Merawat konsistensi,(2)
Alhamdulillah, akhirnya pertemuan MMC1 tetap dapat diselenggarakan, walaupun banyak halangan atau rintangan yang mesti dihadapi. Halangan maupun rintangan terebut sebenarnya sangat berkaitan dengan sikap konsisten yang dimiliki oleh para anggota. Sikap inilah sebenarnya yang menjadi banyak penyebab terjadinya kegagalan. Diawalnya terlihat yoko yo o, istilah jawanya. Namun selang beberapa hari atau beberapa bulan saja, sudah berguguran bagai daun dimusim kering. Loyo lagi.
Inilah cara Allah atau hukum alam menyeleksi kehidupan yang ada dibumi ini. siapa yang kuat dialah yang bertahan. Siapa yang ulet, konsisten, tahan banting dan tangguh dialah yang akan bertahan.
Pada pertemuan MMC1, tgl. 2 April tersebut, kami dikejutkan oleh seorang teman MMC1 yang sudah full TDA, namun berencana akan kembali menjadi TDB. Rencana ini tentu mengagetkan, teman-teman yang lain. What happen with my friend?
Menjadi seorang wirausaha atau bisnismen memang tidak gampang. Jika gampang mungkin, semua orang akan berpindah ke quadran ini Jika gampang, tentu tidak akan memberikan imbalan yang berlipat. Sebagaimana sabda nabi, dalam perdagangan terdapat 9 pintu rizki, sedangkan sebagai karyawan hanya memiliki 1 pintu rizki. Karena imbalannya besar dan berlipat maka rintangannya juga berat, hanya orang tertentu sajalah yang sanggup menjalaninya.
Seperti halnya sholat subuh di Masjid, hanya orang tertentu dan konsisten saja yang sanggup menjalankan sholat subuh di Masjid. Mungkin ketika mereka tidur lebih awal, badan sehat dan tidak capek bisa sholat di Masjid. Namun bagaimana jika mereka dalam kondisi capek, lelah, dan baru pergi tidur pada jam 1 malam. Tentu ini memerlukan perjuangan yang keras. Dan hanya orang yang kuat niatnya dan konsisten sajalah yang sanggup menjalankannya. Orang yang tidak konsisten, akan memberi pemaaf kepada dirinya’ Ya, gak apa-apalah, kan saya capek, pergi tidur sudah malam. Dan Allah kan Maha tahu dan Maha pengampun. Kan dalam agama ada ruksoh. Kan dalam agama melarang memaksakan diri?”. Banyak alasan yang diungkapkannya, bak seorang ustad. Namun masalahnya bukan kebenaran alasan anda ungkapkan. Masalahnya adalah sekali anda mentoleransi melakukan pelanggaran, menerima alasan-alasan, akan terjadi peristiwa atau pelanggaran yang berulang. Makin lama daya tahan anda untuk melawan sikap tidak konsisten akan melonggar atau berkurang.
Cara saya menjaga konsistensi dalam sholat berjamaah adalah menghukum diri sendiri dengan mengeluarkan uang Rp. 100.000, jika tidak sholat berjamaah tanpa udzur syar’i, dan Rp. 200.0000,- jika meninggalkan sholat subuh berjamaah di Masjid.
Seperti yang telah saya sampaikan dipostingan sebelumnya, bahwa untuk menjaga konsitensi, diperlukan niat yang kuat dan ilmu tentang apa yang sedang kita usahakan. Jika anda berniat berwirausaha atau berbisnis, maka anda harus mempunyai niat yang kuat untuk berbisnis. Agar memiliki niat yang kuat anda harus selalu memperbarui niat dengan mengungkapan alasan-alasan kenapa anda memilih berwirausaha. Selalu cari dan temukan alasan-alasan yang masuk akal, kuat dan tidak terbantahkan. Jika anda berwirauaha ingin menjadi orang kaya, untuk apa kekayaan yang akan anda miliki? Temukan dan gali terus, alasan sampai keakar-akarnya, sehingga anda benar-benar menemukan alasan yang mampu mengatakan “ tidak ada jalan lain kecuali berwirausaha.”
Jika anda menemukan masalah ketika memulai berwirausaha, itu merupakan hal yang wajar dan memang seharusnya. Karena keberadaan masalah sebenarnya merupakan cara Allah mengangkat derajat kita. Tidak ada orang yang naik kelas tanpa melalui ujian. Karena itu belajarlah, berpikir dan bekerjalah yang keras untuk menjemput masalah-masalah. Karena masalah-masalah itu mesti kita hadapi jika anda ingin tetap tumbuh dan berkembang. Dan masalah yang bagi orang lain sulit, bagi anda tidak karena anda sudah mempelajari dan memperiapkan diri terhadap masalah tersebut.
Saya teringat akan kata-kata Mario Teguh” Jika saya dilahirkan kembali apa yang anda lakukan?” “ Saya akan segera melakukan banyak kesalahan dan menghadapi masalah. sehingga saya akan menjadi Mario Teguh yang berumur 35 th tetapi mempunyai keadaan Mario Teguh yang berumur 50 th. sekarang ini. Saya bisa menjadi seperti sekarang ini karena melakukan kesalahan ketika menghadapi masalah. Dan jika saya semakin cepat melakukan kesalahan saya kana semakin cepat sampai.
Untuk memperteguh jiwa anda ketika menghadapi masalah, bacalah kisah-kisah orang sukses. Anda jangan tertarik terhadap apa yang dia peroleh tetapi tertariklah terhadap apa yang mereka korbankan. Kisah jujungan nabi Muhammad patut untuk anda pelajari. Kisah sang proklamator pantas untuk anda baca. Sukarno mendapatkan gelar sang proklamator bukan dengan cara gratis. Taruhanya hukuman bung. Apa yang anda taruhkan, berani mengencangkan ikat pinggang berani berbisah dengan keluarga berbulan-bulan, berani belajar dan bekerja keras. Berani menjual gengsi atau berani hidup jauh dibawah kemampuan ( anda mempunyai penghasilan 10 juta tapi anda berani hidup hanya dengan 2 juta, sedangkan yang 8 juta anda tabung untuk impian anda menjadi pengusaha sukses)? Atau ah itu cara gila saya gak mau itu. Itu pilihan anda. Tapi anda harus ingat tidak ada kesuksesan tanpa perjuangan dan pengorbanan
Semoga bermanfaat
See you at the top
Merawat Konsistensi (2)
Posted by Unknown at 07.39
Labels: bisnismen, konsistensi, Mario teguh, wirausaha
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 comments:
betul, ternyata memang tidak mudah. Tapi saya belum bisa memutuskan apa bisnis yang cocok untuk saya geluti.
Yang penting lakukan dulu usaha apa saja, walaupun tidak cocok sekalipun.lalu pikirkan bagaimana mendapatkan profit. gunakan waktu dan tenaga anda. hindari penggunaan uang selama anda masih bisa menggunakan tenaga dan waktu anda. karena jika menggunakan uang anda bisa habis, namun jika menggunakan waktu anda. anda hanya capek tetapi anda mendapatkan pengalaman lain yang tidak kalah pentingnya. jika nunggu cocok saya kawatir untuk menemukan kecocockan saja, waktu anda sudah habis.
Posting Komentar