Sautu hari Nabi Muhammad sedang duduk-duduk bersama sahabat, beliau melontarkan suatu petanyaan yang menarik , “ Tahukah engkau siapa orang yang cerdas itu?” ada sahabat yang menjawab “ orang yang cerdas itu adalah orang yang bisa menjawab setiap pertanyaan”.
Bila pertanyaan yang sama diajukan kepada kita mungkin juga akan memberikan jawaban yang senada. Lalu kita teringat dengan Albert Enstain atau BJ. Habibi.
Namun ternyata jawaban para sahabat itu dianggap kurang tepat, dan menurut beliau orang yang cerdas adalah orang yang selau mengingat mati.
Mungkin kita jadi terperangah mendengar jawaban itu.bagaimana mungkin orang yang selalu mengingat mati dikatakan orang cerdas. Apa hubungannya? Sepintas memang nampak tidak ada hubungannya. Tetapi mari kita berpikir lebih jauh lagi.. Barang kali kita bisa sepakat bahwa orang yang cerdas itu adalah orang yang mampu mendayagunakan hal yang sama tetapi mempunyai pengaruh yang berlipatganda.
Sebagai contoh umpamanya, besi ditangan orang biasa hanya berharga Rp. 3000/ kg, tetapi jika diberikan kepada orang yang cerdas bisa berharga 100.000/kg atau bahkan lebih.
Jika orang selalu mengingat mati, maka mereka akan berpikir bagaimana caranya agar kehidupan di akhirat akan bahagia sentosa. Oleh karena kehidupan di akhirat hanya ada dua kehidupan, masuk neraka atau masuk surga, maka orang yang cerdas tentu memilih surga dari pada neraka.
Mungkin kita menyangggah, orang bodohpun juga akan melakukan hal yang sama, memilih surga. Ya memang benar, tetapi bedanya adalah orang bodoh hanya sekedar menginginkan dan mereka tidak tahu atau tidak mau tahu caranya agar masuk surga. Sementara orang cerdas akan senantiasa berpikir gimana caranya mendayagunakan apa yang dia memilik baik waktu, pikiran, harta, tenaga bahkan jiwanya untuk dikorbankan demi menggapai surga. Mereka paham benar, hidup didunia hanya sementara. Jika tanpa pemikiran yang cerdas mana mungkin bisa mengumpulkan bekalang cukup untuk hidup bia di kehidupan yang abadi?
Orang cerdas dan orang bodoh sama-sama tahu,bahwa Sholat di masjid dan berjamaah pahalanya sangat besar. Bahkan Nabi pernah mengatakan orang yang sholat jamaaah Isa’ akan mendapatkan pahala seakan-akan sholat separo malam dan barang siapa sholat subuh berjamaah di masjid akan mendapatkan pahala seakan-akan sholat separoh malamnya lagi. Jadi orang yang sholat isa’ dan subuh berjamaah di masjid seakan-akan sholat semalam suntuk. Belum lagi ditambah pahala berjalan menuju dan pulang dari masjid, pahala sholat berjamaah, 27 x sholat sendiri dan pahala silaturahmi karena di masjid kita ketemu dengan tetangga atau teman yang lain.
Walaupun kita tahu begitu besar pahalanya, namun hanya orang yang cerdaslah yang mau bersusah-susah untuk menggapai keberuntungan itu. Karena orang yang cerdas akan berpikir jangka panjang sementara orang yang bodoh berpikir jangka pendek, ah berat, capek, baru pulang dari kerja, ngantuk dan berbagai amacam alasan.
Orang yang cerdas sadar benar bahwa kehidupan ini hanya sementara,sedangkan kehidupan di akhirat kekal abadi. Mereka juga menyadari bahwa hidup di dunia merupakan tempat bertanam, mengumpulkan amal sedangkan di akhirat merupakan tempat memanen amal. Jika kita sudah bangkrut di akhirat sudah tidak bisa dirubah lagi. Jika demikian bagaimana kita bisa seenaknya atau hanya sekedarnya meluangkan waktu untuk beridah atau beramal untuk menggapai kebahagiaan hidup di akhirat. Sedang untuk menggapai kehidupan dunia yang hanya sebentar saja, kita telah menghabiskan waktu seluruh hidup kita?
Orang yang cerdas versi Nabi ini bukan berarti mereka hanya mengejar kebahagian akhirat dan meninggalkan dunia. Namun mereka mampu membuat apa yang dimilikinya baik itu waktu, pikiran, harta, tenaga dan nyawanya mempunyai hasil yang berlipat lipat. Agar lebih jelas mari kita bahas satu persatu.
1. Waktu
Waktu yang mereka miliki benar-benar mereka pakai dengan sebaik-baiknya. Tidak ada kata santai. Bahkan mereka sangat memperhatikan waktu-waktu yang berdaya guna tingi. Bangun di sepertiga malam dan bermunajat kepada Allah SWT. Disaat orang lain sedang bermimpi mereka bangun menghadap Tuhannya mengadukan seluruh kesulitan yang menimpa diri dan keluarganya. Pada saat itu Tuhan mereka menyambut dengan tangan terbuka dan mendengarkan setiap keluhan dan permintaannya dengan seksama.
Mereka menyadari benar, setiap detik yang dilalui akan dimintai pertangungjawaban, sebab itu mereka isi dengan sesuatu yang sangat berharga bagi diri, keluarga dan masyarakatnya.
Mereka mampu melipat waktu. Ilmunya, amalnya dan peranya jauh dari umurnya.
2. Pikiran
Pikiran yang mereka miliki benar-benar disibukkan untuk berkarya, bukan hanya untuk kemaslahatan diri dan keluarganya saja, bahkan untuk agama, nusa dan bangsanya.
Mereka tidak pilet terhadap ilmu dan mereka selalu melontarkan ide-ide yang akan membawa perubahan umat menuju hidup yang lebih baik.
3. Tenaga
Mereka yang cerdas tentu tudak mau mengerjakan hal yang sepele. Mereka sadar benar tenaganya sangat terbatas. Oleh karena mereka menggunakan daya ungkit baik alat maupun tenaga dan duit orang lain. ehingga tenaganya hanya dipakai untuk hal-hal yang mendatangkan hasil yang besar.
4. Harta
Begitu pula berkaitan tentang harta, mereka akan mengeluarkan harta untuk mendapatkan hasil yang besar. Mereka tidak mau mengeluarkan harta, untuk pemuas nafsu gengsi dan hal-hal sepele lainnya.
Kecerdasan ala Nabi ini jika digunakan untuk dasar berwirausaha akan melahirkan seorang wirausahawan yang sukses. Karena mereka akan menjadi wirausaha yang mempunyai fokus yang jelas, penuh perencanaan, hati-hati, kerja keras an pantang menyerah.
Cerdaskah Anda ?
Posted by Unknown at 10.28 4 comments
Mimpiku Jadi Kenyataan
Dulu ketika aku masih remaja, pernah bermimpi atau tepatnya bercita-cita. Nanti ketika aku berkeluarga ada empat hal yang aku harapkan :
1. Istriku harus berjilbab, karena saya berpikir jika ingin membangun rumahtangga yang sakinah harus dimulai dari tempat menebar benih yang baik. Berjilbab merupakan langkah awal untuk menjadi istri yang solihah.
2. Beda umur empat tahun, karena saya pikir wanita lebih cepat tua dan monoupose.Selain itu Jika istriku jauh lebih muda dariku maka akan lebih hormat kepadaku.
3. Istriku harus pegawai negeri. Karena saya ingin berwiraswasta. Saya pikir jika usahaku bangkrut masih ada sumber lain. selain itu pegawai negeri apalagi guru atau dosen tidak menyita waktu yang banyak. Sehingga masih banyak waktu untuk anak dan suami.
4. Anakku berjumlah empat.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah, semua yang saya impikan tersebut tercapai. Istriku berjilbab, beda empat tahun, pegawai negeri dan aku berwiraswasta dan anakku semuanya 5 keguguran satu jadi tinggal 4,dua pasang laki dan perempuan.
Barangkali ada satu yang agak mengganjal, istriku kini keluar dari pegawai negeri, karena beliau mengajar di Univeritas Negri Malang sedang aku di Jakarta. Waktu 8 tahun telah memisahkan kami, dan kini kami tidak mau berpisah lagi. Maka salah satu cara yang kami anggap baik adalah keluar dari pegawai negeri.
Kini kami sedang membangun mimpi lagi bersama keluarga:
1. Menjadi penulis buku. Karena kami ingin meninggalkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat banyak.
2. memiliki bisnis dengang omzet 100 Milyar
3. Menjadi inspirator bisnis muslim.
4. mendirikan pesantren atau sekolah yang akan menjadi amal Jariah kami sekeluarga.
Semoga Allah mendengar dan mengabulkan impian kami ini, dan bisa terwujud sebelum kami dipanggilNya.Amin
Dari pengalaman ini, barangkali dapat diambil hikmahnya, agar hidup lebih berarti dan berdayaguna maka impikan dan rencanakan, hidup anda, istri anda, anak anda, keuangan anda, dan sumber penghasilan anda.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini melewati dua kali penciptaan. Pertama penciptaan di alam pikiran kita dan yang kedua di alam nyata.Kita ingin membangun rumah tentu paling tidak kita sudah mempunyai gambaran rumah seperti apa yang akan kita bangun.
Posted by Unknown at 13.41 3 comments
Labels: anak, bisnis, bisnis muslim, jilbab, kaya, mimpi, pegawai, penulis buku, pesantren, sekolah, universitas malang