, mempunyai perusahaan dengan asset dan omzet lebit dari 100 milyar, mempunyai pondok pesantren, menjadi inspirator bisnis muslim dan menulis buku best seller.

Saya merasa bersyukur kesadaran diri untuk terus maju, tidak mengenal lelah dan pantang menyerah, masih terus bergemuruh didadaku. Mungkin semuanya perlu proses dan waktu. Yah yang penting saya masih menggegam impianku dengan erat. Saya masih bersemangat untuk meraihnya. Tidak peduli rintangan yang akan saya temui. Tidak peduli lumpur hidup baru akan mengurungku. Aku harus tetap mengejar impianku.


Semoga semuanya bisa terwujud sebelum kematian datang. “Ya Allah, bukannya aku tidak mensyukuri nikmat dan karunia yang telah Engkau berikan kepadaku. Jika semua ini hanya untuk saya, itu semua sudah lebih dari cukup ya Allah. Tetapi saya ingin hidup bukan hanya untuk saya dan keluarga saya. Saya ingin menjadi orang bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya manusia. Saya ingin memenuhi panggilan RosulMu. Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.. Kami berharap Engkau mengabulkannya. Engkau masukkan kami kedalam golongannya orang-orang mulia disisiMu.”

Baca selengkapnya......

Lihatlah dengan pikiran bukan dengan mata telanjang

Rabu, 30 Desember 2009

Setiap manusia mempunyai dua jenis penglihatan, penglihatan mata dan penglihatan pikiran. Penglihatan mata bersipat fisik. Penglihatan mata mengatakan kepada kita obyek apa yang ada disekitar kita. Penglihatan mata akan memberi kesan yang sama kepada semua orang. Orang hanya sedikit berbeda dalam penglihatan mata. Pada usia yang masih muda, semua anak yang menggunakan penglihatan mata dapat dengan jelas membedakan obyek seperti orang, bangunan , binatang dan pohon-pohonan. Penglitan mata dari seorang anak dan manusia dewasa tidak ada bedanya.

Penglihatan pikiran berbeda dengan penglihatan mata. Penglihatan pikiran adalah kekuatan untuk melihat bukan apa yang ada tetapi apa yang bisa ada setelah intelegensi manusia diterapkan. Penglihatan pikiran adalah kekuatan untuk bermimpi. Oleh karena itu penglihatan pikiran akan mempunyai hasil yang berbeda, tergantung latar belakang orang yang melihatnya.

Seorang tukang pengumpul besi tua, ketika dia melihat seonggok besi, maka pikirannya melihat uang dengan cara menjual besi tersebut menjadi barang rongsokan. Namun seorang ahli otomotip melihat seonggok besi tersebut seakan melihat sebuah mobil mewah. Karena besi tersebut akan dijadikan bahan baku mobilnya. Lain lagi penglihatan seorang arsitek bangunan, mereka akan melihat gedung pencakar langit yang indah.

Karena itu tidak heran jika pendiri Daewoo, Kim woo choong mengatakan,” Setiap jalan bertaburan emas.” Mungkin orang awam menertawakan apa yang Kim katakan. Tetapi lihatlah dengan seksama, memang emas bertaburan dimana-mana. Jika anda belum juga melihat emasnya, penglihatan anda yang salah. Anda harus melihatnya dengan pikiran anda. Namun bukan sembarang pikiran tetapi pikiran bisnis.

Ya, ketika anda melihat apapun disekitar anda jika anda melihatnya dengan penglihatan pikiran bisnis, maka apapun akan menjadi uang. Anda akan menemukan emas disana. Ketika anda melihat mobil disana akan terpampang banyak peluang. Mulai dari usaha pengecatan, aksesoris mobil, tambal ban, salon mobil, pencucian dan lain sebagainya.

Berbeda dengan penglihatan mata, kepekaan penglihatan pikiran semakin baik seiring dengan bertambahnya wawasan dan latihan. Kepiawian anda didalam menggunakan penglihatan pikiran ibarat bermaian olah raga. Semakin sering anda berlatih maka semakin mahir dan tajam penglihatan pikiran anda. Oleh karena itu asahlah kepekaan pikiran anda setiap kali anda melihat sesuatu, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut :
Jika diperpanjang atau diperpendek apa yang terjadi?
Jika diperkecil atau diperbesar apa yang terjadi.?
Jika bentuknya dirubah apa keuntungannya.?
Apa yang terjadi jika bahannya diganti lebih murah atau lebih mahal?
Dan lain sebagainya
Semoga bermanfaat
See you in the top

Baca selengkapnya......

Kenapa anda memilih hal-hal kecil untuk dikerjakan?

Malam itu kami berlima, saya, pak H. Ismail, pak H. Sholihin, pak H. Aziz dan pak Syukur menghadiri undangan pak H. Sugeng yang menikahkan anak pertamanya di Balai Prajurit Sudirman. Pak H. Sugeng, tetangga kami adalah seorang pengusaha yang cukup sukses. Beliau mempunyai banyak perusahaan, diantaranya adalah PT Haluan Utama. Namun kesuksesannya tidak membuatnya menjadi orang yang menjaga jarak dengan tetangga lain. Beliau sangat low profil. Salah satu sipatnya yang ingin saya tiru adalah rasa berbaginya yang tinngi. Ya semua karyawannya sudah diberi perumahan gratis dan diumrohkan. Tahun ini beliau memberangkatkan umroh 16 karyawannya.

Saya tidak ingin kesempatan yang langka ini berlalu begitu saja. Atau hanya diisi dengan pembicaraan yang tidak bermanfaat. Maka saya mencoba diskusi dengan pak H. Sholihin yang duduk tepat disamping saya,sang pengusaha watertreatmen. Siapa tahu akan diperoleh pelajaran yang bermanfaat.

“Pak Haji kenal dengan pak Ari wicaksono yang mempunyai perusahaan water treatmen.” Tanyaku membuka pembicaraan. “ ya saya kenal dia. Malah dulu saya teman kerja dengan dia.” Jawab pak H. Sholihin. “ Kemarin saya bertemu beliau. Orangnya masih muda, tetapi semangatnya untuk maju sangat tinggi sekali. Bahkan beliau kini sedang merintis pesantren wirausaha. Dan hebatnya lagi, beliau sedang menyiapkan pabrik air minum, yang nanti keuntungannya digunakan sebagai biaya operasional pesantren. Disamping itu perusahaan air minumnya nanti akan melibatkan para santri, sehingga ada tempat untuk praktik wira usaha.” Ceritaku kemudian. “ wah itu mudah pak teknologinya. Pak Muallif mau saya bikinkan pabrik semacam itu.” Jawab pak sholihin.
Akhirnya kami serius membicarakan masalah industry air minum dalam kemasan, hingga saya dikagetkan dengan ucapan pak H. Sholihin.
“ Pak, bicara bisnis ininya lain kali saja diteruskan. Malu dengan pak H. Ismail ( Pemilik rumah sakit Annisa). Bisnis ini gak ada nilainya. Gak ada apa-apanya” katanya.
Mendengar pernyataan demikian saya menjadi terdiam, ingin meresapi apa makna dibalik kata-kata itu. Namun tidak juga menemukan makna yang baik. Justru sebaliknya terlintas makna” Oh sombongnya orang ini”

Pernyataan itu terngian-ngiang terus ditelingaku, sampai aku menemukan arti yang baik dan tepat. Saya jadi teringat dengan kalimat yang ada di buku “ berpikir dan berjiwa besar” karya Dr. David J. Schwartz. Dalam buku itu beliau menulis yang menurut pemahaman saya sebagai berikut” yang membedakan si A dengan si B adalah cara berpikirnya. Si A berpikir 5 x lebih besar dari si B. karena itu dia pantas mendapatkan minimal 5 x lebih banyak dari si B”

Saya juga teringat akan pengalaman yang selama ini saya temui. Ternyata kesulitan yang ditemui ketika melakukan transaksi besar dan transaksi kecil adalah sama. Saya sering menemukan transaksi dengan nilai 10 juta dan 100 juta ternyata memerlukan waktu, tenaga dan pikiran tidak jauh berbeda. Bahkan terkadang nilai 100 juta lebih mudah didapatkannya dari pada 10 juta.
Namun kita sering melupakan kenyataan ini sehingga kita terjebak dengan kerja keras tetapi hasilnya tidak nampak-nampak. Kenapa kita suka terjebak melakukan hal-hal kecil? Karena kita mengira nilai kecil, kecil pula resikonya dan mudah mendapatkannya.
Betulkah demikian coba renungkan.

Begitulah manusia mereka kadang tidak mengetahui akan kebodohannya. Mereka menyangka kasus yang mereka alami itu sangat specific, sehingga ketika mereka menghadapi masalah lalu ada orang memberi nasehat, bukannya diterima dengan suka cita. Namun yang sering terjadi adalah prasangka buruk dan berkata dalam hati “kau tidak mengalaminya sih. Jadi enak saja kau bicara begitu. Coba jika kau berada diposisiku?”

Yah persis seperti prasangka saya kepada pak H. Sholihin. Kini saya sadar ternyata apa yang beliau katakan benar. Dan mengandung pelajaran yang cukup berharga. Maka pantas di usianya yang masih mudah beliau sudah menjadi orang yang sukses.

Ya. Kenapa anda memilih melakukan dan berpikir hal-hal yang keciL padahal anda orang besar, berpendidikan besar? Ingat waktu kita terbatas. Mari kita sibukkan dengan hal-hal yang akan membuat diri kita cepat besar dengan berpikir dan melakukan hal-hal yang besar. Dengan bermunculannya orang-orang besar seperti anda, Negara ini akan segera bangkit menjadi Negara besar. Tidak seperti sekarang ini.
Semoga bermanfaat.
See you in the top.

Baca selengkapnya......

Penjual kangkung Itu sungguh memberiku inspirasi

Selasa, 29 Desember 2009


“ Kangkuuuung. Kangkung”. “ Kangkuuuung. Kangkung”. Sudah lama saya belum mendengar lagi suara itu. Rasanya akau kangen mendengar suaranya. Mudah-mudah tidak ada kejadian buruk yang menimpa dirinya. Setelah lama tidak ketemu ingin rasanya berkunjung kerumahnya. Tetapi dimana ya?. Namun saya beruntung sempat mengambil fotonya.


Ya. Suara itu adalah suara dari seorang lelaki tua penjual kangkung. Setiap kali saya mendengar suara itu saya mesti keluar untuk menengoknya. Setiap kali melihat beliau pikiranku menjadi campur aduk. Antara kagum dan terharu. Kagum karena orang yang sudah setua itu masih mau menyusuri jalan yang cukup jauh untuk berjualan kangkung. Sementara kita lihat banyak orang yang masih muda berbadan kekar, namun hanya menadahkan tangan meminta-minta. Sungguh saya sangat kagum pada beliau.


Disisi yang lain aku juga merasa kasihan dan trenyuh. Bagaimana tidak ketika saya menghentikan beliau untuk membeli kankungnya, ketika mau mengambil daganganya tangannya gemetaran. Rasanya ingin menangis saja.

Saya membayangkan bagaimana jika saya yang memerankan peran orang tua itu. Sanggupkah aku? Karena bukankah duania ini hanya sandiwara. Kita akan memerankan apa yang kita pilih. Dan jika kita tidak sanggup memilih maka alamlah yang akan memilihkan peran untuk kita. Saya belum sempat bertanya tetang kisah masa muda orang tua ini. Karena itu saya tidak tahu apakah peran yang beliau ambil ini merupakah pilihan alam atau pilihannya sendiri. Namun jika setiap orang ditanya bukankah mereka tidak mau memerankan peran yang seperti itu?. Tetapi faktanya banyak oaring berperan seperti itu karena mereka tidak ada pilihan lain.


Sampai saat ini, saya bersyukur saya masih sanggup memilih peran yang saya mainkan. Memang tidak gampang memilih peran yang menjadi pilihan kita sendiri. Kita harus berani bersaing dan sanggup membayar apa yang menjadi persyaratannya.

Tetapi rasa kawatir, tentang hari tua dan hidup setelah mati masih tetap menghantuiku. Bagaimana tidak saya juga mengenal orang yang masa mudanya sangat berhasil, mempunyai jabatan menjadi manager sebuah perusahaan multi nasional, mempunyai usaha sendiri, mobil bagus, rumah besar. Namun diusia tuanya beliau hidup dirumah kontrakan yang sempit.Sungguh hidup ini tiada yang tahu apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.


Karena itu saya tidak mengenal lelah, untuk bekerja, belajar dan beramal agar impianku yang utama hidup mulia dan atau mati sahid bisa tercapai. Setiap selesai solat subuh doa saya, selalu kupanjatkan” Ya Allah, hambamu ini tidak kuat menderita. Hambamu ini tidak kuat menahan siksa. Jangankan mendapat siksaMu yang paling ringan di neraka kelak, baru Engkau beri rasa sakit perut saja rasanya akau sudah tidak nyaman. Karena itu tetapkanlah aku berada dijalanMu. Bimbinglah aku dalam setiap langkahku. Berilah aku hidayahmu sehingga akau mampu melihat mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang halal dan mana yang haram. Berilah aku kekuatan agar mampu mengerjakan perintahMu dan meninggalkan laranganMu. Ya Allah, jangan engkau ambil nyawaku sebelum engkau akat derajatku, Engkau muliakan diriku. Ya Allah jangan Engkau jabut nyawaku sebelum engkau tetapkan pahala sahid sebagai akhir hidupku"

Baca selengkapnya......

Gagal menjadi cleaning service , malah jadi orang kaya

Sabtu, 19 Desember 2009

Dicopy dari Eramuslim

Seorang pemuda tamatan SMA melamar pekerjaan menjadi cleaning cervices di perusahaan paling kesohor di negaranya. Setelah tes dan wawancara, sang pemuda tadi diberi tahu oleh manager SDM perusahaan tersebut bahwa ia dinyatakan lulus. Manager SDM berkata kepadanya : Terkait dengan kapan Anda mulai bekerja dan apa saja yang akan menjadi kewajiban Anda, nanti akan diinformasikan langsung via email.

Mendengar kata “email” itu, sang pemuda tadi berkata dengan santai : Saya gak punya komputer dan gak punya email pak… Lalu, sang manager SDM kaget sambil berkata : Hari gini Anda gak punya email? Yang gak punya email berarti ia mati dan orang mati tidak berhak bekerja. Kalau begitu, Anda dinyatakan gagal. Mendengar ucapan tersebut pemuda yang tadinya terlihat gesit dan semangat itu, tiba-tiba lemas dan terlihat amat kesal bercampur kecewa. Mukanya jadi lesu dan pandangannya jadi ngambang.

Tak lama kemudian, ia pulang sambil menelan kepedihan dalam hati yang tak terhingga. Pupus sudah impian dan cita-citanya untuk bekerja di perusahaan besar itu, hanya gara-gara tidak memiliki saluran komunikasi maya yang bernama “email”.

Dalam perjalanan pulang menuju rumah, sang pemuda itu berfikir dan merenung dalam-dalam apa kira-kira pekerjaan yang mungkin lagi ia lamar. Bekal hidup semakin hari semakin menipis dan bahkan uang yang dimilikinya tak lebih dari 100 ribu rupiah. Ia mulai menimbang dan berkalkulasi. Dalam hatinya berkata : Kalau uang tersebut dijadikan biaya transportasi melamar pekerjaan dan untuk keperluan makanan, paling hanya cukup untuk tiga hari. Tiga hari itu tentulah tidak cukup waktu untuk melamar dan menunggu hasil tesnya. Itupun kalau lulus. Kalau tidak? Yang terjadi adalah, bekal habis, pekerjaanpun tidak dapat.

Setelah berfikir panjang dan merenung dalam-dalam, terbetik dalam hati kecil sang pemuda itu untuk merubah haluan pikirannya, yakni dari mencari kerja menjadi pedagang. Trauma ditolak menjadi kariawan hanya gara-gara tidak punya email, membuat pemuda tersebut semakin kuat dorongannya untuk mencoba berdagang. Bukan hanya banting ster pemikiran, arah jalanpun ia putar dari menuju rumah menjadi menuju pasar.

Setelah keputusan itu diambilnya dengan mantap, ia turun dari kendraan umum yang mengarah ke tempat tinggalnya dan naik kendraan umum lain yang menuju pasar sayur-sayuran dan buah-buahan. Sesampaianya di pasar yang tergolong paling crowded dan becek itu, ia berfikir lagi apa gerangan yang paling pas ia dagangkan dengan modal 75 ribu rupiah sehingga sisanya yang 25 ribu rupiah lagi bisa ia pakai dan manfaatkan untuk transportasi dan biaya makan paling tidak untuk satu hari.

Sebelum memutuskan membeli barang dagangannya, ia berkeliling ke semua pojok dan kios perdagan buah-buahan dan sayur-sayuran yang ada di pasar itu. Tak kurang dua jam lamanya ia berkeliling ke sana dan kemari. Dalam hatinya timbul pertanyaan: pasar sebesar ini, masak brang-barangnya tidak terlalu banyak sehingga sulit melakukan pilihan. Apalagi sayur-sayuran yang ada terlihat tidak terlalu segar.

Melihat kondisi seperti itu ia memberanikan diri bertanya pada seorang pedagang yang sedang duduk-duduk sambil menikmati secangkir kopi di kiosnya : Pak? Mau tanya, ucap anak muda itu. Kalau mau cari buah-buahan atau sayur-sayuran yang segar di sebelah mana ya? Bapak berumur setengah baya itu dengan gembira menjawabnya : Begini dek.. sekarangkan sudah sore.

Buah-buahan dan sayur-sayuran yang segar sudah habis sejak tadi siang. Kalau adik mau yang segar dan baru, nanti malam sekitar jam 23.00 datang lagi. Para pedgang besar dan supplier biasanya datang membawa barang dagangannya ke sini jam segitu. Nanti kamu bisa pilih sepuasnya…

Mendengar keterangan si bapak pemilik kios itu, anak muda itu menghadapi masalah pelik baru, yakni antara menunggu atau pulang dulu ke rumah, nanti jam 23.00 malam baru datang lagi. Menunggu bukanlah pekerjaan yang mudah. Pulang juga bukan pilihan yang baik, karena akan memakan ongkos yang cukup lumayan dan sudah pasti mengurangi modal yang ada. Akhirnya pemuda itu memutuskan untuk menunggu sampai jam 23.00 di mana suasana pasar akan berubah 180 derajat dari suasana yang dilihatnya saat itu.

Sambil menunggu waktu perdagangan malam tiba, ia menemukan ide yang cukup bagus, yakni diskusi dengan si bapak pemilik kios tadi seputar hal ihwal perdagangan sayur dan buah-buahan. Tujuannya tak lain, kursus kilat berdagang sayur-sayuran atau buah-buahan. Pemilik kios tersebut dengan ramah dan senang hati menerima tawaran anak muda itu.

Diskusipun berjalan serius dan terkadang seram, khususnya saat bapak itu bercerita kondisi sulit waktu menghadapi beberapa kali usahanya bangkrut sehinga ia dan keluarganya jatuh miskin. Namun, kata bapak itu, adik jangan takut karena bersama kesulitan, pasti ada kemudahan. Itu janji Allah, kata bapak tadi, dan bapak merasakannya berkali-kali dalam kehidupan ini. Kesulitan artinya mengundang kemudahan, lanjut bapak tadi. Diskusipun terjadi selama sekitar enam jam, hanya disela shalat magrib dan isya.

Sekarang jarum jam telah menunjukkan angka 23.00. Para pedagang besar muali berdatangan dengan truk-truk yang penuh sesak buah-buahan dan sayur sayuran. Para kuli bongkarpun dengan cekatan dan penuh semangat mengeluarkan barang-barang dari dalam truk-truk besar itu.Tidak sampai dua jam, pasar yang tadinya kosong menjadi tumpukan buah-buahan dan sayur-sayuran segar. Mendadak saja pasar menjadi sangat ramai oleh kehadiran para pedagang yang datang dari berbagai penjuru kota untuk membeli keperluan dagangan mereka dan dijual kembali esok harinya di warung mereka atau disuplai ke pelanggan-pelanggan mereka.

Tak dirasa anak muda itupun larut dengan suasa yang sangat hidup itu. Rasa capek dan ngantukpun hilang. Ia mulai melihat ke sana ke mari sambil memutuskan jenis barang dagangan apa yang akan ia beli. Tiba-tiba matanya tertuju kepada tumpukan tomat segar dan matang, bening dan berwarna kemerah-merahan yang menumpuk di dalam satu kios yang terletak di blok yang berbeda dengan kios seorang bapak yang menjadi trainer dan teman diskusinya saat menungu waktu perdagangan tiba. Akhirnya anak muda itu memutuskan membeli satu boks tomat matang dan segar itu. Ajaibnya, setelah ia tanya kepada sipedagang, harganya pas sejumlah uang yang telah disiapkannya, yakni 75 ribu rupiah. Satu boks itu berisi 25 kg tomat segar dan berkualitas baik.

Akhirnya anak muda itu membeli satu boks tomat matang segar seharga 75 ribu rupiah. Iap segera pulang sambil mencari omprengan menuju rumahnya. Ia sampai ke rumah pas waktu azan subuh berkumandang. Rasa ngantuk ia lawan sekuat tenaganya. Setelah mandi dan berwudhuk, ia putuskan untk tidak meninggalkan kebiasaannya shalat subuh berjamaah di masjid dekat rumahnya, kendati belum tidur sama sekali. Setelah shalat jamaah selesai, seperti biasa, ia membaca dzikir yang disunnahkan Rasul Saw. Setelah itu ia larut dalam doa’. Di antaranya :

Yaa Allah! Engkau Maha Tahu dan hamba tidak tahu sama sekali mana yang lebih baik buat dunia hamba, agama dan akhirat hamba. Jika berdagang ini lebih baik bagi hamba, agama dan akhirat hamba, maka mudahkanlah dan mohon diberkahi, yaa Arhamarrahimiin…

Saat pulang dari masjid menuju rumah, kalkulasi dan feeling bisnisnya mulai tumbuh. Dalam hatinya berkata : 75 ribu rupiah, dibagi 25 kg sama dengan 3 ribu rupaih perkilogramnya. Agar aku tahu harganya di tingkat eceran, aku harus mengecek berapa harga tomat di warung dekat rumahku. Setelah ditanya, pemilik warung itu menjelaskan harganya 6 ribu rupiah perkilogramnya. Mendengar jawaban si pemilik warung itu, ia berkata dalam hatinya : Kalau satu boks tomat yang aku beli tadi malam habis terjual semuanya hari ini, wah… aku bisa dapat keuntungan 100 % dong? Dibeli 3 ribu rupiah dan dijual 6 ribu rupiah perkilonya. Kalau saja aku berjualan 6 hari sepekan berarti sebulan 24 hari. Kalau sehari aku dapat keuntungan 75 ribu rupiah, berarti dalam sebulan aku bisa dapat keuntungan satu juta delapan ratus ribu rupiah. Artinya, dalam sebulan aku mendapat keuntungan 2.400 %. Subhanallah…

Begitulah hitung-hitungan bisnis mulai tumbuh dan berkembang dalam benak anak muda itu. Agar tidak buang-buang waktu, ia segera mengambil sepeda bututnya untuk dijadikan kendraan kelilingnya di daerah tempat tinggalnya sambil membawa satu boks tomat segar dagangannya.

Dengan mengucap basmalah dan penuh tawakkal pada Allah, ia mendayungkan sepedanya sambil berteriak : Tomat segaaarr… ibu-ibu tak perlu jauh-jauh ke warung membelinya… kualitas barangnya terjamin…. Harganya bersaing…. Hampir setiap ibu-ibu mendengar suara aneh itu membuka pintunya dan membeli tomatnya, ada yang seperempat kilo, ada yang setengah kilo dan bahkan ada yang dua kilo.

Di antara para pembeli tomatnya ada seorang ibu yang kaget terheran-heran sambil berkata : Eh? Kamukan anak si Fulan? Bukannya kamu lulus menjadi kariawan perusahaan ternama itu? Kok sekarang malah menjadi pedagang tomat asongan? Kasiaan deh kamu? Anak muda itu tak menjawab pertanyaan ibu itu. Ia hanya tersenyum saja. Dalam hatinya berkata, yang penting aku dapat uang, dari kerja kek, dari dagang keliling kek, yang penting halal dan cukup buat kebutuhan hidupku dan orang tuaku..

Tak terasa anak muda itu berhasil menjual semua barang dagangannya hanya dalam tempo tiga jam saja. Hatinya gembira tak terkira. Artinya, sekitar jam 09.00 pagi dagangannya sudah habis terjual dan ia mendapat keuntungan 75 ribu rupiah, artinya untungnya seratus persen. Semangat bisnisnya semakin meningkat. Tawakkalnya pada Allah semakin besar.

Begitulah kegiatan anak muda itu setiap hari, setiap pekan dan setiap bulan. Uangnya tak terasa semakin banyak. Bahkan usahanya sudah merambah ke berbagai jenis buah-buahan dan sayur-sayuran. Hanya dalam tiga tahun, ia sudah bisa membeli tiga mobil niaga yang digunakan mengirim dagangannya ke berbagai warung dan super market karena ia sudah menjadi supplier handal.

Bersamaan dengan pertumbuhan bisnisnya, tawakkalanya pada Allah semakin tebal. Keyakinannya pada Rasul Saw. semakin besar, sambil berkata dalam hatinya :
Sungguh benar Engkau wahai Rasulullah tercinta, bahwa pintu rezki yang lapang itu ada pada perdagangan, bukan pada kerja dan jadi kariawan.

Sambil meneteskan air mata syukur, ia berkata :

Yaa Robb… sekiranya aku dulu punya “email”, aku diterima jadi clearning cervices di perusahaan besar itu. Paling gajiku standar UMR, alias satu koma dua juta. Itupun setelah beberpa tahun bekerja.

Sekarang, omset bisnisku sehari hampir 10 kali lipat gajiku sebulan… Yaa Alla…Ini adalah cobaan terbesar dalam hidupku apakah aku jadi hamba-Mu yang bersyukur atau kufur. Karena itu, jadikanlah aku hamba-Mu yang bersyukur dan masukkanlah aku ke dalam hamba-hamba-Mu yang saleh.. Aamiiina yaa Robbal ‘alamin…

Baca selengkapnya......

Keputusan Berani atau Ngawur

Rabu, 16 Desember 2009

Beberapa hari yang lalu dilakukan rapat pengurus Cimart untuk menentukan apakah gedung Cimart masih tetap di Ruko Anggrek atau pindah ketempat lain.
Pada awal rapat saya memberi saran, untuk memutuskan diteruskan atau tidak, perlu dikaji dahulu apakah selama 5 bulan menempati Ruko di Anggrek ini menguntungkan atau tidak. Karena biaya sewa dan operasionalnya cukup besar.
Dari keterangan bagian keuangan, diperoleh bahwa peningkatan penjualan bukan dikarenakan lokasi tetapi disebabkan oleh meningkatnya penjualan lewat proyek. Karena orientasi awal Cimart adalah Grosir atau proyek, masuk ke perusahaan atau koperasi. Dari penjualan selama ini profit yang diperoleh belum bisa menutupi biaya operasional. Apalagi biaya sewa yang jumlahnya mencapai Rp. 20.000.000,-

Kemudian saya tekankan pula bahwa kita rasanya sulit bersaing di lokasi itu, Karena disana sudah bertengger Alfamart dan Indomart. Dari peserta rapat tidak ada yang mengungkapkan pentingnya tinggal disitu kecuali strategisnya tempat, mudahnya akses dan keistikomahan menunggu berlalunya waktu. Padahal jika hanya pertimbangan aspek strategis dan mudahnya akses tentu masih ada tempat lain.

Namun akhirnya sang ketua memutuskan dilakukan pemungutan suara, apakah dilanjutkan tetap bertempat di Ruko atau pindah. Akhirnya diperoleh suara 6 menolak dan 9 setuju dilanjutkan. Dengan demikan diputuskanlah akan dilanjutkan menyewa tempat di Ruko.

Setelah rapat berlalu, saya berpikir, apakah ini sebuah keputusan yang tepat dan berani? Atau sebaliknya keputusan yang ngawur. Hus. Ngawur bagaimana ? Ini kan diputuskan dengan musyawaroh dengan poling. Apakah anda menyangsikan hasil poling dan menyangsikan orang orang yang memilih?

Dari pengalaman dan dari praktek selama ini kita melakukan pemilu. Demokrasi atau pemilihan bukanlah sesuatu yang paling baik. Karena anda bisa melihat sendiri hasilnya. Bermusyawarohnya memang baik tetapi cara mengambil keputusan dengan pemilihan itu kurang baik. Pengambil keputusan mestinya dilakukan oleh sang pemimpin dengan mempertimbangkan segi untung dan ruginya dengan cermat berdasarkan masukan dari musyawaroh.

Namun keputusan telah diambil, mudah-mudahan saja ini merupakan keputusan yang baik dan menjadikan Cimart bisa terus hidup. Tetapi yang perlu diingat didalam berbisnis cara pengelolaan uang itu sangat penting. Ketika anda mengeluarkan uang, bukan hanya asal berani, biar terkenal, atau apa saja. Tetapi anda harus mengukur dapaknya terhadap kemajuan bisnis anda. Jika hasilnya tidak baik maka caranya harus dirubah. Jika anda tidak mau mengukur dan menggunakan analisa dari dampak uang yang anda keluarkan. Maka anda akan kesulitan modal.

Apalagi jika modal anda kecil. Jangan utamakan penggunaan uang untuk kemajuan usaha anda tetapi utamakan menggunakan tenaga dan waktu anda. Bekerjalah lebih lama, berusahalah lebih keras dari pada anda membayar orang, ketika anda baru memulai berbisnis. Saya teringat ceritanya Brad sugar, ketika beliau baru memulai bisnis. Dia berkantor seadanya, lalu semua urusan dilakukannya sendiri, mulai dari pemasaran, administrasi,pengiriman dan keuangan.

Baru setelah keuntungan diperoleh, order berdatangan, anda akan pindah di lokasi yang strategis, membayar orang, silahkan. Karena Mobil anda sudah bisa berjalan.
Demikian semoga bermanfaat
See you in the top

Baca selengkapnya......

Tip Membeli Property

Selasa, 15 Desember 2009

Setelah banyak membaca buku property lalu praktek sendiri dan mendapatkan keuntungan dari investasi property, kini saya menjadi lebih percaya investasi di property sangat menguntungkan.

Namun anda perlu extra hati-hati jika ingin berinvestasi di property, karena bisa jadi bukan untung yang akan anda temuai tetapi malah kerugian, seperti yang pernah saya alami pembelian 2 property saya yang pertama. Pembelian property saya yang pertama memang tidak saya piker masak-masak. Saya hanya berpikir ‘dari pada uang saya habis tidak karuan, mending saya belikan rumah’. Lalu teman-teman dari kantor juga lagi rame-rame mebeli rumah. Akhirnya kami mebeli rumah dikomplek yang sama, walau waktu itu kami belum tahu dimana lokasi perumahan itu. Setelah terjadi akad kridit baru saya berinisiatip melihat perumahan tersebut. Wih ternyata jauhnya luar bisa.

Ketika krisis 1998, developer perumahan tersebut kolap hingga sekarang. Yang terjadi kemudian perumahan itu bukan semakin rame dengan berlalunya waktu, namun makin lama justru makin sepi. Rumah type 36/108, saat sekarang saya tawarkan 20 juta saja tidak ada yang mau.padahal saya sudah mengeluarkan uang lebih dari 30 juta untuk membeli rumah tersebut sebelum tahun 2000.

Setelah tiga kali membeli rumah, yang terus merugi dan kemudian membeca buku-buku property kina saya memeliki property yang menguntungkan. Sebagai contoh pada tahun 2003 saya membeli ruko seharga 195 juta kini dihargai 430 juta. Ruko tersebut saya beli kridet dengan uang muka 40 juta selama 16 tahun, dengan cicilan 1.8 – 2.2 juta perbulan. Kini jika ruko tersebut disewakan dapat menghasilkan 35 juta pertahun. Jika dikurangi dengan beban cicilan 26,4 juta pertahun, maka saya masih mempunyai keuntungan 8,6 juta pertahun, atau sekitar 21.5%. Hasil yang cukup lumayan.

Menurut Dolf d de Roos, dalam bukunya Real Estate Riches, beliau menyarankan, ketika anda membeli property untuk investasi jangan gunakan emosi, rasa suka atau tidak suka terhadap property yang anda beli. Tetapi gunakan hitungan untung rugi pada saat mau membeli. Jangan hanya berpikir ini nanti harganya akan naik. Biasanya property yang memiliki ciri demikian adalah property second.

Untuk mencari transaksi demikian memang tidak mudah. Bahkan Dolf menyarankan menggunakan rumus 100:10:3:1. Artinya mencari 100 property, lalu dianalisa dan disisakan 10 yang layak kita tinjau dan diteliti lebih dalam. Kemudian dikerucutkan menjadi 3 buah yang ditawar dan 1 buah yang dibeli. Jika anda mau bersusah payah melakukan hal diatas, maka ada kemungkinan anda dapat membeli rumah tanpa uang sepersenpun. Saya pernah membeli ruko, setelah saya mengetahuhi harganya, saya pikir harga ini cukup murah, kemudian saya mencoba menawarkan pada orang lain untuk disewakan. Oh ternyata ada yang mau dengan nilai sewa lebih dari 10 %. Akhirnya langsung saya beli. Dan satu minggu berikutnya saya sudah mendapatkan uang sewa 11.1 %.

Demikian semoga bermanfaat.
See you in the top

Baca selengkapnya......

Faktor Keberuntungan

Senin, 14 Desember 2009

Hari minggu kemarin adalah hari yang cukup menyenangkan sekaligus melelahkan bagiku. Bagaimana tidak sejak pukul 7.30 pagi saya sudah mulai menyiapkan menyambut kedatangan para teman-teman MMC1. Karena pertemuan kali ini diadakan di kantorku PT Alfa fikrindo Utama, yang mempunyai produk Habaist.

Adapun acara MMC1 sendiri baru dimulai pada pukul 9. Cukup terlambat memang. Karena seharusnya dimulai pada pukul 8 pagi. Maklum orang sibuk semua . he he he. Atau barangkali kita mesti belajar menghargai dan menepati waktu.

Walaupun peserta yang hadir hanya 5 orang, namun rekan-rekan yang hadir tetap bersemangat, karena mereka menyadari ini untuk kepentingan mereka sendiri. Pertemuan ini bukan hanya sekedar kumpul-kumpul, temu kangen dan bicara ngalor ngidul. Tetapi sebagai tempat untuk berbagi, mencari solusi dan wawasan dalam berbisnis.

Namun ketika acara sudah mau selesai, saya kedatangan tamu mas Kanam Mukhlison dan mas Sunaryo. Mas Kanam adalah adik kelas saya dan Mas Sunaryo adalah kakak kelas saya sewaktu kuliah di Jurusan Fisika FMIPA Unair, Surabaya. Mas Kanam disamping bekerja di Gramedia Group, beliau juga sebagai konsultan waralaba BenWareg, bersama-sama Mas BJ. Wijananto. Sedangkan Mas Sunaryo bekerja di Pabrik kertas. Selain itu beliau juga mempunyai usaha sebagai pengimpor sampah kertas. Karena itu keduanya langsung saya todong untuk menceritakan usahanya ke forum MMC1, siapa tahu ada manfaatnya bagi teman-teman MMC1.

Pertemuan berakhir pada pukul 12.40. tidak seperti biasanya yang berakhir ketika azan dhuhur. Berkumandang. Setelah sholat dhuhur berjamaah dan makan siang, saya bersama mas Kanam dan Mas Sunaryo melanjutkan kunjungan ke Toko grosirnya Pak H. Hambali dan ke rumah Mas Syaiful Wasman.

Ketika di kediaman mas Syaiful Wasman, pertemuan berlangsung sangat menyenangkan. Maklum ternyata mas Naryo dan mas Syaiful ternyata baru ketemu sejak mereka lulus. Jadi sudah hampir 20 tahun. Dalam perbincanngan yang santai namun bermakna tersebut mas Mas Syaiful berkata “ Dulu ketika saya masih di Jakarta, sudah memulai buka usaha namun gagal. Rupanya factor keberuntungan belum berpihak padaku. Mungkin itulah hikmahnya Tuhan membuat manusia dengan berbagai macam peran.” . “ Ya memang benar mas. Ada orang miskin, menengah dan kaya. Ada pekerja berlevel operator, supervisor, manager dan Direktu. Ada pekeja dan pengusuha. Namun saya mempunyai hak pilih dan saya memilih menjadi pengusaha yang kaya raya” kataku sambil bercanda.

Lagi pula, sebenarnya tidak ada yang kebetulan dan keberuntungan didunia ini. Karena semuanya sudah tertulis disisi Allah. Jadi semuanya sudah menjadi sekenario Allah. Namun sebagai manusia kita tidak tahuakan menjadi apa kita nanti. Karena itu kita hanya bisa memilih lalu berusaha mewujudkannya dengan sekuat tenaga, mengerahkan segenap sumber daya yang ada baik itu tenaga, pikiran bahkan doa, diikuti dengan ketekunan yang tinggi. Jika kita sudah melakukan semacam itu belum berhasil itulah takdir kita. Jadi kita tidak bisa mendahului takdir dengan mudah putus asa.

Jika kita menilik bahasa inggris dari keberuntungan itu adalah “LUCK” , ternyata kata itu adalah sebuah akronim. L merupakan kepanjangan dari Location. Orang yang beruntung adalah orang berada pada tempat yang tepat dan waktu yang tepat. Sedangkan U berarti Understand. Orang beruntung karena mereka mempunyai pengetahuan yang tepat. Sedangkan C adalah Connection, atau Hubungan. Hubungan atau koneksi sangat diperlukan dalam bidang apapun. Namun kebanyakan orang males menjalin hubungan. bahkan berhubungan dengan tetangganyapun males. Padahal tetangga itu sangat berarti. kita tidak bisa hidup sendiri.Jika terjadi apa-apa dirumah kita tentu tetangga dekatlah yang akan lebih cepat membantu.


Orang yang berada pada tempat dan waktu yang tepat, mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan lalu mempunyai koneksi, tidak cukup membuatnya beruntung jika mereka tidak mempunyai keterampilan yang mencukupi. Untuk menggambarkan hal ini akan lebih dipahami jika anda membayangkannya seperti orang bermain sepakbola. Ketika bola di daerah lawan, Dedy berada tepat di depan gawang, Dedy tahu jika mendapat operan bola, akan ditendang ke gawang lawan. Namun Dedy tidak mendapat operan bola karena Dedy kurang diperhitungkan atau hubungan Dedy dengan pemain yang lain kurang bagus. Atau Dedy mendapatkan operan bola dan menendangnya ternyata bukannya bola mengarah kegawang tetapi melenceng jauh dari gawang. kenapa demikian karena Dedy kurang terampil.


Sebenarnya kesempatan datang setiap hari, namun karena kita tidak berada pada tempat dan waktu yang tepat kita tidak bisa melihat kesempatan yang datang. Atau kita tidak tahu bahwa didepan anda ada kesempatan yang mengundang keberuntungan anda. Karena tidak mengerti atau tidak mempunyai skill yang dibutuhkan.


Demikian Semoga bermanfaat.

See in the top

Baca selengkapnya......

Sudah Bahagiakah anda?

Rabu, 09 Desember 2009

Memang sudah menjadi fitrah manusia, menginginkan kebahagiaan dan menghindari kesengsaraan.

Lantas muncullah teori-teori tenatang kebahagiaan hidup. Ada yang mengatakan, anda akan hidup bahagia jika anda terlepas dari nafsu dunia. Sehingga mereka tidak mau kawin dan meninggalkan gemerlapnya kehidupan dunia. Sementara yang lain mengatakan, anda akan bahagia dan hidup dengan tenang dan tenteram, jika segalanya tersedia. Yang mengikuti pendapat ini menyangka dengan memiliki istri cantik atau suami yang tampan hidupnya akan bahagia. Mereka mengira dengan menjadi popular, menjadi penguasa, memiliki harta yang berlimpah hidupnya akan bahagia. Mereka mengira dengan mendatangi tempat rekreasi pergi ke luar negri,atau menyaksikan hiburan hidupnya akan bahagia. Sehingga bagi mereka yang berkatong tipis, waktunya dihabiskan didepan TV atau ngrumpi, jangkruk bicara membicarakan kejelekan orang atau membicarakan hal-hal yang tiada berguna.

Benarkah ketenangan dan kebahagiaan hidup dapat diperoleh dengan cara seperti itu? Jawabnya adalah “ Ya” Namun ketenangan dan kebahagiaan yang didapat sipatnya hanya sementara. Ketenangan dan kebahagiaan hidup yang diperoleh dengan cara diatas sipatnya semu dan menipu. Dan yang lebih parah lagi, biayanya terkadang sangat mahal. Contohnya, ketika anda berpendapat, saya akan bahagia jika mempunyai istri yang cantik, maka anda akan berusaha berpenampilan diluar batas kemampuan untuk menarik wanita yang cantik tersebut. Kemudia ketika anda sudah mendapatkannya, biaya perawatanya cukup mahal.

Jika anda ingin mendapatkan ketenangan dan kebahagian hidup yang permanent caranya bukan lewat jalan diatas tetapi dengan melalui kedekatan dengan Sang pemilik Ketenangan dan Kebahagiaan, yaitu Allah SWT. Jika anda dekat dengan Allah, maka Dia akan membukakan pintu keindahan dalam dirinya. Sehingga anda mampu memandang sesuatu yang menurut pandangan masyarakat dianggap hina, namun bagi anda menyenangkan. Ketika anda hanya mampu membeli sepeda, anda sudah merasakan kebahagiaan, karena anda teringat akan orang yang tidak mempunyai sepeda atau tidak bisa bersepeda karena tidak mempunyai kaki. Ketika anda hanya mampu makan dengan lauk sambal, itupun sudah membuat anda bahagia.

Kenapa bisa demikian? Karena hidup anda sudah diliputi oleh Cahaya Tuhan. Jiwa anda terang. Jiwa anda luas, lebih luas dari samudra. Cahaya yang terang akan memudahkan memilihat hal-hal yang kecil menjadi jelas. Sedangkan hati yang luas akan menjadikan hal-hal atau masalah yang besar menjadi kecil. Apalagi masalah yang kecil anda tidak akan mampu melihatnya. Artinya cahaya yang terang akan membantu anda melihat anugerah Allah sekecil apapun yang anda terima. Sehingga hati anda diliputi dengan rasa syukur yang berlimpah. Anda akan merasakan betapa banyak dan besarnya rahmat dan kasihsayang Allah yang anda terima. Sehingga ketika anda dikarunia sesuatu yang kecil menurut pandangan masyarakat anda merasakan seakan menerima sesuatu yang sangat besar.

Sedangkan hati yang luas menjadikan masalah yang besar bagi masyarakat menjadi kecil dihadapan anda. Anda tidak akan merasakan kesedihan yang disebabkan masalah-masalah kecil. Anda tidak akan merasa terganggu dengan adanya ular kobra, ketika anda berada dilapangan yang luas. Anda tidak akan merasa terganggu dengan adanya harimau maupun singa karena letaknya jauh dari anda. Sebaliknya jangankan ada ular kobra, ada tikuspun anda akan merasa terganggu jika hati anda seluas kamar mandi. Dengan demikian jika hati anda luas seluas samudra maka hidup anda akan terasa tenang dan bahagia,

Lalu bagaimana caranya agar hati kita menjadi seluas samudra dan jiwa kita terang seterang disiang hari bolong?. Kita hendaknya hanya menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan. Kemudian kita berusaha untuk selalu menjalankan perintahnya dan meninggalkan apa-apa yang menjadi larangannya. Kita menjadikan Allah sebagai sumber gerak dan langkah dalam menjalani kehidupan ini. Ketika kita akan melakukan sesuatu, yang pertama kita tanyakan adalah, apakah Allah dan Rosulnya Ridho dengan tindakan saya ini?

Semoga kita selalu mendapat taufik dan bimbinganNya. Semoga kita senantiasa mendapat pertolongan dan kekuatan dariNya. Sehinnga setiap apa yang kita lakukan selalu bersandar kepada tuntunan Allah dan Rosulnya. Amin.

See you in the top.

Baca selengkapnya......

Renungan Menyambut Tahun Baru

Senin, 07 Desember 2009

Tanpa terasa sebentar lagi Insya Allah kita akan menyaksikan pergantian tahun, baik tahun baru Islam, 1431 H atau tahun baru masehi 2010. Waktu memang begitu cepat berlalu. Dia akan terus berputar, tanpa peduli apakah kita menyadari aatau tidak, karena terlenakan dengan berbagai macam kesibukan. Sehingga ketika acara pergantian tahun diadakan kita seakan terbangun dari tidur. “ oh, sudah tahun baru ya. Rasanya baru kemarin kita merayakan tahun baru, kini kita mereyakannya kembali.


Dengan datangnya tahun baru, berarti bertambah pula usia kita. Ini berarti jatah hidup kita berkurang satu tahun. Sadar atau tidak, mau atau tidak ternyata kita berjalan mendekati ajal. Lantas apa yang terjadi ketika ajal anda menjemput. Apakah anda bisa selamat dari siksa yang berkepanjangan yang dijanjikan oleh Tuhan yang memilki alam ini?. Atau bagaimana kira-kira anda dikenang oleh orang disekitar anda?


JIka anda merenungi kedua pertanyaan diatas, tentu padanngan anda terhadap perayaan tahun baru, ulang tahun kelahiran dan atau ulang tahun pernikahan akan berubah. Perayaan hari-hari tersebut bukan lagi dirayakan dengan hura-hura tetapi sebaliknya dijadikan sebagai momern untuk muhasabah atau merenung, tentang perjalanan hidup yang telah kita lakukan selama setahun terakhir ini. “ Kita sudah menghabiskan waktu selama satu tahun atau selama 12 bulan atau 365 hari atau 8760 jam atau 525600 menit atau 31.356.000 detik. Kemajuan apa yang telah kita peroleh.?”


Apakah dengan bertambah setahun usia anda, hidup anda dan keluarga lebih bahagia, karier anda lebih tinggi, kedewasaan anda lebih baik, kesabaran anda lebih baik, tanggungjawab anda terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat lebih meningkat, kedekatan anda dengan Tuhan semakin baik. Atau sama saja dengan tahun yang lalu. Tidak ada perubahan yang berarti. Atau bahkan lebih kacau. Jika demikian maka celakahlah anda.

Hidup memang penuh dengan pilihan. Dan pilihan yang diajukan tidak sulit karena hanya dua pilihan yang diajukan. Contoh ketika anda mau bangun dari tidur. Pilihannya adalah anda mau bangun pagi atau bagun siang?. Setelah itu anda mau sholat subuh atau tidak. Anda mau sholat subuh di masjid atau dirumah. Setelah sholat anda mau dzikir atau tidak, panjang atau pendek. Setelah sholat anda mau mambaca Alqur’an atau mebaca koran. Dan seterusnya. Semuanya hanya ada 2 pilihan.


Mungkin anda menyangkal “ Oh tidak hanya 2 pak. Kadang kala kita menghadapi lebih dari 2 pilihan. Contohnya pemilihan presiden kemarin. Atau bahkan kita menghadapi pilihan yang banyak sekali, contohnya pilihan legislatip.” Jika cara anda mengajukan pertanyaan salah, bisa jadi jawaban yang disediakan bisa lebih dari 2 tetapi jika anda bertanya, saya memilih SBY atau tidak? Saya memilih Prabowo atau tidak,. Maka jawabannya hanya ada dua ya. Atau tidak.


Apapun pilihan yang anda jatuhkan, anda harus menanggung konsekwensinya. Bahkan ketika anda diam tidak memilih sekalipun itu juga sebuah pilihan. Anda memilih untuk tidak memilih.

Dengan demikian hidup ini adalah suatu perjalanan, jika anda tidak berjalan maka anda akan tertinggal. Bahkan walaupun anda berjalan anda masih akan tertinggal, jika langkah anda lambat. Karena itu anda mesti banyak belajar dan kerja lebih keras agar langkah anda lebih cepat. Dengan belajar kemudahan akan didapat. Dengan kerja keras hasil yang maksimal akan diperoleh. Semua orang yang masuk dalam catatan tinta emas sejarah dunia tidak ada yang meraihnya dengan kebodohan dan kemalasan. Mereka memperoleh itu semua dengan ketekunan, pantang mnyerah dan kerja keras bahkan diikuti dengan tangis dan kematian.


Memang yang terpenting bukan anda telah sampai dimana dan seberapa besar yang sudah anda peroleh. Karena setiap orang berbeda peran, dan potensi.Tetapi yang lebih penting adalah sekuat apa, sekeras apa dan sekonsisten apa anda dalam mempergunakan waktu yang anda miliki, untuk menggapai kehidupan dan kemanfaatan diri yang lebih baik dari tahun sebelumnya.


Jika anda seorang pembatu atau pekerja, anda bisa menjadi pembantu yang membanggakan, menjadi inspirasi masyarakat disekitar anda bahkan dunia. Bukankah banyak cerita, seorang pembantu yang pada akhirnya menjadi seorang yang terkenal dan dielu-elukan masyarakat?.


Karena itu sebagai pesan yang terakhir, tidak peduli apa pendidikan anda, tidak peduli dari mana anda memulai menjejakan kaki dalam menempuh perjalanan hidup ini. Itu semua tidak penting. Yang terpenting adalah seberapa besar anda untuk menjadi yang terbaik dibidang yang anda kerjakan sekarang ini. Dan seberapa keras anda untuk mengubah kehidupan anda menjadi lebih bermanfaat bagi diri,keluarga dan lingkungan anda.

Hidup ini cukup pendek jika hanya digunakan untuk berpangku tangan, berleha-leha, menonton TV atau bermalas-malasan. Mari kita isi dengan kerja dan karya, sekecil dan seremeh apapaun pekerjaan yang anda lakukan jauh lebih baik dari berpangku tangan. Namun jangan sampai anda terjebak dengan merasa cukup dengan apa yang anda peroleh sekarang ini, yang pada akhirnya akan membelenggu anda menjadi mandek. Jika anda sekarang sebagai seorang operator, lekas-lekaslah menjadi seorang supervisor. Jika anda seorang supervisor lekas-lekaslah menjadi seorang manajer. Jika sekarang telah menjadi seorang manajer lekas-lekaslah untuk segera menjadi seorang direktur. Jika diperusahaan anda tidak ada peluang menuju jenjang karier yang lebih tinggi, maka segeralah pindah ke perusahaan yang lain atau jadilah sebagai direktur dari pereusahaan anda sendiri.


Ingat anda lahir di dunia bukan hanya untuk diri anda dan keluarga anda saja. Tetapi anda terlahir untuk membuat dunia ini lebih indah lebih mudah dan lebih bermakna.

Selamat sukses dan tahun baru. Semoga tahun yang akan datang akan jauh lebih baik dan bermakna.

See you in the top

Baca selengkapnya......