Suatu ketika saya bertemu dengan salah satu customer saya. Setelah berbicara beberapa hal tentang pekerjaan, lalu customer meminta waktu saya untuk berbicara mengenai bisnis.
“ Pak, kenapa ya bisnis saya seakan berada ditempat saja?”, Tanya customer.
“memangnya bisnis bapak apa?” saya balik bertanya.
“Laundry, pak”
“Maaf, impian bapak apa?”
“ saya ingin naik haji di usia 35 tahun.”
“sekarang usia anda berapa?”
“32 tahun”
“wow tinggal tiga tahun lagi dong. Jika anda menggunakan regular niat haji di usia 35 th tidak akan kesampaian, karena jika daftar sekarang anda baru bisa berangkat 4 atau bahkan 7 tahun lagi”.
“ lalu apa yang harus saya lakukan, agar cita-cita saya dapat tercapai?.” “Disinilah perlunya berpikir kedepan dan matang ketika memilih suatu bisnis. Kita jangan hanya berpikir apa yang bisa dilakukan dan bermodal kecil saja. namun yang lebih penting dapatkah usaha ini digunakan sebagai kendaraan untuk menggapai cita-cita?. Jika dapat berapa lama waktu yang dibutuhkan dan pengorbanan apa yang mesti dilakukan?. Apakah bisnis laundry anda dapat mengantarkan anda pergi haji plus dengan waktu 3 tahun lagi?” “kira-kira apa yang bisa saya lakukan?”. “mungkin anda harus segera membangun laundry anda agar omzetnya besar. Anda dapat melkukan dua hal, membesarkan yang tempat yang telah ada atau membuat cabang baru.” Ketika sedang asyik-asyiknya berdiskusi, ada beberpa teman customer dan yang saya kenal datang untuk nimbrung. Akhirnya pembicaraan tidak focus lagi.
Pembaca, menurut hemat saya, disinilah kebanyakn masalah para pengusaha pemula sulit untuk berkembang. Bahkan untuk bertahan hidup. Terkadang mereka berpikir sangat simple, buat usaha kecil-kecilan tanpa berpikir seberapa besar nanti dikemudian hari atau apakah usaha ini dapat mengantarkan menggapai cita-citanya atau tidak. Mereka bermimpi dengan cara itu mereka sudah menjadi pengusaha dan berlagak sebagai seorang owner perusahaan atau investor. Namun setelah beberapa bulan apa yang terjadi, usahanya tidak jalan dan akhirnya tutup.
Memulai dari kecil dan apa adanya memang tidak salah. Yang salah adalah ketika ketidak jelasan anda mau kemana. Yang salah adalah ketika anda menuju pada sesuatu yang kecil. Karena target yang kecil itu tidak menantang. Target yang kecil itu tidak akan mempu memaksa diri anda mengeluarkan kemapuan anda yang besar.
Dan yang lebih mengherankan lagi, ada sebagian teman dari kita yang sudah bertahun-tahun tetap menjadi ampibi. Ketika ditanya, kapan focus menjadi pengusaha, jawabnya tidak tahu. Mungkin mereka berpikir, menjadi ampibi adalah cara cerdas, karena resiko akan dapat diminimalisir. Namun mereka tidak sadar bahwa ampibi ini menjanjikan rasa aman yang pada gilirannya membuat pertumbuhan, baik karier maupun usaha menjadi berhenti. Maka saran saya, jangan lama-lama anda menjadi ampibi, jika anda berniat menjadi pengusaha sukses, sgera perbesar usaha anda dan jika penghasilannya sudah menyamai gaji anda, segera keluar dari pekerjaan anda kemudian focus mengembangkan usaha anda menjadi perusahaan yang besar dan kuat.
Namun jika anda mencintai pekerjaan anda dan perusahaan tempat anda berkerja. Lupakan itu tentang wirausaha, berfokuslah menjadi karyawan yang baik dan cemerlang. Gapailah karier kerja anda setinnggi jabatan yang ada ditempat anda bekerja tersebut. Cara ini akan lebih baik dari pada anda menjadi amphibi yang tidak jelas kemana anda akan memilih. Karena fokus itu akan jauh lebih baih hasilnya jika dibandingkan dengan kerja setengah setengah.
Semoga bermanfaat
See you at the top