Dulu para ahi berpendapat bahwa kesuksesan yang dapat diraih oleh seseorang sangat ditentukan oleh kecerdasan otaknya, yang sering dikenal dengan IQ. Atau kecerdasan intelektual. Namun pendapat tersebut akhir-akhir ini telah bergeser menjadi “kesuksesan seseorang sangat ditentukan oleh kecerdasan emosional atau sering disebut dengan EQ”. Padahal sejak 14 abad yang lalu islam telah mengisaratkan bahwa, orang yang cerdas yang akan membawa dirinya menjadi orang sukses dunia dan akhirat adalah bukan orang yang cerdas otaknya atau intelejensianya, tetapi orang yang selalu mengingat mati.
Orang yang selalu mengingat mati, akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap apa yang dikatakan, sikap dan perilakunya. Sehingga orang yang demikian tentu mempunyai emosi yang baik. Ucapan mereka terkontrol. Mereka tidak mau memelihara prasangka negatip, iri, dengki dan dendam. Karena sikap ini akan menghanguskan amal baiknya. Sebaliknya mereka mempunyai sikap yang santun, rendah hati, dan suka menolong atau meringankan beban orang lain. Karena mereka percaya jika mereka meringankan beban orang lain, Allah akan meringankan bebannya.
Dengan demikian, jika anda ingin menjadi orang sukses dan kaya, resepnya sangat mudah, lakukan satu hal saja satu hal, “selalu ingat mati”. Namun sayang, banyak pendapat yang menyatakan sebaliknya. Ingat mati justru akan melemahkan usaha seseorang. Ingat mati membuat orang menjadi malas bekerja dan berkarya. Buktinya sebagian besar umat islam miskin.
Salah, salah besar. Pendapat tersebut salah besar. Justru ingat mati akan membuat seseorang menjadi pekerja keras, menjadi orang yang produktip. Selalu berkarya dan berkarya. Mereka tidak akan pernah berhenti, meskipun mereka telah mencapai puncak kejayaan sekalipun. Karena mereka selalu kawatir, sudah cukupkah amal yang telah dikumpulkan sebagai bekal hidup diakhirat? Mereka yang selalu mengingat mati, meyaqini bahwa, mereka tidak akan sanggup mengumpulkan bekal yang akan bisa menjamin cukup untuk hidup di akhirat. Karena mereka di akhirat akan hidup abadi tanpa dapat mencari bekal kembali. Mereka hanya bisa hidup dengan bekal yang telah dikumpulkannya selam hidup di dunia. Oleh sebab itu mereka akan terus dan terus berkarya, menggunakan dengan sebaik-baiknya setiap waktu, tenaga, pikiran dan harta yang dimilikinya. Hanya orang yang selalu mengingat matilah yang mampu mempunyai semangat demikian.
Jika seseorang aktifitas seseorang hanya didasarkan pada keduniaan saja, mereka akan cepat mudah berhenti, baik karena putus asa karena usahanya yang telah dilakukan tidak berhasil sebagaimana yang diharapkan, atau mungkin disebabkan oleh merasa puas dengan apa yang telah diraih.
Saya mempunyai seorang teman yang sekarang sedang saya kompori untuk untuk menjadi seorang pengusaha. Sudah beberapa kali saya dorong, namun belum juga beranjak membuka usaha. Setelah beberapa kali berbicara, selain dia merasa takut gagal, dia juga perpendapat, untuk apa usaha sendiri. Toh apa yang telah diperoleh selama ini lebih dari cukup. Dia selain mendapatkan gaji yang lumayan besar, dia telah mempunyai pasif income yang cukup untuk menghadapi pension nanti. Lalu mengapa mesti repot-repot?
Saya mendorong dia untuk menjadi pengusaha itu, karena saya melihat dia memiliki potensi yang sangat besar untuk bisa sukses menjadi pengusaha. Jika dia mau usaha saya yakin hasilnya akan jauh dan jauh lebih besar dari yang sekarang ini didapat.
Namun sampai sekarang dia tetap berpendapat lebih baik begini saja, lalu sisa waktu yang ada dipakai untuk beribadah kepada Allah.
“ Mas, saya senang mendengar anda berniat menggunakan sisa waktu anda untuk beribadah. Namun anda mesti ingat bahwa, ibadah itu bukan hanya sholat, puasa, membaca alqur’an dan mengaji. Anda memang saat ini sudah berkecukupan, ekonomi anda insya Allah aman hingga anda meninggalkan dunia ini. Namun coba lihat, saudara, tetangga dan teman anda. Mereka banyak yang menganggur. Mereka banyak yang hidup kekurangan. Akankah mereka akan anda biarkan begitu saja?. Sementara anda diberi kelebihan kemampuan yang bisa anda gunakan untuk menciptakan lapangan kerja? Nanti jika anda meninggal dan ditanya Ilmumu kamu pakai untuk apa? Apa jawaban anda? Jika seandainya anda saat sekarang sudah lebih dari cukup, jika dengan berusaha anda bisa diberi kelimpahan harta, bukankah itu anda bisa sumbangkan pada orang yang lebih membutuhkan. Andaikan saja saat sekarang anda membayar zakat 20 juta pertahun. Lalu karena anda usaha anda bisa membayar zakat 100 juta pertahun, bukankah itu berarti anda akan jauh lebih bermanfaat. Harta adalah keuatan. Jika anda mempunyai banyak harta, anda dapat berbuat banyak kebaikan. Anda bisa menyantuni anak yatim, janda-janda tua. Anda dapat membangun rumah-rumah ibadah, sekolahan dan lain sebagainya. Apakah anda cukup hanya menjadi penonton ketika orang lain banyak melakukan kebaikan. Atau kenapa anda tidak mengambil peran sebagai orang kaya yang mencari hartanya dengan cara yang baik dan halal, lalu membelanjakannya dengan untuk kemaslahatan umat?”
Saemoga kita selalu diberi kesadaran oleh Allah agar senantiasa ingat mati. Sehingga kita bisa memanfaatkan waktu, tenaga,pikiran dan harta yang kita miliki untuk meraih kejayaan didunia dan akhirat. amin
Semoga bermanfaat.
See you at the top
0 comments:
Posting Komentar