Kemarin siang saya bersama teman, melihat tanah yang rencananya sebagai tempat pembangunan perluasan perusahaan saya dan SMPIT yang akan kami dirikan. Ketika sedang asyik-asyiknya mengamati tanah tersebut, ada orang tua yang cukup sederhana menghampiri saya. Ternyata beliau adalah pemilik rumah, yang berbatasan dengan tanah saya. Lalu kami mengobrol kesana kemari, hingga sempat menanyakan tentang kegiatan yang beliau lakukan dari remaja hingga sekarang.
Dalam percakapan tersebut, pak Tua, sebutlah namanya demikian, karena saya belum sempat menanyakan namanya, nampak lugu dan sederhana. Dari percakapan dengan beliau terlitas nada pasrah. ”ya memang nasibnya begini mau diapakan” jawab beliau ketika saya tanya kehidupannya. Lalu sambil bercanda “ memangnya bapak dari dulu tahu, bapak ditakdirkan hidup demikian?”
Yah, jika anda bertanya kepada orang yang hidupnya kurang beruntung, nada pasrah pada ketentuan Allah sangat kental. Mereka seakan mengelak bertanggung jawab terhadap nasib “kurang beruntung” lalu menyalahkan atau bersandar pada nasib.”Yah, memang takdirnya begini mau diapakan. Kita terima saja apa adanya”.
Padahal, semua manusia tidak ada yang pernah diberi tahu, bagaimana nasibnya diwaktu yang akan datang. Apakah akan menjadi orang kaya atau miskin. Sehingga seakan-akan Allah memberi kesempatan kepada manusia” Ayo silahkan kamu semua mencari rizki sebanyak-banyak di muka bumi ini.” Semua orang diberi kesempatan yang sama, waktu 24 jam, diberi bekal yang sama, dua mata,dua telinga, dua tangan, dua kaki, satu mulut dan satu otak
Lalu jika diberi kesempatan dan perlengkapan yang sama kenapa ada perbedaan hasil yang jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya? Karena masing-masing orang berbeda didalam menggunakan kesempatan dan perlengkapan yang dimilikinya. Jika kita buat analogi, bukankah jika misalnya ada 10 orang diberi Handphone yang saya mereka akan berbeda didalam memanfaatkan Handphone tersebut? Mungkin ada orang yang dominan menggunakan handponenya untuk main Game. Sebagian yang lain barangkali menggunakannya untuk facebookkan,SMS dan chating dengan temannya, bicara yang tidak ada untungnya. Ada yang menggunakan handphonenya hanya untuk keren-kerenan. Dan ada yang menggunakannya untuk kemajuan, menambah pengetahuannya dan komunikasi yang menguntungkan dirinya.Kenapa mereka dapat berbeda didalam memanfaatkan handphone yang dimilikinya? Karena mereka berbeda didalam cara pandangnya.
Begitu pula dalam kehidupan ini, masing-masing orang berbeda dalam memahami makna hidup ini. Ada saebagian orang yang tidak tahu dan tidak mau tahu kenapa mereka lahir didunia. Karena itu mereka hidup hanya sekedar hidup. Yang penting bisa bertahan hidup. Orang demikian tidak mau memanfaatkan kesempatan dan perlegnkapan yang diberikan Allah kepadanya dengan maksimal. Ada orang yang berpendapat hidup ini untuk dinikmati. Hidup hanya sekali kenapa, rugi jika tidak dinikmati. Oleh karena itu kesempatan dan perlengkapan yang diberikan Allah digunakan untuk memuaskan hawanafsunya.
Ada juga orang yang memandang hidup ini adalah perjuangan. Hidup adalah pengabdian kepada Allah. Sehingga mereka memanfaatkan kesempatan dan perlengkapan yang dimiliki dengan sebaik-baiknya demi kemaslahatan orang banyak.
Termasuk dikelompok manakah anda berada? Saya yaqin anda menginginkan kelompok yang terakhir. Karena anda adalah orang yang mengetahui kenapa anda dilahirkan di dunia ini. Namun bukankah untuk menjadi kelompok yang terakhir ini cukup sulit? Ya benar. Memang sulit jika kita tidak tahu caranya. Tetapi sangat mudah jika anda mengetahui caranya. Misalnya jika anda tidak tahu cara naik sepeda, maka anda akan berpendapat naik sepeda adalah sulit. Namun jika anda tahu caranya, anda akan mengatakan sangat mudah sekali.
Karena itu Islam sangat menganjurkan agar terus menuntut ilmu. Ilmu akan membuat apapun menjadi mudah. Jika anda mengetahui cara mencari rizki, maka mencari irzki akan menjadi mudah. Namun jika anda tidak tahu caranya, maka mencari rizki menjadi sesuatu yang sangat melelahkan.
Jadi apapun yang anda inginkan, cari tahu caranya kemudian praktikan. Jika hasilnya belum maksimal, mungkin cara anda mempraktekan ilmu yang anda tahu kurang benar. Atau barangkali ilmu anda sudah ketinggalan jaman. Karena it uterus perbarui ilmu anda hingga ajal menjemput
Semoga bermanfaat
See you at the top
0 comments:
Posting Komentar