Menumbuhkan kesadaran diri

Senin, 30 Juli 2012

Suatu ketika saya berbincang dengan kakak saya. “ Mas kapan anda sadar untuk mau menjalankan perintah Allah dengan baik. Tidak malas malsan seperti ini?”. Dengan tenang dia menjawab. Ya nanti jika rumahku, sudah seperti layaknya rumah orang lain.”. ketika rumahnya sudah dibangun, pertanyaan yang sama saya ajukan kembali. Jawabnya hamper sama, “ nanti kalau sudah ada perabotannya”. Pertanyaan yang sama saya ajukan pada tukang bangunan, dia menjawab “ bagaimana pak bisa sholat, badan kotor baju juga kotor, jika seperti bapak ya enak, dadan bersih, baju bersih sehingga sholat bisa tenang.

Jawaban mereka atas pertanyaan diatas rupanya, mengikuti alur yang sama, saya akan …. Jika …… untuk mengerjakan sesuatu mereka nunggu, sesuatu yang lain, baru mereka berjalan. Mereka baru bertindak jika mereka mendapat rangsangan yang positip dari luar. Apakah anda juga menjawab dengan alur yang sama jika diajukan pertanyaan yang sama? Apakah orang semacam ini kira-kira bisa sukses? Apakah masa depan orang semacam ini akan cerah dan bahagia?Orang seperti ini ibarat mobil mogok yang akinya soak. Mobil baru berjalan jika didorong. Tentu ini sangat merepotkan. Orang seperti atas, disebut sebagai orang yang pasip. Orang yang inginnya selalu mendapat rangsangan dari luar baru dia mau bertindak. Orang seperti ini akan menjadi bagian dari rencana orang lain. Mereka akan selalu menjadi “korban” atau akaibat dari kehidupan. Lawan orang pasip adalah orang aktip. Orang aktip menyadari dialah yang mengendalikan hidupnya. Maka mereka selalu bertindak dan bertindak. Hidup mereka penuh dengan inisiatip. Mereka sangat ringan tangan. Mereka tidak suka menunggu diperintah. Mereka suka mengambil peran didepan. Sehingga mereka bisa mewarnai kehidupan. Baik kehidupannya sendiri maupun kehidupan orang lain. Lalu bagaimana kita bisa termasuk golongan kedua. Golongannya orang aktip? Sebenarnya sangat mudah, untuk menjadi golongan orang kedua. Kita hanya memerlukan kesadaran diri. Ya anda perlu menyadari bahwa hidup ini bukan sekedar permainan yang tidak ada gunanya. Anda lahir kedunia ini mengemban misi khusus. Jika anda gagal maka celakalah anda. Anda akan mendapan celaan, cacian dan kesengsaraan hidup yang tidak pernah anda bayangkan sebelumnya. Nanti anda akan menyesal yang tiada putusnya. Namun jika anda berhasil menyelesaikan misi dengan baik , anda akan dieluelukan bagai seorang pemenang dalam olimpiade. Anda akan mendapatkah penghargaan yang jauh lebih tinggi dari segala penghargaan yang ada. Jika kesadaran ini tumbuh dalam hati anda, merasuk dalam jiwa anda, anda akan menjadi orang baru yang penuh dengan energy positip, semangat yang membara memanfaatkan potensi yang anda baik itu harta, tenaga dan pemikiran anda menjadi pelopor kehidupan. Anda tidak akan kehabisan tenaga. Anda tidak akan kehabisan cara. Anda tidak akan kehabisan kesabaran. Karena bagi anda yang terpenting bertindak dan terus bertindak. Tidak peduli betapa sulit medan yang harus dilalui. Tidak peduli betapa terjal jalan yang harus didaki. Karena itu saudaraku, sebelum kesempatan yang diberikan habis, mari kita bangun dari keterlenaan. Mari kita kembali ke misi awal keberadaan hidup kita didunia, yaitu menjadi Hamba Allah yang terbaik amalnya. Semoga bermanfaat. See you at the top

Baca selengkapnya......

Alasan Saya Menjadi Kaya

Rabu, 25 Juli 2012

Apakah anda ingin Kaya? Eh, matre bener sih orang ini. Saya pernah mendapat pandangan sinis seperti ini, ketika saya menyampaikan sambutan tentang kekayaan di forum Halal bi Halal keluarga besar Bani Abdullah ompak. Saya dikatakan sekuler dan lain sebagainya. “Lo bagaimana anda tahu anda dikatain demikian?”. Dia mengucapkannya sendiri ketika kakak sepupu saya ini datang berkunjung ke rumah saya dan melihat pembangunan gedung SMPIT AL FAWWAZ. “ Iya, bener. Kita memang harus kaya. Dengan banyak uang kita bisa berbuat banyak, membantu fakir miskin, membuat Gedung Pendidikan, Mendirikan Rumah Sakit dan lain sebaginya” Kata kakak sepupu saya.

Memang mengatakan kata Kaya ini, ternyata butuh suatu keberanian. Karena sebagai orang timur, kata “kaya” itu sangat jarang diucapkan. Itu seakan kata yang gak elok untuk diucapkan. Makanya wajar jika kebanyakan kita tidak kaya. Saya sendiripun terkadang masih merasa risih jika mengucapkan “kaya”. Takut dikatan sok, dalam lain sebagainya. Padahal dalam hati saya ingin kaya. Sungguh hati saya mengatakan saya ingin kaya. La kalau saya tidak ingin kaya bagaimana mungkin saya bisa mewujudkan cita-cita saya untuk membangun pesantren di atas lahan lebih dari 10 H, yang memiliki banyak gedung bertingkat 2, ada kolam perikanan, peternakan ayam, bebek,kambing dan sapi. Pesantren tersebut juga memilki, area pertanian, perkebunan dan area tanaman sayur mayur. Sedangkan saya orangnya tidak mau merepotkan orang lain. Alasan itulah yang membuat saya harus kaya. Jika saya tidak ada rencana atau impian itu. Saya tidak perlu kaya. Karena buat apa uang banyak, sementara saya orangnya tidak suka berfoya-foya. Anak dan istri juga tidak keberatan hidup sederhana. Kemudian apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi kaya? Benarkah anda ingin kaya? Jika anda tidak mempunyai alasan yang kuat untuk menjadi kaya mana mungkin bisa menjadi kaya? Daftarlah alasan alasan anda yang kuat untuk menjadi kaya. Lalu buatlah itu sebagai keharusan yang harus diwujudkan. Sebagai indicator alasan alasan anda kuat apabila, anda setiap saat selalu ingat terhadap alasan alasan anda tersebut. Ketika anda makan, ketika anda mau tidur bahkan ketika anda sedang mandipun selalu mengingatnya. Persis seperti lagunya Dina Mariana. Kemudian minimal disetiap anda selesai melakukan sholat, tidak lupa anda selalu berdoa kepada Allah untuk membantu mewujudkan impian anda. Lebih baik lagi, ketika anda ingat anda langsung berdoa demi terwujudnya impian anda. Mudah-mudahan alasan –alasan kita untuk menjadi kaya, didengar oleh yang Maha Kaya, sehingga kita layak untuk menerima kekayaanNya. Semoga bermanfaat. See you at the top

Baca selengkapnya......

Pamer atau menginspirasi

Sabtu, 21 Juli 2012

Selesai solat Jum’at, saya menyempatkan diri sejenak berhenti di Masjid. Tidak lama kemudian datang tetangga rumah yang meskipun sering ketemu di Masjid namun jarang sekali bercengkerama. Setelah basi basi beberapa saat, saya berkata “ Eh saya ada rencana Gedung SMPIT AL-FAWWAZ nanti menjadi Universitas lo. Saya sudah mulai penjajagan dengan salah satu Perguruan Tinggi di Jakarta untuk mengadakan Kuliah jarak Jauh.” Lalu saya diam menunggu komentar atau apalah dari 2 teman tersebut. Namun mereka diam tidak komentar apa apa. Suasana jadi hening. Akhirnya untuk memecahkan keheningan itu saya berbicara dengan tema lain. Dalam hati saya berbikir, ada apa dengan pernyataan saya ya. Apakah salah saya mengucapkan hal demikian. Atau itu dianggap pamer? Saya tidak bisa meraba isi hati mereka.

Saya menganggap sikap mereka itu aneh, karena berlawanan dengan sikap saya apabila mendengarkan kabar gembira dari teman tentang kesuksesannya. Walaupun terkadang dalam hati ini diliputi dengan rasa tidak percaya. Tetapi uniknya rasa tidak percaya tersebut justru menambah rasa penasaran saya untuk ingin tahu. Sehingga yang terjadi adalah rasa tertarik untuk mengetahui lebih jauh dan lebih jauh lagi, tentang kesuksesan teman tersebut. Sikap saya ini ternyata sangat menguntungkan. Saya memiliki semangat yang kuat untuk mendirikan Yayasan Pendidikan, setelah mendengar teman saya yang biasa-biasa saja menurut ukuran saya, mampu memiliki Yayasan Pendidikan meskipun masih ala kadarnya. Kenyataan ini justru memacu diri saya untuk segera mewujudkan rencana saya untuk mendirikan sekolahan. Ya jika dia bisa kenapa saya tidak. Alhamdulillah sekarang SMPIT ALFAWWAZ telah berdiri dan telah menerima siswa. Suatu ketika saya mengunjungi teman saya yang ada di Surabaya, dia berkata mempunyai kebon sengon lebih dari 50 H. Ketika mendengar ucapan itu, saya tidak percaya. Ah , ngibul bagaimana mungkin dia punya kebun seluas itu, dia masih kerja ditempat orang, sedang rumah dan kendaraanyapun masih sederhana, atau pas pasan. Namun sekali lagi rasa tidak percaya saya itu bukan membuat saya cuek atau diam terhadap penyataannya. Tetapi malah membuat saya tertarik untuk mengetahuainya. Setelah dia meceritakan yang sebenarnya, baru saya tahu oh ternyata dia bekerjasama dengan orang yang punya lahan. Dia hanya menanami saja jika ongons tanam dan bibit cuma, 1500 per pohon, pantas dong jika dia bisa memiliki kebon sengon seluas 50 H? jika satu hektar ditanami 2000 pohon, kan cuma keluar modal 3 juta? Gara-gara teman punya kebon sengon akhirnya saya tertarik juga untuk membuat kebon sengon. Setelah beberapa kali gagal menemukan lahan, kini saya alihkan keiinginan memiliki kebon sengon dengan ke kebon Sawit. Andai saja saya berdiam diri ketika mendengar cerita teman saya dengan sengonnya mungkin saya tidak akan mempunyai kebon sawit. Nah sekarang enak mana, ketika anda mendengar tentang kesuksesan teman anda. Apakah anda akan diam seribu bahasa dengan hati penuh rasa curiga. Dan membuat teman anda merasa tidak enak hati. Atau menanggapi atau merasai turut bahagia akan kesuksesan teman kita. sehingga dapat membuat teman kita merasa senang atas sikap kita. Kemudian sebagai balasannya kita dapat dituntunya untuk memiliki hal yang sama atau yang semisal dengan yang dimiliki oleh teman kita, bahkan lebih baik lagi. Mempunyai sekolahan di gedung milik sendiri dan memilki kebon sawit ditanahnya sendiri. Jika kita berprasangka baik, terhadap orang yang menceritakan kesuksesanya. Sebenarnya mereka ini ingin menginspirasi kita. Ingin agar kita sukses seperti mereka. Bukan ingin pamer atas kesuksesannya.. ya bukan ingin pamer tetapi ingin menginspirasi. Semoga bermanfaat See you at the top.

Baca selengkapnya......