Beranikah anda berkata: Maaf sudah adzan!

Sahabutku, beranikah anda berkata “ Maaf sudah azan saya tinggal dulu ke Masjid ya, atau anda ingin ukut?” ketika anda menerima tamu bisnis atau ketika banyak pembeli mengerumuni anda?

Ah, barangkali anda akan berkata sok alim. Bukankah sholat waktunya panjang. Bukankah Allah Maha Tahu dan Maha Pengampun? Sehingga Allah akan memaklumi anda sholat terlambat, karena menerima tamu. Bukankah Islam mengajarkan kita untuk memuliakan tamu?

Dulu, ketika saya bekerja, pernah menerima tamu non muslim yang akan memberikan order puluhan juta, ketika akan sholat jum’at. ketika itu perasaanku jadi gak karuan, antara pergi ke Masjid untuk sholat jum’at atau menerima tamu. Akhirnya saya memilih meninggalkan sholat jum’at, dengan dalih “saya ada tamu, sebagai orang Islam saya harus memuliakan tamu. Disamping itu bisa diganti dengan solat dluhur” Sementara disisi hati yang lain, sayang jika order ini sampai gagal. Kebayang dalam pikiran, mendapatkan komisi yang cukup besar.


Namun apa yang terjadi sahabatku ?. memang benar saya mendapatkan order itu, namun kami tidak dapat memakan sepersenpun komisi dari hasil penjualan itu. Barangnya banyak masalah sehingga perusahaan rugi,karena itu tidak mau member komisi ke saya.

Peristiwa ini sangat terbayang jelas. Saya tidak ingin peristiwa ini terulang kembali. Ya memang benar Allah Maha tahu dan Maha Pengampun, namun itu tidak berarti kita bisa dengan seenaknya mengabaikan panggilannya. Kita ini siapa dan sadarkah anda, siapakah yang sebenarnya yang memanggil anda untuk menunaikan sholat ketika azan? Apakah sang Muazin? Ya pada kenyataannya benar. Sang Muazinlah yang memanggil anda, namun pada hakikatnya yang memanggil anda adalah Allah penguasa seluruh alam. Yang member anda rizki, yang memompa darah di tubuh anda sehingga tetap bisa mengalir. Yang menggerakkan paru-paru anda sehingga leluasa bernapas. Akankah kita mengabaikan panggilan ini, demi sesuatu yang lebih kecil, yang tidak bisa memberi manfaat dan mudlorot atas seijinya? Andai anda seorang bos disebuah perusahaan, ketika anda memanggil dijawab” maaf ya bos, nanti di dulu ya. Saya masih ada urusan dengan office boy”. Bagaimana perasaan anda?

Beranikah anda berkata”maaf, di perusahaan kami, tidak mengijinkan pemberian tip atau komisi kepada customer”, ketika anda menerima telepon customer yang akan memberikan order jutaan rupiah?

Hari gini, berbisnis tanpa memberi komisi (suap ), mana mungkin? Ya nampaknya memang demikian. Jamannya memang sudah edan, jika gak ikut edan tidak kebagian. Namun sahabatku, se untung-untungnya orang edan masih untung orang yang waras yang eling.

Harta yang banyak dan berlimpah memang menyilaukan mata dan menggetarkan hati. Namun apakah artinya harta banyak tanpa keberkahan. Mereka yang memilki banyak harta, tanpa keberkahan bisa diibaratkan meminum air laut. Banyak air laut yang telah diminum namun, tidak pernah menghilangkan rasa dahaga. Orang luar memandang hartanya berlimpah namun siempunya merasa tidak memiliki apa-apa. Justru pengeluarannya terasa terus dan terus membesar, sehingga hidup terasa sempit. Masalah datang silih berganti. Anak kena narkoba, istri selingkuh, pacar gelap mengancam ingin membuka aib dimuka umum. Kehidupan semacam inikah yang diharapkan. Maukah anda hidup bergelimang harta menurut pandangan orang lain, namun anda sendiri merasakan hidup yang sempit dan menyesakkan.

Sahabatku, jika bisa kita memang memilih harta yang berlimpah dan berkah. Namun jika tidak bisa, dengan harta yang berkah cukuplah. Karena harta berkah, nampak oleh orang lain sedikit namun bagi empunya nampak berlimpah. Harta berkah akan membawa ketenangan dan kebahagiaan hidup. Anak-anak anda akan tumbuh menjadi anak menyenangkan dipandang mata. Istri anda akan menyejukkan dan membahagian jika dipandang. Keceriaan yang tulus kegembiraan yang meneduhkan akan terukir ke segenap penghuni rumah. Rumah merupakan tempat peristirahatan yang menyenangkan. Anda mau memiliki kehidupan yang demikian?

Sungguh, petingkan panggilan Tuhanmu. Datangilah rumah-rumah Tuhanmu. Bawalah pulang harta dan makanan yang jelas kehalalanya. Jangan terpedaya oleh banyaknya, tetapi pikirkanlah akan keberkahannya. Insya Allah surga dunia akan engkau raih. Dan siapa yang telah merasakan indahnya surga dunia, kelak mereka akan berhak menempati surga yang sebenarnya.

Semoga bermanfaat
See you at the top

2 comments:

bisnis coklat se1000an mengatakan...

makasih pengingatnya pa. memang berat sekali memenuhi seruan adzan saat kita berhadapan dgn pembeli.kalo pas ga ad pembeli mungkin msh gampang, tp pas ad pembeli, apalagi banyk nd ngantri... sungguh perjuangan yg sangat berat untuk berkata spt ucapan di atas..

Aang Azhar mengatakan...

Terima kasih untuk remindernya pak, dulu cukup sering dialami ketika bekerja sebagai karyawan, karena gak enak sama boss dalam meeting, jadi sholat sering diakhir waktu :(

Posting Komentar