Dalam suatu perjalanan mencari sekolah boarding untuk anak saya yang pertama. Saya tertarik pada pondok pesantren Arrohman, di Sukabumi. Berdasarkan peta yang diberikan di situs, saya bersama istri dan 2 anak saya meluncur ke Sukabumi . Ketika sampai di Sukabumi dan berada di daerah dekat pesantren , saya mulai tanya pada seseorang, tentang lokasi Arrohman.
“ Dik, Tahu Pesantren Arrohman?” Tanyaku pada dua orang gadis yang berjilbab yang sedang berdiri di pinggir jalan, menunggu angkutan.
“ Ya, belokan depan pak. Yang ada pos polisinya. Bapak belok kanan. bapak terus saja nanti di sebelah kiri ada Papan Nama Arrohman”
“ terimakasih ya dik”
Saya lalu melanjutkan perjalalan, tidak berapa lama menemukan pertigaan yang ada pos polisi.” Ya, ini mungkin jalannya” bisikku dalam hati. Setelah menyusuri jalan cukup jauh, papan nama Arrohman belum juga ketemu. “Dari pada kesasar, mendingan tanya lagi saja” kata istriku.
“ Pak numpang tanya, tahu pesantren Arrohman?” tanyaku pada seorang petugas DLLAJR. “ Pesantren Arrohman?!” Ulangnya agak keras sambil menoleh ketemannya. “ gak tahu pak”. Jawabnya kemudian.
“ Lo, masak kita kesasar.” Tanyaku pada istriku. “ Iya ya, sudah hampir 3 km kita lewati belum juga ketemu. Tambah sekarang nampaknya kita masuk ke pegenungan yang tidak berpenghuni. Ayo balik saja” kata istri.
Baiklah kalau begitu, kita ke Albayan saja. Sepulang dari Albayan kami masih panasaran ingin ke pesantren Arrohman. Lalu saya melihat peta lagi dan mencoba menghubgni lewat telepon. Beberapa kali kita telepon tidak ada yang mengangkat. Akhirnya kami bertanya pada seseorang tempat desa dimana pesantren Arrohman berada. Ternyata tempat yang ditunjukkan arahnya sama dengan yang kami lalui sebelumnya. Dari belokan yang ada pos polisinya berjarak sekitar 15 km lagi. “O pantas, kita baru menempuh 3-5 sudah balik. Makanya tidak ketemu” gumamku pada diri sendiri.
Andaikan saja, saya mau sedikit lebih sabar, tahan sebentar lagi saja, kami tidak akan mondar-mandir menghabiskan waktu.
Berwirausaha dapat diibaratkan seperti perjalanan diatas. Suatu perjalanan akan mudah dicapai jika kita memiliki tujuan atau mimpi. Jika tidak ada tujuan itu namanya bukan perjalanan, tetapi gelandangan. Hehe hehe. Anda mesti menetapkan, dengan jelas dan terukur apa yang ingin anda raih. Kalau tujuan saya adalah omzet minimal Rp. 100 Milyar pertahun.
Perjalanan akan lebih mudah ditempuh jika ada peta. Namun sayang tidak ada peta bisnis dijual bebas. Anda mensti mencari dan membuat sendiri. Ketika anda membuat peta bisnis tentunya akan lebih mudah jika anda melibatkan orang yang pernah membuat peta bsinis. Memang peta bsinis mereka belum tentu sesuai dengan peta bisnis anda. Tetapi paling tidak anda akan dikenalkan rambu-rambunya, kemana anda harus berbelok jika menemui belokan, pertigaan atau perempatan.
Perjalanan akan lebih nikmat dan mudah jika anda mengajak atau ditemani oleh orang yang biasa bepergian, apalagi yang telah pergi kesana. Seperti perjalanan saya diatas. Andaikan 2 orang gadis itu kami ajak dan mau menyertai saya ke pesantren Arrohman, tentu kami tidak mengalami kesulitan untuk sampai kesana. Kami juga tidak perlu bertanya pada petugas DLLAJR yang akhirnya melemahkan semangat saya untuk meneruskan perjalanan. Oleh karena itu anda mesti mempunyai teman yang sudah mempunyai pengalaman berwirausaha. Sukur-sukur jika anda mempunyai pembimbing, yang akan memberi saran ketika anda berada dipersimpangan jalan. Perlu diingat jangan pernah anda meminta nasehat pada orang yang tidak pernah berbinis atau orang yang gagal. Orang semacam ini justru akan melemahkan semangat anda, sebagaimana petugas DLLAJR yang melemahkan semangat saya.
Jika anda ragu apakah peta bisnis anda benar atau anda merasa salah jalan. Bersabarlah dan teruslah berjalan, berusaha untuk terus maju, maju dan maju. Tahan sebentar, karena bisa jadi kesuksesan anda tinggal selangkah lagi. Dan segeralah cari bantuan, mencari solusi, saya yakin jika anda mau sedikit bersabar dan bertahan, maka kesuksesan anda Insya Allah dapat anda raih. Jangan sampai anda bernasib seperti penambang emas di Amerika.Setelah mereka menemukan kadar emas yang diperoleh makin lama menurun, maka pemilik pertambangan memutuskan untuk berhenti melakukan penggalian. Perusahaan ditutup. Semua alat-alat dijual di tukang loak.
tetapi tukang loak yang membeli alat tersebut, penasaran, lalu melanjutkan penggalian. Namun apa yang terjadi 30 cm dari jarak penggalian terakhir ditemukan kandungan emas yang luar biasa banyak. Ya hanya 30 cm saja.
Boleh jadi kesuksesan anda tinggal sebentar lagi. Karena itu jangan berhenti. Sabar dan tahan sebentar saja.Karena kebanyakan orang gagal adalah dia berhenti lebih cepat dari yang sukses. Anda tahu, berapa jarak kemenangan dari lomba pacuan kuda? Selisihnya kurang dari satu jengkal. Namun anda tahu betapa besar perbedaan penghargaannya?
Semoga bermanfaat
See you at the top
3 comments:
Assalamualaikum,,
luar biasa sekali pak tulisan² bapak,,banyak sekali nasihat² didalamnya yg sangat² menginspirasi,,Semoga bapak sekeluarga selalu dalam bimbingan Allah S.W.T,,begitupun dng bisnis dan semua usaha bapak semoga selalu dalam lindunganNYA,,Amin,,
perkenalkan pak nama sy Aji,,domisili Bogor,,
Email : lapaknet@gmail.com
FaceBook
Wa alaikum salam mas Aji, Terima kasih atas Doanya. Mudah-mudahan mas Aji juga demikan selalu mendapat bimbingan Allah SWT. amin
Posting Komentar