Pak Sopir dan Penumpang

Suatu ketika saya berbincang dengan kakak saya. “ Mas kapan anda sadar untuk mau menjalankan perintah Allah dengan baik. Tidak malas malsan seperti ini?”. Dengan tenang dia menjawab. Ya nanti jika rumahku, sudah seperti layaknya rumah orang lain.”. ketika rumahnya sudah dibangun, pertanyaan yang sama saya ajukan kembali. Jawabnya hampir sama, “ nanti kalau sudah ada perabotannya”. Pertanyaan yang sama saya ajukan pada tukang bangunan, dia menjawab “ bagaimana pak bisa sholat, badan kotor baju juga kotor, jika seperti bapak ya enak, dadan bersih, baju bersih sehingga sholat bisa tenang”.

Jawaban mereka atas pertanyaan diatas rupanya, mengikuti alur yang sama, saya akan …. Jika …… untuk mengerjakan sesuatu mereka nunggu, sesuatu yang lain, baru mereka berjalan. Mereka baru bertindak jika mereka mendapat rangsangan yang positip dari luar. Apakah anda juga menjawab dengan alur yang sama jika diajukan pertanyaan yang sama? Apakah orang semacam ini kira-kira bisa sukses? Apakah masa depan orang semacam ini akan cerah dan bahagia?Orang seperti ini ibarat mobil mogok yang akinya soak. Mobil baru berjalan jika didorong. Tentu ini sangat merepotkan, bukan? Setiap kali mau jalan harus didorong . Lantas jika gak ada yang dorong bagaimana ya?

Orang seperti diatas, disebut sebagai orang yang pasip. Orang yang inginnya selalu mendapat rangsangan dari luar baru dia mau bertindak. Orang seperti ini akan menjadi bagian dari rencana orang lain. Mereka akan selalu menjadi “korban” atau akaibat dari kehidupan.

Lawan orang pasip adalah orang aktip. Orang aktip menyadari dialah yang mengendalikan hidupnya. Maka mereka selalu bertindak dan bertindak. Hidup mereka penuh dengan inisiatip. Mereka sangat ringan tangan. Mereka tidak suka menunggu diperintah. Mereka suka mengambil peran didepan. Sehingga mereka bisa mewarnai kehidupan. Baik kehidupannya sendiri maupun kehidupan orang lain.

Orang pasip disebut sebagai type penumpang, sedangkan orang aktip sebagai type sopir. Coba anda renungkan, ketika anda bepergian, sebenarnya yang enak sopir atau penumpang. Mungkin banyak diantara kita menjawab, yang enak tentu penumpang, karena bisa santai, tiduran, ngobrol dengan yang lain, melongo atau melamun, melihat pemandangan tetapi harus membayar pak sopir.

Namun sesungguhnya jika anda renungkan dalam dalam yang enak sebenarnya pak sopir. Kenapa? Si sopir memang tidak bisa tidur dan santai. Namun si sopir akan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Si sopir akan menikmati perjalanan, pemandangan dari pada penumpang. Si sopir akan mendapatkan kegembiraan lebih banyak dan si sopir akan mendapatkan uang.

Lalu bagaimana kita bisa termasuk golongan kedua. Golongannya orang aktip, golongan sopir atau yang lebih kerennya sebagai leader? Sebenarnya sangat mudah, untuk menjadi golongan kedua. Kita hanya memerlukan kesadaran diri. Ya anda perlu menyadari bahwa hidup ini bukan sekedar permainan yang tidak ada gunanya. Anda lahir kedunia ini mengemban misi khusus. Jika anda gagal maka celakalah anda. Anda akan mendapatkan celaan, cacian dan kesengsaraan hidup yang tidak pernah anda bayangkan sebelumnya.

Namun jika anda berhasil menyelesaikan misi dengan baik , anda akan dieluelukan bagai seorang pemenang dalam olimpiade. Anda akan mendapatkah penghargaan yang jauh lebih tinggi dari segala penghargaan yang ada.

Jika kesadaran ini tumbuh dalam hati anda, merasuk dalam jiwa anda, anda akan menjadi orang baru yang penuh dengan energy positip, semangat yang membara memanfaatkan potensi yang ada, baik itu harta, tenaga dan pemikiran anda menjadi pelopor kehidupan. Anda tidak akan kehabisan tenaga. Anda akan penuh dengan inisiatip.Anda tidak akan kehabisan cara. Anda tidak akan kehabisan kesabaran. Karena bagi anda yang terpenting bertindak dan terus bertindak. Tidak peduli betapa sulit medan yang harus dilalui. Tidak peduli betapa terjal jalan yang harus didaki. Karena kehidupan ini bukan pemberian yang Cuma-Cuma. Semuanya. Mulai dari waktu, anggota tubuh, harta dan yang menjadi tanggungan kita akan dimintai pertanggungjawaban. Dan pertanggung jawaban ini sungguh sangat berat, karena anda tidak bisa mengelak atau berbohong. Akankah kita bisa santai, akan kah kita hanya berperan biasa-biasa saja. akankah kita menunggu didorong orang lain. Akahkah kita melakukan sesuatu sebisanya saja. tanpa usaha dan usaha lebih keras lagi.

Tidak. Saudaraku. Sekali lagi tidak. Kita harus melakukan tindakan yang besar. Kita harus selalu melakukan pengembangan dan pertumbuhan dari. Jika kita tidak ingin menyesal dikemudian hari.

Masalahnya sadar tidak sadar anda adalah sopir bagi diri anda, keluarga anda, anak dan istri anda. Akan anda bawa kemana gerbong diri anda dan keluarga anda tergantung anda sendiri. Sebagai sopir mestinya anda bertanggungjawab membawa ketempat yang dituju, yaitu kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

Karena itu saudaraku, sebelum kesempatan yang diberikan habis, mari kita bangun dari keterlenaan. Mari kita kembali ke misi awal keberadaan hidup didunia, yaitu menjadi Hamba Allah yang terbaik amalnya.
Semoga bermanfaat
see you at the top

2 comments:

kato-x mengatakan...

terimakasih kawan....spiriiiiiiit

Anonim mengatakan...

Terimakasih paka atas motivasinya...
Saya sangat ingin bisa seperti bapak, tapi saya masih bingung bagaimna untuk memulainya pak... Sudikah kiranya bapak membantu saya untuk lebih baik lagi dengan berkomunikasi secara langsung. Ini nomer HP saya pak 081258314961. Terimakasih pak sebelumnya...

Posting Komentar