Ketika saya berkesempatan mengajar di SMPIT Alfawwaz. Saya bertanya pada anak anak. “ Siapa yang ingin sukses?” mereka menjawab serempak “Saya” sambil mengacungkan tangannya tinggi tinggi. “ Siapa yang ingin kaya?” Sekali lagi mereka menjawab dengan serempak, sambil berteriak” Saya”. “ Mudah mudahan anda semua menjadi orang sukses dan kaya. Sehingga anda semua menjadi orang yang berguna bagi agama , nusa dan bangsa” doaku kemudian, yang diaminkan oleh anak anak.
“ Anak anaku, jika pertanyaan tadi, ditanyakan kepada setiap orang, bahkan orang yang tinggal dikolong jembatan sekalipun, mereka akan menjawab hal yang sama. Semuanya ingin sukses. Semuanya ingin kaya. Keinginan memang tidak ada yang melarang. Semua orang boleh ingin apa saja. Namun ketahuilah bahwa yang berhak mendapatkan keinginannya adalah orang yang pantas menerimanya. Ya yang berhak tercapai keinginannya adalah orang yang berhak dan pantas menerimanya. Tahukah kalian? Siapa orang yang berhak mencapai keinginannya?”
Banyak jawaban yang dilontarkan, anak anak calon orang sukses ini. Ada yang menjawab, mereka yang rajin. Mereka yang ulet, mereka yang disiplin. Ya ya ya, benar sekali. Namun tahukah kalian kenapa orang menjadi rajin, ulet dan disiplin? Anak anak diam seribu bahasa. Suasana menjadi sunyi. Maukah Mr. Kasih tahu ? “ Mauuuuuu?” “Kenapa orang menjadi, rajin, ulet dan disiplin, jawabnya adalaaa............h? Kepedulian. Apa? ” “Kepedulian” jawab anak anak dengan serempak. Ya kepedulianlah yang membuat orang rajin bekerja, ulet dan disiplin.”
Karena kepedulian terhadap keluarganya, seorang ayah mau bekerja memeras keringat, membanting tulang. Meski sang ayah yg bekerja, namun karena peduli pada anak anaknya, dia masih mau mengalah. Karena kepedulian agar masyarakat atau keluarga dapat berhubungan, Bill Gate, menciptakan atau membangun Microsoft. Karena ingin membantu para ibu membersihkan pekarangan akhirnya diciptakan, sapu, tong sampah dan lain lain sebagainya.
Sungguh awalnya mereka tidak berpikiran ingin mendapatkan banyak uang. Jika uang yang mereka cari, mereka pastinya akan melakukan yang pasti pasti saja. Yang sudah teruji menghasilkan uang. Namun, karena kepedulian yang mereka miliki, ingin memudahkan masyarakat, ingin membuat manusia hidup nyaman, mereka mau bersusah payah menciptakan sesuatu yang baru, yang menghabiskan banyak dana, waktu dan tenaga. Saya teringat akan kisah Henry Ford yang menciptakan mobil murah. Meski para Insiyurnya sudah menyerah karena sudah begitu banyak dana, waktu dan tenaga terbuang dengan “percuma” dan hasil sama sekali tidak nampak, namun Henry Ford, tetap kekeh untuk terus melanjutkan project itu. Dan akhirnya Henry Ford berhasil.
Lalu bagaimana memunculkan kepedulian dalam diri kita ? Sebenarnya mudah menyemai benih kepedulian dalam diri kita. Anda dapat memulainya dengan memikirkan tentang diri sendiri. Jika anda sebagai anak, coba pikirkan betapa besar pengorbanan yang telah diberikan orang tua kepada anda. Lalu ingat ingat apa yang telah dilakukan untuk membalas budi orang tua. Banyak mana kerepotan yang anda sampaikan atau balasan kebaikan yang anda persembahkan.
Jika anda seorang bapak, atau ibu, sudahkah anda memberikan yang terbaik untuk anak anak anda, atau hanya sekedarnya. Jika anda seorang suami atau istri, apakah anda sebagai beban dari pasangan anda atau anda sebagai tempat perlindungan pasangan anda. Sudahkah anda memberikan yang terbaik kepada pasangan anda? Jika anda sebagai pekerja atau anggota masyarakat, apa yang sudah anda sumbangkan untuk mereka?
Lalu lakukan secara sadar hal hal kecil yang tidak perlu biaya, tenaga maupun pikiran, yang bisa anda lakukan untuk membantu dan membahagiakan mereka. Anda bisa tersenyum, setiap ketemu orang lain. Kenapa tersenyum? Karna senyuman itu membuat orang lain bahagia. Jadi anda secara sadar tersenyum kepada orang lain agar hidup mereka bahagia. Kenapa hal ini mesti dilakukan degan kesadaran? Agar hati dan pikiran anda ikut terlibat sehingga akan memberi kesadaran kepada seluruh anggota badan anda.
Kemudian lakukan dengan cara yang sama ketika anda melihat sampah lalu memgungutnya, menyingkirkan batu atau duri ditengah jalan. Kembangkan rasa kepedulian anda ke masalah yang lebih besar. Misalnya ingin memberikan yang terbaik (diluar kemampuan?)kepada keluarga dan orang tua anda. Ini bertujuan untuk memaksa diri anda untuk berjarya lebih baik. Atau ingin memnatu menyelasaikan permasalahan di masyarakat dll.
Lalu kembangkan dan kembangkan terus, sehingga tanpa kau sadari anda memiliki rasa kepedulian yang sangat tinggi. Seiring bertambah besar rasa kepedulian anda, akan terangkat pula kesuksesan anda.
Jika anda orang yang memiliki keimanan yang baik, tetntu anda memiliki kesadaran yang tinggi. Anda akan memahami dengan baik makna kehidupan ini. Karna muara dari keimanan adalah kemanfaatan bagi banyak orang. Dan tentunya kemanfaatan ini merupakan buah dari kepedulian dan kepedulian sumbernya adalah keimanan
See you at the top