Pada pertemuan UMKM yang diselenggarakan ITB bekerja sama dengan Pemda Bekasi di Resto Samikuring beberapa hari yang lalu, saya bertemu dengan teman pengusaha yang sudah lama tidak pertemu. Setelah berbasa-basi sejenak, saya tidak lupa menanyakan perkembangan bisnisnya. “ Alhamdulillah berjalan dengan baik dan lancar” jawabnya.
“Lalu mengenai omzet bagaimana?” tanyaku kemudian.
“ Saat ini saya sedang tidak memfokuskan diri pada peningkatan omset, mas. Tetapi saya sedang mencari keberkahan. Menaikkan omzet itu gampang tetapi mencari keberkahan itu sangat sulit dan berat” Kata temanku yang mempunyai dua istri tersebut.
Ya, ya keberkahan, bagi seorang muslim memang harus dicari dan diperjuangkan. Keberkahan barati mempunyai daya guna yang lebih besar dibandingkan yang sebenarnya. Keberkahan umur berarti walaupun orangnya sudah meninggal namun jasa-jasa masih tetap dapat dinikmati dan dikenang terus menerus oleh orang-orang sesudahnya. Keberkahan ilmu berarti ilmu yang dimiliki tidak hanya mampu mengangkat derajat si empunya namun nampu mengangkat derajat orang-orang disekelilingnya dan sesudahnya. Keberkahan harta berarti walaupun orang melihatnya sedikit namun kemanfaatnya melebihi nilainya. Sehingga orang yang memiliki harta yang berkah hidupnya akan terasa nyaman dan damai meskipun nampak dari luar serba kekurangan dan pas-pasan. Harta akan berkah jika cara mencarinya dengan cara yang halal dan baik. Kemudian dibelanjakannya dengan cara yang baik pula.
Namun sayang di jaman sekarang ini kehalalan dalam mencari harta kurang diperhatikan. Yang penting dapat mengumpulkan harta sebanyak-banyak yang kalau bisa tidak habis sampai tujuh turunan. Sehingga mereka tidak peduli lagi apakah cara yang dilakukannya sesuai dengan norma susila dan ajaran agama. Nampaknya setan telah meniupkan keserakah dan rasa takut miskin dalam hatinya.
Mereka takut masa tuanya hidup menderita. Mereka takut keadaan anak dan istrinya terlantar sepeninggal mereka. Mereka mengira dengan memiliki harta dan tahta kebahagiaan dapat mereka raih. Sehingga apapun dilakukan untuk menghilangkan perasaan takut tersebut. Mereka mencari harta tanpa mengenal halal dan haram. Mereka mencari harta tanpa mengenal waktu, sehingga mengabaikan panggilan yang memberikan rizki. Mereka mencari perlidungan keamanan anak dan istrinya lewat asuransi. Mereka seakan lupa bahwa Tuhan yang memberi rizki akan tetap hidup dan tetap memberikan rizki kepada keluarganya meskipun mereka sudah meninggal. Bahkan ketakutan mereka itu sampai kepada pemahaman bahwa merekalah yang memberikan rizki kepada keluarga yang ditanggungnya. Jika mereka meninggal keluarganya akan berantakan.
Padahal sebagai seorang muslim, kita percaya bahwa, hidup bukan hanya di dunia saja. Namun setelah kehidupan ini ada kehidupan lain yang merupakan pertanggungjawaban dari kehidupan di dunia ini . Kita nanti akan ditanya oleh penguasa alam ini, hartamu diperoleh dari mana dan digunakan untuk apa.
Kita sebagai seorang muslim, mestinya juga mengetahui bahwa harta yang tidak halal akan mengantarkan kepada si pemakainya menuju kehidupan yang bersuasana panas yang didalamnya tidak ada ketenangan dan kedamaian. Suatu keluarga yang didalamnya bergelimang dengan harta haram, mustahil akan menjadi keluarga yang harmonis, tenang, damai dan sejahtera. Kemudian pada akhirnya mereka akan dimasukkan kedalam neraka.
Mereka mengira dengan memberikan banyak harta kepada anak dan istrinya, akan dianggap sebagai bapak atau suami yang baik dan bertanggung jawab. Padahal sebenarnya mereka itu tertipu. Membawa pulang harta yang haram, pada hakekatnya membawa bara api neraka.
Lalu apakah setelah mereka meninggal dan dihadapkan pengadilan Sang Pencipta Alam, anak dan istrinya akan membela dan mengatakan bahwa bapak atau suaminya itu adalah seseoarng yang baik dan bertanggung jawab, karena mohon ringankan siksaannya?. Tidak, namun sebaliknya mereka akan menghujat habis-habisan dan memohon kepada Allah agar siksanya dilipatgandakan. Kenapa demikian. Karena mereka menjadi penyebab anak dan istrinya masuk ke neraka. Ini semuanya gara-gara harta haram yang diberikan kepada anak dan istrinya.
Lalu apa yang anda peroleh, wahai para suami, para bapak, jika anda membawa harta haram untuk menghidupi keluarga kalian?. Kebanggaan, ketenteramaan atau keterunun yang akan hidup damai dan sejahtera. Kemudian mereka akan mengingat dan mendoakan anda?
Tidak, sekali lagi tidak. Karena mari lebih berhati-hati jangan sampai tertipu oleh gemerlapan dunia. Tidak mengapa gaji anda kecil tidak mengapa penghasilan anda kecil tidak mengapa usaha anda nampak berjalan ditempat. Itu akan lebih baik dan lebih berkah daripada usaha anda besar namun dicapai dengan cara yang tidak halal. Dan melalaikan perintah Allah.
Semoga kita diberi kekuatan oleh Allah dan senantiasa mendapat bimbingannya, sehingga kita tetap berada dijalannya. Amin
Semoga bermanfaat.
See you in the top.
0 comments:
Posting Komentar