Omzet pagi seorang pengusaha adalah segala. Karena dengan ketiadaan omzet berarti tiada uang yang masuk. Pada kondisi krisis seperti sekarang ini, meningkatkan omzet menjadi suatu hal yang sulit. Boro-boro meningkatkan omzet bertahan dengan omzet seperti tahun lalu saja rasanya mustahil. Bahkan teman saya ada yang omsetnya turun hingga tinggal 30 %. Wah gawat kan?
Perusahaan saya Alhamdulillah, jika tidak bisa lebih baik dari tahun lalu barangkali turun hanya 10 %. Namun jika melihat omzet bulan ini bisa jadi lebih baik dari tahun lalu.
Ada satu cara yang sederhana dan praktis tanpa biaya untuk meningkatkan omset perusahaan anda hingga 100 %. Cara tersebut sebenarnya tidak baru. Bahkan sudah diterapkan oleh perusahaan waralaba ayam goreng dari negeri seberang.
Barangkali anda ingat ketika memesan ayam goreng dan nasi, anda ditawari dengan berbagai macam menu yang lain, seperti sop, ice cream dan minuman. Bahkan mereka juga menjual CD lagu yang juga berisi iklan mereka sendiri.
Anda pernah mencobanya?. Ya cara ini sangat praktis dilakukan dan hampir dapat diterapkan di berbagai bidang usaha. Toko perlengkapan banyi umpamanya, ketika seorang ibu masuk ke toko anda. Kemudian ibu yang sedang mengandung itu menanyakan popok bayi. Jika anda membiarkan ibu tadi hanya membeli popok, maka omset anda hanya sebesar nilai popok tersebut. Namun coba bayangkan jika anda menyodorkan list barang-barang yang dibutuhkan untuk menyambut kedatangan sang bayi, dan disertai dengan brosur yang menarik. Tentu ada kemungkinan ibu tersebut membeli barang-barang lain yang nilainya jauh lebih besar dari nilai popok tersebut.
Contoh yang lain umpamanya bengkel mobil. Ketika customer datang dan menceritakan keluhanya, maka anda segera melihat dan mengecek seluruh part-part seperti lampu, weeper, kapan terkhir ganti oli,ganti saringan oli, udara dan sebagainya.
Bahkan cara ini dapat dilakukan di perusahaan saya yang bergerak dibidang supplier ke industri. Ketika orang membeli heater umpamanya, maka akan kami tawarkan alat untuk sensor panas dan part yang lain yang ada kaitanya dengan heater.
Memang cara ini tidak selalu berhasil namun, jika tingkat keberhasilannya umpamanya 50% saja maka berapa besar kenaikan omzet yang akan anda nikmati? Dan kabar baiknya anda tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan sedikitpun.
Selamat mencoba
See you in the top
Satu langkah sederhana untuk Meningkatkan Omset hingga 100 %
Posted by Unknown at 07.17 3 comments
Labels: ayam goreng, bisnis, heater, menaikkan omzet, omzet, pemasaran, penjualan, profit, sales, sensor panas, target, waralaba
Sang Rektor si Penggembala Sapi
Saya sangat kagum dengan teman saya yang satu ini. Namanya Zainul Arifin. Beliau teman kuliah saya di FMIPA Unair. Ada satu hal yang saya ingat, ketika masih kuliah bersamanya, yaitu lomba mencari pacar. Karena saya dan dia termasuk orang yang tidak mau berpacaran. Alasannya bukan karena takut mengganggu belajar, tetapi takut menganggu anggaran belanja. Karena kami berdua sama-sama berasal dari keluarga miskin. Akhirnya lomba tersebut saya yang memenangkannya.
Lebaran kemarin saya menyempatkan berkunjung ke rumah beliau. Wah ternyata luar biasa. Ada perbedaan yang begitu menyolok. Dulu ketika masih kuliah beliau ini terlihat kurang serius sekolah, prestasi pas-pasan. Namun kini tanpa diduga beliau sudah bergelar Doktor dan menjadi Rektor dari sebuah perguruan tinggi di Jombang, yang beliau dirikan bersama teman-teman.
Bukan itu saja, ternyata diam-diam beliau juga berwirausaha penggemukan sapi dan menanam pohon sengon.
Sebagai orang yang tertarik mempelajari kesuksesan seseorang dan gemar mencari peluang, ternyata bisnis penggemukan sapi cukup menguntungkan. Beliau menawari saya untuk ikut bisnis bersamanya.
Dari hitung-hitungan diperoleh keuntungan bersih 4% per bulan dari modal yang ditanam. Untuk memiliki seekor sapi perlu modal kira-kira Rp. 10.000.000,- karena sapi yang digemukkan bervarietas unggul.
Keuntungan bisa diperoleh tiap 3 bulan sekali per ekor sapi. Dengan demikian jika kita mempunyai 3 ekor sapi tiap bulan bisa mengambil keuntungan kurang lebih Rp. 1.200.000,- tanpa kita bekerja sama sekali. Berarti lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan bunga bank yang hanya 6 % pertahun.
Semoga bermanfaat.
See you in the top
Posted by Unknown at 06.00 8 comments
Labels: FMIPA Unair, Jombang, keuntungan, lebaran, pacar, penggemukan sapi, rektor, sengon., Stikes, usaha sapi, Zainul arifin
Kisah Toko Grosir dengan modal awal hanya Rp. 500.000,-
Beberapa minggu yang lalu saya silaturahmi ke rumah teman menunauikan ibadah haji. Wah ternyata ada perubahan yang sangat signifikan pada usaha yang selama ini beliau jalankan.
Haji Hambali, begitulah nama beliau orangnya pendiam, namun dari pendiamnya tersebut ternyata menyimpan potensi wirausaha yang luar biasa. Bagaimana tidak hanya dalam kurun waktu 5 tahun usaha toko grosir, yang dijalankan dari modal hanya Rp. 500.000,- itu kini asetnya sudah lebih dari Rp 350 juta. Ditambah lagi beliau dan istri sudah menunaikan haji.
Diawal perjalanan usaha beliau sempat terhenti, karena usaha beliau menawarkan barang ke toko kelontong disekitar rumahnya gagal. Dalam kondisi semangat sedang menurun Allah mengirimkan pertolongan, ada salah satu tetangganya berniat kolakan ketempat beliau. Karena modal yang cekak tersebut maka, agar dapat bersaing dengan toko grosir yang ada dipasar yang tidak jauh dari rumahnya, belaau berani tidak mengambil untung. Jadi praktis kerja bakti.
Transaksi pertama tersebut cukup memberi semangat dan inspirasi., Akhirnya berkat keuletan dan keramahan beliau dalam menawarkan dagangannya dan melayani pelanggan, satu persatu pelanggan mulai didapatkan. Beliau membawa dan menawarkan dagangannya menggunakan motor. Cara ini untuk mensiasati agar pelanggan tidak tahu bahwa beliau hanya bermodal cekak.
Kemudian dengan konsep, hidup sederhana dan menahan segala keinginan, keuntungan yang diperoleh digunakan untuk menambah modal. Maka tidak heran dalam waktu relative singkat , 5 tahun modal yang hanya Rp. 500.000,- bisa menjadi Rp. 350 juta lebih.
Kesederhanaan beliau tercermin dari ketika beliau naik haji, saya perhatikan beliau tidak membeli barang yang mahal-mahal. Bahkan saya sering memergoki belaui dan istri cukup makan mie instant saja yang dibawah dari tanah air.
Yang lebih menarik lagi. Walau kini beliau terbilang sudah cukup sukses namun beliau belum mau menikmati hasilnya untuk membeli mobil, yang sudah menjadi” ikon” agar terlihat kaya.
Ya saya yakin, tanpa disadari beliau telah menerapkan prinsip “ingin menjadi kaya bukan kelihatan kaya”.
Dari kisah singkat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ;
1. Untuk berbisnis tidak mesti memerlukan modal besar, walaupun nampaknya usaha tersebut diharuskan memerlukan modal besar asal anda mau dan tahu caranya.
2. Agar bisnis cepat berkembang anda harus berani hidup sederhana dan menunda menikmati hasil usaha anda.
3. Kemauan mengalahkan segalanya baik itu kemampuan maupun pengetahuan. Betapa banyak orang yang mampu dan mengetahui cara melakukannya namun mereka tidak mau bertindak
Demikian, semoga bermanfaat.
See you in the top
Posted by Unknown at 08.12 1270 comments
Labels: berkembang, bersaing, cekak, grosir, hambali, kaya, kemauan, kisah, modal kecil, toko grosir, usaha sapi
Seperti Apa Anda Mengukir Sejarah?
Ditulis oleh: Anne Ahira
"The difference between a successful
person and others is in a lack of will"
~ Vince Lombardi, Football Coach
Mualib, kebanyakan manusia cukup puas
hanya dengan...
Lahir - Hidup - dan lalu meninggal.
Hingga akhirnya yang tertinggal hanya
tiga baris di batu nisannya :
Si X, lahir tanggal sekian, dan meninggal
tanggal sekian!
Inginkah Mualib menjalani hidup apa
adanya seperti itu?
Seperti apa Mualib mengukir sejarah?
Ada 3 hal yang bisa membedakan Mualib
dengan kebanyakan orang dalam mengukir
sejarah, yaitu...
Kemauan, Keilmuan dan Kesempatan.
1. Kemauan
Kemauan menjadi kata kunci yang paling
penting dalam menentukan sejarah hidup
Mualib.
Mualib mau menjadi apa? Seperti apa? dan
di mana? Tentunya hanya Mualib yang
paling mengetahuinya!
Cobalah catat semuanya. Baik itu
melalui memori, diary, atau melalui
selembar kertas sekali pun! Mualib pasti
punya kemauan!
Jangan pernah katakan Mualib tidak punya
kemauan. Hidup itu terlalu pendek untuk
disia-siakan.
2. Keilmuan
Percaya, segala sesuatu itu pasti ada
ilmunya! Jika Mualib punya kemauan dan
memiliki ilmunya, maka segala usaha
akan tercapai dengan lebih baik.
Itu sebabnya Mualib harus mau belajar
dan belajar. Mualib bisa belajar dimana
saja, kapan saja, dan dengan siapa
saja.
Ingat, tidak pernah ada kata terlambat
untuk belajar, mengenal, memahami, dan
mengamalkan sesuatu hal yang bermanfaat
bagi kehidupan Mualib, begitu juga bagi
orang lain.
Dan satu lagi....
3. Kesempatan
Jika kemauan ada, keilmuan ada, maka
tinggal kesempatanlah yang memutuskan
apakah Mualib bisa mengukir sejarah
dengan baik atau tidak.
Kesempatan ini bisa datang dari mana
saja, tergantung kecekatan Mualib dalam
memanfaatkan setiap peluang yang ada.
Kita tahu, seringkali kesempatan itu
hadir, tapi kita tidak mampu
memanfaatkannya dengan benar, karena
keilmuannya kurang, meski keinginan
kita itu sebenarnya sudah besar.
Jika ini terjadi, tidak jarang orang
menyesal dan kadang menjadi berfikir
bahwa nasib selalu tidak berpihak
padanya.
Sebenarnya tidak demikian Mualib! Dia
hanya tidak tahu bagaimana cara
menyatukan 3K! Yaitu...
Kemauan, Keilmuan dan Kesempatan!
Nah, sekarang Mualib tahu, apa yang
harus dilakukan untuk bisa mengukir
sejarah dengan baik dalam hidup Mualib!
Padukan antara kemauan, keilmuan dan
kesempatan. Jika kemauan sudah ada,
keilmuan sudah ada, maka kesempatan itu
sebenarnya bisa dicari dan diupayakan!
Dan percaya... ketika ketiga unsur ini
berpadu dalam hidup Mualib, maka sejarah
kebesaran tentang Mualib telah dimulai. :-)
Selamat mencoba!
Posted by Unknown at 17.02 7 comments
6 Kebiasaan orang kaya yang tidak dimiliki oleh orang miskin
Secara alami apa yang terjadi didunia ini mengikuti hukum alam, yaitu sebab akibat. Kecuali jika ada penetrasi dari luar maka hukum tersebut tidak berlaku. Namun anda harus secara terus menerus memberikan pengaruh dari luar tersebut tanpa henti. Begitu pengaruh dari luar dihilangkan, maka akan kembali mengikuti hukum alam.
Begitu pula manusia juga tunduk terhadap hukum alam. Maka apa yang kita tabur, itulah yang akan kita petik. Apa yang kita lakukan itulah yang akan diterima.
Dengan mengikuti hukum tersebut, kita dapat mempelajari , kenapa seseorang menjadi kaya, sementara yang lain miskin. Setelah diamati ternyata ada perbedaan perilaku atau kebiasaan yang menyolok antara orang kaya dan orang miskin. Dan kebiasaan-kebiasaan itulah yang menyebabkan seseoarng menjadi kaya. Dengan demikan jika anda melakukan kebiasaan-kebiasan tersebut maka anda berada pada jalur yang benar menuju keberlimpahan harta.
Setidaknya ada 6 kebiasaan yang dilakukan oleh orang kaya yang tidak dilakukan oleh orang miskin, yaitu
1. Menunda kenikmatan,
Orang kaya mampu menunda menikmati apa yang mereka peroleh untuk mendapatkan yang lebih besar. Kita sering mendengar bagaimana perjuagan orang non pribumi sehingga mereka mampu menguasai perekonomian kita. Ketika mereka masih dibawah mereka cukup makan bubur seadanya walaupun sebenarnya mereka mampu untuk makan yang lebih mewah. Mereka juga rela hidup dirumah yang sempit, meskipun mereka mampu tinggal dirumah yang lebih besar. Ini semua mereka lakukan karena mereka ingin membangun atau mengembangkan pendapatan yang lebih besar lagi. Mereka ingin menjadi kaya bukan kelihatan kaya.Nanti pada saatnya, baru mereka menikmati apa yang diusahakan selama ini.
Kebiasaan ini berbeda dengan orang pribumi yang kebanyakan miskin. Orang pribumi jika memperoleh penghasilan, bingung ingin segera membelanjakannya. Membeli baju baru, membeli TV yang lebih besar, membeli kendaraan dan lain sebagainya yang sifatnya konsumtip.
Ini semua mereka lakukan karena mereka ingin segera menikmati apa yang diusahakannya. Atau mereka ingin segera dipandang sebagai orang yang berhasil atau kaya. Namun pada akhirnya kehidupan mereka bukannya terus membaik tetapi sebaliknya justru malah menurun atau mandek. Karena mereka tidak berusaha membangun atau mengembangkan pendapatan dari hasil yang mereka peroleh. Tetapi hasil yang diperoleh habis untuk belanja barang konsumtip untuk memenuhi keiinginannya biar kelihatan kaya.
2. Kerja keras
Orang kaya sanggup dan mampu bekerja keras, karena mereka paham akan hukum alam. Siapa yang menabur akan menuai. Siapa yang menabur banyak akan menuai banyak. Dengan demikian siapa yang kerja keras akan mendapatkan hasil yang banyak.
Sementara orang miskin berpikir sebaliknya. Mereka inginnya kerja sedikit tetapi menedapatkan hasil yang besar. Mereka tidak mau diserahi tanggung jawab yang besar, tetapi mereka ingin gajinya terus naik. Meskipun mereka kerja banting tulang memeras keringat, karena mereka kerja kasar, seperti buruh bangunan atau buruh pabrik, mereka bukan kerja keras, namun sebenarnya mereka adalah pemalas. Mereka malas berpikir, malas mengembangkan kariernya dan malas menerima tanggungjawab yang lebih besar. Akhirnya mereka menerima kariernya mandek. Jika ada orang mempertanyakan tentang sikapnya itu mereka menyalahkan pihak lain.
3. Hemat
Orang kaya itu hemat, sementara orang miskin itu boros. Kelihatanya pernyataan kurang tepat. Namun begitulah kebenarannya. Orang dikatakn boros apabila sebagain besar atau seluruh penghasilannya habis dibelanjakan. Jika seseorang mempunyai penghasilan Rp. 1000.000,;perbulan dan semuanya habis dibelanjakan maka dia itu dikatakan boros. Sebaliknya jika seseorang mempunyai penghasilan 10 milyar perbulan lalu mereka membeli BMW seharga 1,5 Milyar, dia tidak dikatakan boros. Walaupun yang dibelanjakan nilainya besar namun pendapatannya jauh lebih besar.
Orang kaya dalam membelanjakan uangnya, selalu dikaitkan dengan segi manfaat dan keuntungan. Semantara orang miskin mementingkan gengsi.
4. Tidak mudah merasa puas.
Ada perbedaan antara merasa puas dan bersyukur. Merasa puas terkesan akan mandek dan tidak mau berusaha lagi. Sementara bersyukur, terkesan menerima hasil yang diperoleh dengan senang hati, namun tetap berusaha , bekerja dan berjuang untuk mendapatkan hasil yang lebih besar lagi.
Kadang pemahaman kita salah, orang kaya itu rakus dan serakah dan orang miskin itu menerima dan mengalah. Apa benar demikian?
5. Menghargai uang sekecil apapun.
Sepintas kebiasaan yang kelima ini sama dengan hemat atau kebiasaan ketiga. Tetapi sebenarnya berbeda. Perbedaannya adalah hemat berkaitan dengan pengeluaran uang sedangkan menghargai uang sekecil apapun, berkaiatan dengan pendapatan.
Orang miskin perpendapat buat apa uang satu rupiah atau dua rupiah, bikin capek saja. Namun orang kaya berpendapat, jika uang seperak dikalikan 1 juta maka akan jadi besar. Atau uang Rp 9999 tidak dikatakan Rp 10.000, walau kurang 1 rupiah saja.
6. Tidak malu, kerja apapun akan dikerjakan tidak pilih-pilih
Orang kaya tidak mengenal malu mengerjakan sesuatu jika itu baik, halal dan mengahasilkan. Namun orang miskin, pilih-pilh dan mengutamakan gengsi. Karena itu kebanyakan orang miskin itu bekerja. Mereka pikir bekerja itu lebih terhormat apalagi jika memiliki jabatan. Saya mempunyai teman seorang mantan direktur suatu perusahaan. Karena perusahaannya bangkrut maka terkena PHK. Karena usianya sudah cukup berumur maka dia mengalami kesulitan mencari kerja ditempat lain. Akhirnya memutuskan untuk usaha sendiri. Walaupun usahanya cukup lumayan, tetapi dia tidak merasa puas, apalagi jika ditanya anaknya. “ Bapak ini kerja apa sih dan jabatanya apasih. Kok dirumah terus.” Hatinya terasa teriris-iris.
Apakah 6 kebiasaan ini sudah anda lakukan?, Selamat anda berada dijalur yang benar menuju hidup berkelimpahan. Jika 6 kebiasaan tersebut belum menjadi kebiasaan anda maka segera biasakan sebelum terlambat. Percayalah anda akan menjadi orang yang kaya. Saya pribadi sudah mempraktekannya. Dan kehidupan saya alhamdulillah penuh dengan keberkahan
Demikan semoga bermanfaat.
See you in the top
Posted by Unknown at 10.07 1 comments
Labels: dia menuai, harta, hemat, hukum alam, kaya, keberlimpahan, kebiasaan, malu, miskin, penetrasi, petik, puas, siapa menabur
Sukses Karier dan kaya Melalui Silaturrahmi.
Pada tulisan terdahulu, saya telah membahas tentang pentingnya peranan teman dalam kesuksesan hidup . Bahkan ada tema yang bersipat profokatip “ anda tidak akan lebih kaya dari teman anda” Dari pembahasan tersebut anda dapat mengetahui betapa besar pengaruh teman dalam kesuksesan anda.
Perteman yang baik dapat kita jalin melalui silaturahmi atau hubungan yang terus berkesinambungan. Pertemanan yang semacam inilah yang akan dapat mempengaruhi masa depan anda. Karena itu jika anda salah memilih teman maka masa depan anda akan menjadi pertaruhan.
Orang merokok karena pengaruh teman. Orang kena narkoba juga karena pertemenan.Sebaliknya orang bisa mempunyai kerier dan usaha yang sukses juga disebabkan oleh pertemanan. Karena itu berhati-hatilah dalam menentukan teman anda utamanya teman karib.
Namun teman yang jarang kita temui juga sangat berpengaruh pada kehidupan kita, jika kita mau mengambil manfaat dari sebuah pertemuan. Misalnya anda bertemu dengan teman lama yang sudah 10 tahun tidak pernah bertemu. Pertemuan ini jika anda dapat mengambil manfaatnya akan berdampak sangat besar. Misalnya teman kuliah anda 10 tahun lalu ternyata sekarang menjadi Bupati. Padahal sang teman ketika kuliah prestasinya biasa saja . Lalu timbul pertanyaan dalam hati anda, dan menanyakan pada sang teman bagaimana ceritanya bisa menjadi Bupati. Jawaban dari sang teman menjadi inspirasi untuk mengubah kehidupan anda. Anda mungkin tidak menjadi Bupati seperti teman anda namun kesuksesan anda meningkat pesan setelah pertemuan.
Maka benarlah akan perkataan nabi Muhammad “ Siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah jalin silaturrahmi.’
Kata silaturahmi disini bukan mengakrab- akrabkan teman karib, namun menjalin hubungan atau pertemanan yang telah putus atau menjalin teman baru, agar lebih akrab.
Selain manfaat tersebut diatas, silaturahmi juga akan membuat hidup lebih mudah dan indah. Misalnya jika anda tinggal di Jakarta namun karena sesuatu hal anda harus pergi ke Surabaya, semetara uang tidak punya sama sekali. Karena anda banyak teman, mungkin anda bisa pinjam uang kepada mereka, atau anda punya teman sopir truk sehingga anda bisa numpang dengan gratis. Kemudian sesampainya di Surabaya anda bisa numpang tidur dan makan di rumah teman anda yang disana. Wah enakkan?
Namun sayang kebanyakan orang salah menyikapinya, ketika ketemu teman yang lebih sukses bukan mengambil pelajaran baik, tetapi sebaliknya menjadi iri atau tidak berkesan sama sekali. Biasa saja seperti tidak pernah ketemu. Atau mengatakan “Itu sudah menjadi takdir dia dan takdir saya hanya seperti ini.” Sikap seperti ini akan mengahalangi mereka mengambil manfaat dari silaturahmi yang terjadi. Sehingga silaturahmi yang dijalin tidak membawa manfaat baginya.
Bahkan yang sering terjadi jika seseorang datang ke rumah temannya yang sukses ada dua hal yang mereka lakukan, mencari pinjaman atau mencari pekerjaan. Jarang sekali mereka menanyakan, bagaimana anda bisa seperti ini?.
Untuk lebih mempertegas pengaruh silaturahmi pada kesuksesan karier dan kekayaan, saya ingin berbagi pengalaman. Dulu ketika saya bekerja, saya menikmati betul pekerjaan saya. Saya juga merasakan gaji saya lebih dari cukup dan tidak kalah dengan yang lain. Itu menurut anggapan saya.
Suatu ketika saya mendapat alamat kakak kelas kuliah saya, lalu saya mengunjungi rumah beliau. Oh ternyata beliau lebih sukses dari saya. Beliau sudah menjadi manager. Sepulang dari rumah teman tersebut perasaan saya menjadi gelisah. “ Beliau sudah menjadi manajer dan saya belum. Saya tidak boleh kalah. Saya harus jadi manager.” Kata saya dalam hati. Sejak itu saya berusaha menambah pengetahuan managerial dan mengerjakan apa saja yang dapat dan boleh saya lakukan walaupun itu bukan wewenang saya. Alhamdulillah dalam kurun kurang dari 1,5 tahun dari pertemuan dengan teman tersebut saya menyusul menjadi manager.
Setelah menjadi manager produksi selama dua tahun, saya mulai memikirkan karier saya selanjutnya. Saya bekerja diperusahaan kecil, diatas jabatan manager langsung direktur dan sekaligus merangkap sebagai pemilik. Jika saya bertahan di manager produksi maka karier dan pendapatan saya akan mentok. Kalau toh betambah paling-paling hanya pertambahan yang disebabkan masa kerja. Saya tidak mau hanya mendapatkan pertambahan gaji berdasarkan masa kerja. Kemudian saya melirik ada lahan lain yang bisa mendapatkan penghasilan besar, yaitu menjadi sales. Karena di bagian sales pendapatan ditentukan oleh komisi. Jika berhasil menjual banyak maka penghasilannya besar. Namun sebaliknya jika penjualannya rendah maka pendapatannyapun juga kecil.
Akhirnya kesempatan ini saya ambil walaupun gaji yang diberikan kecil dan harus menanggalkan jabatan manager produksi. Alhamdulillah, saya dapat menjadi sales yang berhasil dan mempunyai penghasilan 2 sampai 3 kali penghasilan ketika menjadi manager produksi. Keberhasilan ini memerlukan waktu 3 tahun. Setelah 4 tahun jadi sales, saya dipromosikan menjadi sales manager.
Jabatan sales manager menina bubukkan saya, karena selain penghasilan besar, saya mempunyai waktu luang yang banyak. Hingga akhirnya saya bertemu dengan kakak kelas teman kuliah yang lain yang telah menjadi direktur. “Wih. Direktur . Keren. Aku juga harus menjadi direktur. Malu rasanya jika kalah dengan beliau itu.” Tekadku dalam hati.
Namun bagaimana bisa jadi direktur sementara atasan saya langsung direktur dan sekaligus pemilik perusahaan. “ Satu-satu cara agar jadi direktur adalah mendirikan perusahaan sendiri atau pindah ke perusahaan lain. Namun cara yang terkhir rasanya sulit.” Kataku suatu ketika. Lantas bagaimana caranya mendirikan perusahaan sendiri. Jika bangkrut gimana? Saya sudah berkeluarga, punya anak dan istri. Sementara pengasilan saya sudah lebih dari cukup. Kenapa neko-neko? Apalah artinya jabatan direktur dibandingkan keamanan dan keselamatan keluarga? Pikiran –pikiran semacam ini menakut-nakti saya.
Namun keinginan untuk menjadi direktur terus mengiang-ngiang. Akhirnya saya ikut pelatihan wirausaha yang dimiliki oleh pak Purdi Chandra pemilik Primagama. Tetapi pelatihan itu belum bisa melenyapkan keraguan atas keberhasilan jika mendirikan usaha sendiri dan rasa sungkan untuk pamitan ke Bos saya. Karena kami sudah sebegitu akrabnya.
Untuk menembah keyakinan dan niat berwirausaha, saya membeli rumah yang jauh dari tempat kerja( memakan waktu 3 – 4 jam perjalanan pergi dan pulang kerja) dan meminta dukungan kepada teman dan customer bahwa saya akan mendirikan usaha sendiri. Hingga suatu ketika Bos saya bertanya kepada saya tentang kebenaran isu saya mau keluar. La untung akhirnya saya membenarkan isu tersebut dan mengajukan pengunduran diri sekaligus.
Kini sudah 5 tahun saya berwira usaha. Alhamdulillah, usaha kami berkembang dengan baik dan sudah menghasilkan cukup besar. Penghasilan 5 tahun usaha sendiri ternyata lebih besar hasilnya dibandingkan bekerja ditempat orang lain selama14 tahun. Dan yang lebih menyenagkan lagi jabatan direktur saya dapat saya wariskan kepada anak saya. Sementara jika jabatan direktur dari karier kerja setelah pensiun akan hilang dan tidak bisa diwariskan.
Demikian semoga bermanfaat.
See you in the top
Posted by Unknown at 10.32 3 comments
Labels: gaji, karib, kebiasaan, madiun, modal kecil, pendapatan, pengaruh, sikap, takdir, tda cikarang, teman