Ketika membaca judul tulisan ini, mungkin para pembaca ada yang sedikit bingung. La kok, mengajari curang? Ya ya ya, jika kita mendengar jalan pintas menggapai sesuatu biasanya, yang terlintas dalam pikiran kita adalah cara-cara kotor, seperti menyuap, memberi uang pelicin dan lain sebagainya. Ingin dapat order, jalan pintasnya, main mata dengan bagian pembelian, atau maintenance. Ingin menjadi pegawai negeri harus membayar puluhan juta bahkan ada yang ratusan juta.
Cara-cara seperti diatas sebenarnya bukan menempuh jalan pintas. Tetapi sebaliknya menempuh jalan yang berkelok-kelok. Mestinya jalan pintas itu adalah jalan membawa kita cepat sampai ke tempat yang dituju., Jika anda bepergian, melewati jalan pintas berarti melalui jalan yang lebih dekat. Adapun jalan atau lintasan yang terdekat atau paling dekat adalah jalan lurus. Tidak ada lintasan yang terdekat kecuali jalan yang lurus. Jalan lurus ini adalah jalan Allah. Jalan yang susah dicari. Karena itu sebagi seorang muslim kita diminta berdoa minimal 17 kali dalam sehari semalam, agar ditunjuki jalan yang lurus.
Namun kebanyakan manusia, tidak sabar mencari atau melawati jalan pintas yang lurus tersebut, Karena meskipun jarak tempuhnya dekat, namun sepi jarang dilalui oleh orang. Meskipun jalanya dekat, namun banyak duri dan terjal. Sehingga mereka mengambil jalan yang berkelok-berkelok. Mungkin jalan yang berkelok-kelok tersebut mulus dan lebar sehingga dapat mengantarkan mereka lebih cepat sampai kepada apa yang dituju. Tetapi hasil yang mereka dapat tidak memberikan kebahagian bahkan kesedihan dan penyesalan yang barangkali tiada akhir.
Orang yang memperoleh kekayaan melalui jalan yang berkelok-kelok ( tidak halal), meskipun mereka nampak memliki rumah yang mewah, mobil yang wah, namun ketenteraman dan kenyamanan tidak pernah mereka miliki. Rasa inginnya terhadap kebendaan dibuka lebar-lebar oleh Allah. Mereka menyangka dengan memiliki rumah seharga 1,5 M akan membuat dirinya dan keluarganya bahagia. Namun setelah beberapa minggu saja menempati rumah tersebut rasa ketidakpuasan menyergap dirinya. Sehingga mereka berusaha untuk membeli rumah yang lebih mahal lagi. Begitu seterusnya. Seakan-akan mereka minum air laut. Seberapapun dia meminumnya tidak pernah mampu mengusir rasa hausnya.
Sebagai contoh yang kasus, Gayus, mungkin dia menganggap dengan melakukan korupsi dia bisa tidur di Rumah yang mewah, dapat mengendarai mobil yang wah, tetapi apa yang dia peroleh saat ini. nama baik tercoreng, kemudian hidup di sel tahanan. Belum lagi ketika dia berhadapan dengan hakim yang Maha tinggi dan Maha Adil, mampukah kekayaan yang nereka korupsi menghibur dirinya dari siksa yang akan menimpanya?
Sementara mereka yang menempuh jalan yang lurus, harus berhati-hati agar tidak tertusuk duri atau terpeleset sehingga masuk kedalam jurang. Sehingga bagi mereka yang kurang bersabar nampak berjalan sangat lambat dan melelahkan. Padahal jalan yang lurus itu walaupun nampak lambat tetapi memberi kepastian hasil yang memuaskan jika kita mau konsiten dan terus melangkah.
Yang lebih menyenangkan lagi sebenarnya, meskipun yang diperoleh nampak sedikit bagi orang lain, namun bagi mereka pribadi serasa telah mendapatkan seuatu yang jauh lebih besar dari yang mereka terima. Karena apa? Karena harta yang dicari dengan jalan yang lurus, akan menjadi harta yang halal dan berkah. Harta demikian akan membuat pemiliknya merasa tenteram dan nyaman dengan apa yang ada. Rupanya Allah telah menutup keinginan orang tersebut dan orang-orang yang menjadi tanggungannya. Sehingga walaupun mereka tampak dari luar tidak memiliki apa-apa, namun hati mereka nampak kaya dan berlimpah. Mereka itulah orang yang kaya senarnya.
Kemudian, setelah orang yang menumpuh jalan pintas yang lurus tersebut mendapatkan ketenteraman lahir dan batin, mereka akan mendapatkan kemudahan dari Allah SWT. Tanpa mereka sadari kekayaan dan keberlimpahan berpihak kepadanya.
Mudah-mudahan doa kita dikabulkan oleh Allah sehingga kita termasuk hambanya yang ditunjuki jalan yang lurus. Amin
Semoga bermanfaat.
See you in the top